Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong Seperempat

Penjual soto Semarang kelimpungan

Semarang, IDN Times - Azan Dzuhur berkumandang. Jam menunjukan pukul sekitar 12.30 WIB. Suryati siang itu sibuk menata aneka ragam gorengan di warungnya yang ada di tepi Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. 

Tampak di warungnya ada banyak gorengan yang masih menumpuk. Mulai bakwan, tahu goreng, tempe goreng, mendoan dan perkedel masih tertata rapi di dalam piring. 

1. Pedagang soto Semarang ikut kena imbas mahalnya kedelai

Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong SeperempatSuryati menunjukan satu lonjor tempe mentah sebelum diolah jadi tempe goreng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Biasanya gorengan yang dijajakan di warungnya ludes dibeli pelanggannya. Sebagai penjual soto Semarang, Suryati punya kebiasaan melayani orang-orang yang makan soto sambil menjajakan gorengannya. Hangat-hangat makan soto sambil nyomot gorengan memang menjadi kebiasaan orang Indonesia pada umumnya. 

Walau begitu, kebiasaan tersebut belakangan ini berubah total terutama sejak harga kedelai melambung tinggi.

"Sekarang yang beli gorengan di warung saya dikit banget. Mungkin orang-orang merasa dengan harga kedelai yang mahal, tempe dan tahu goreng yang saya jual ikutan mahal. Padahal saya masih jual tempe dan tahu Rp1.000," akunya kepada IDN Times, Senin (21/2/2022). 

Baca Juga: Pedagang Pasar Karangayu Berdesakan Beli Minyak Curah, Dijual Rp12.500

2. Omzet penjual soto terjun bebas

Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong Seperempatwisatakulinet.com

Imbas dari menurunnya jumlah pembeli, gorengan yang ia jajakan tiap hari masih utuh sampai sore. 

Efeknya penghasilan yang didapat Suryati langsung terjun bebas. Dari awalnya bisa mengantongi uang Rp600 ribu sehari, kini tinggal Rp300 ribu sehari. Sehingga pendapatannya anjlok 50 persen dari kondisi normal. 

"Kalau kondisi normal dulu, tempe goreng saya selalu laris. Saya beli tiga lonjor tempe mentah, sehari digoreng pasti habis. Tapi belakangan ini sampai sore masih utuh. Saya goreng satu lonjor aja gak laku," kata wanita berjilbab ini. 

3. Penjual soto keberatan dengan aksi mogok perajin tempe

Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong SeperempatPerajin tempe di Tenggilis, Kota Surabaya. IDN Times/Khusnul Hasana

Di tengah mahalnya harga kedelai, perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah hari ini memutuskan mogok kerja. Dengan keputusan perajin tempe tersebut, Suryati secara tegas keberatan. Musababnya, tempe dan tahu jadi bahan baku pokok bagi dirinya.

"Agak keberatan soalnya kita sehari-hari makan tempe tahu. Jualannya juga tahu tempe goreng. Kalau bahan bakunya ndak ada, mau makan apa kita," keluhnya. 

4. Tempe goreng yang dijual terpaksa dipotong seperempat

Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong SeperempatIlustrasi tempe goreng (IDN Times/Istimewa)

Agar dapurnya tetap ngepul, Suryati dibantu anak-anaknya memilih memperkecil ukuran tempe goreng. Sebelum dimasak, tempe yang dibelinya di Pasar Karangayu dipotong lebih tipis dari biasa. Ukurannya yang biasanya sebesar jari tangan dewasa, saat ini tempenya dipotong seperempat. Akhirnya ukuran tempe goreng yang ia jual menjadi lebih kecil dari biasanya. 

"Karena kedelainya mahal, otomatis harga tempe mentahnya sekarang naik Rp8.000 dari tadinya Rp6.000 per lonjor. Biar ngirit, jadinya ukuran tempe goreng yang saya jual ya diperkecil. Saya potong seperempat. Yang penting bisa dijual," ujarnya. 

5. Harga gorengan jadi Rp3.000

Siasati Kedelai Mahal, Tempe Goreng di Semarang Dipotong SeperempatWarung gorengan Barles Jalan Hasanudin Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara itu, Supri penjual gorengan Barles di Jalan Hasanudin, terpaksa menaikan dagangnya yang semula dari Rp 1.000 menjadi Rp1.500 dan jenis gorengan tertentu mencapai Rp3.000.

"Selain minyak, apa-apa juga naik, seperti gandum gula, mentega itu juga ikutan naik. Jadi kami ya harus menaikan," ucapnya.

Baca Juga: Kemendag Kucurkan 18 Ton Minyak Goreng Curah ke Pedagang Semarang

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya