Gak Ada Perayaan Imlek di Solo, Produksi Kue Keranjang Mlempem

Produksi turun sampai 50 persen

Surakarta, IDN Times - Mendekati perayaan Tahun Baru Imlek 2572, produksi kue keranjang yang notabene merupakan kuliner khas Tiongkok, ikut terdampak pandemik COVID-19. Pengaruh tersebut dirasakan para perajin kue keranjang di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah.

1. Produksi kue keranjang turun hingga 50 persen

Gak Ada Perayaan Imlek di Solo, Produksi Kue Keranjang MlempemKue Keranjang poduksi Toko Kue Mini di Sangkrah, Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Salah satu perajin kue keranjang sekaligus pemilik Toko Mini Bakery, Ratna Anggraini mengatakan produksi kue keranjang tahun 2021 menurun drastis, bila dibandingkan dengan sincia atau Tahun Baru Imlek sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya pandemik virus corona.

Ia biasanya memproduksi 1 atau 2 bulan sebelum perayaan. Namun sekarang hingga dua minggu sebelum puncak pergantian tahun, permintaam kue keranjang masih sepi.

"Tahun lalu kita bisa memproduksi 300 ton kue, tapi sekarang menurun hampir 50 persen atau 1,5 nya sejak Januari 2021 lalu," ujarnya saat ditemui IDN Times, Kamis (28/1/2021).

Ratna mengatakan beberapa perajin kue memilih untuk tidak berproduksi lantaran sepinya permintaan, juga pesanan. Pasalnya, pandemik menjadi alasan masyarakat enggan merayakan Imlek secara besar-besaran.

2. Andalkan penjualan online

Gak Ada Perayaan Imlek di Solo, Produksi Kue Keranjang MlempemKue Keranjang. IDNTimes/Larasati Rey

Generasi ketiga pembuat kue keranjang Mini Bakery asal Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo tersebut terpaksa memutar otak untuk memenuhi penghasilan. Ratna dibantu oleh kedua anaknya memanfaatkan media sosial untuk berjualan secara online. Bahkan beberapa marketplace juga dijajal agar produksi kue keranjang tetap berjalan.

"Kita gunakan penjualan online supaya tetap berproduksi, dan hasilnya kita bisa kirim-kirim ke beberapa kota bahkan sampai ke Jakarta," ungkapnya.

Dengan dibantu enam karyawan, ia mengaku saat ini tidak setiap hari memproduksi jajan tersebut. Produksi kue keranjang sendiri saat ini dibuat dua hari sekali dengan jumlah produksi sekitar 1,5 kuintal hingga 3 kuintal, menyesuaikan pesanan yang ada.

"Harga ecer satu kilogram kue keranjang buatannya sebesar Rp40 ribu. Isinya satu kilogram kue keranjang ada yang 4 buah ada yang 2 buah," jelasnya.

3. Berharap ekonomi segera pulih

Gak Ada Perayaan Imlek di Solo, Produksi Kue Keranjang MlempemProduksi Kue Keranjang di Sangkrah, Solo . IDNTimes/Larasati Rey

Ratna menambahkan jika keranjang khas produksinya ini tidak memakai bahan pengawet sehingga jika di luar lemari es hanya tahan beberapa pekan. Maka dari itu, demi menjaga kesegaran kuenya, begitu konsumen pesan baru dibuat.

Ia berharap kondisi pandemik COVID-19 segera berlalu supaya perekonomian dapat pulih.

"Ya berharap aja supaya pandemi ini berlalu, biar bagaimana pun kondisi pandemik ini semua sektor terdampak," harapnya.

Meski semua bahan mengalami kenaikan, ia mengku tidak menaikkan harga jual kue keranjang buatannya. Ratna ingin masyarat tetap dapat menikmati kue keranjang meski dalam kondisi sulit saat ini.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya