Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

600 Santri di Jateng Terpapar COVID-19, Wagub: Galakkan Jogo Santri

Taj Yasin menyampaikan motivasi kepada santriwati di pondok pesantren agar disiplin menjalankan protokol kesehatan, beberapa waktu yang lalu. (Istimewa)

Banyumas, IDN Times – Jumlah pasien dari klaster pondok pesantren di Jawa Tengah terus bertambah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meminta setiap pondok menggalakkan program Jogo Santri sebagai upaya menghentikan penyebaran COVID-19 di pondok pesantren.

1. Sebanyak 600 santri positif COVID-19 dan terus bertambah

Taj Yasin menyampaikan motivasi kepada santri di pondok pesantren agar disiplin menjalankan protokol kesehatan, beberapa waktu yang lalu. (Istimewa)

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ittihaad Pasir Kulon Kecamatan Purwokerto Barat pada Rabu (7/10), mengatakan ada 600 santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah yang terpapar COVID-19.

“Sampai saat ini masih terpantau laporan kemarin ada tambah lagi, sudah kita tracing,” kata dia.

2. Andalkan program Jogo Santri

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto : Istimewa

Program Jogo Santri memungkinkan satu pondok pesantren dengan pondok pesantren yang lain saling berkomunikasi. Pondok pesantren yang telah menjalankan protokol kesehatan dan berhasil mencegah penularan COVID-19 di pondok berbagi tips dengan pondok lain.

“Dan ini akan mempengaruhi bahwa pondok ini saja seperti ini masa pondok kami tidak bisa, akhirnya ada komunikasi antar pondok pesantren,” ujar dia.

Gus Yasin juga meminta Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama di setiap daerah menjembatani komunikasi antar pondok pesantren. Pertama pondok pesantren harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selanjutnya, menyerukan perlindungan terhadap para kiai sebagai figur sentral dalam penyelenggaraan pendidikan agama di pondok pesantren.

 “Ayo bareng-bareng kalau pondok pesantren mau ada pengajian ya terapkan protokol kesehatan,” ucapnya.

3. Ponpes dengan COVID-19 diminta tunda pengajian tatap muka

Ilustrasi pengajian: IDN Times/Humas Pemkab Kutim

Namun demikian tidak semua pondok pesantren boleh menyelenggarakan pengajian tatap muka. Pondok yang santrinya terpapar COVID-19 untuk sementara harus menghentikan proses pembelajarannya. Sementara pondok yang tidak ada transmisi diminta memperketat protokol kesehatan.

“Yang di dalam pondok dulu yang ngaji, di luar jangan. Kalau yang di luar mau ikut ngaji bisa memanfaatkan teknologi, missal pakai radio menyimak dari rumah masing-masing biar tidak ada kerumunan,” tuturnya.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Share
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us