Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Mulai Abai, Kasus COVID-19 di Solo Tembus di Angka 800-an

pexels.com/cottonbro

Solo, IDN Times - Angka kasus positif COVID-19 di Kota Solo kini mencapai 814 kasus, hingga Senin (12/10/20). Jumlah tersebut tersebut diperkirakan tersebut bertambah mengingat warga masyarakat semakin acuh dengan adanya bahaya COVID-19.

Jumlah total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Solo sebanyak 814 kasus, yang terdiri dari 59 kasus menjalani perawatan, 115 kasus isolasi mandiri, 30 kasus meninggal dunia, dan 610 kasus dinyatakan sembuh.

Sedangkan untuk jumlah kasus suspect sebanyak 1.224 kasus, dengan rincian 15 kasus menjalani perawatan, 4 kasus isolasi mandiri, 64 kasus meninggal dunia, dan 1.141 kasus dinyatakan sembuh.

1. Tambah 11 kasus

Petugas medis melakukan tes usap (swab) dari seorang pria di tengah penyebaran virus corona (COVID-19), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Ketua Pelaksana Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani mengatakan hingga Senin (12/10/20) tercatat ada 11 kasus positif COVID-19. Kebanyakan dari mereka merupakan kasus

"Tambah 11 kasus, dari swab mandiri 2, suspek naik kelas 6, dan tracing 3 kasus," ujarnya.

Ahyani mengatak, penambahan 6 kasus positif COVID-19 ini tak sebanyak jumlah pasien sembuh. Dimana jumlah pasien sembuh pada tercata ada 18 orang.

2. Warga mulai abai

Unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Kantor Balaikota Solo, Jawa Tengah. IDNTimes/Larasati Rey

Lebih lanjut, Ahyani mengatakan bertambahkan kasus positif COVID-19 di Solo tak luput dari sikap masyarakat Kota Solo yang sudah mulai abai dengan virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut. Ia mengatakan jika sejumlah tempat umum mulai ramai dan menimbulkan kerumunan.

"Jalan-jalan di Gladag banyak yang jalan jalan dan berkerumun, di keraton juga banyak berkerumun. Warga semakin abai," ungkapnya.

3. Jangan sembarangan cuci tangan

Pengidap germafobia sering mencuci tangan, hingga bisa dikatakan berlebihan. pixabay.com/ ivabalk

Ahyani memaklumi adanya mobilitas warga sudah tidak bisa dibatasi kembali, terlebih menyangkut soal kondisi perekonomian. Ia hanya berpesan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat keluar rumah.

Ia juga mewanti-wanti kepada masyarakat untuk tidak mencuci tangan sembarangan, sebab kita tidak pernah tahu siapa saja yang mencuci tangan di lokasi tersebut. Untuk itu, lebih baik membawa perlengkapan sendiri dari rumah, seperti hand saitizer.

"Mau dibatasi, mobilitas warga sudah tidak mungkin dibatasi. Kalau mau keluar tetap protokol kesehatan. Itu yang penting. Jangan sembarangan cuci tangan. Kebersihan juga harus dijaga," tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Larasati Rey
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us