Mudik Karena Majikan di Jakarta Sakit, Warga Purbalingga Meninggal

Purbalingga, IDN Times - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Purbalingga, Jawa Tengah meninggal dunia, Senin (6/4). Pasien asal Kecamatan Mrebet itu meninggal setelah dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo di Banyumas.
1. Pasien mudik lataran majikannya di Jakarta mengalami sakit
Camat Mrebet, Arif Handoyo mengatakan, pasien pulang dari Jakarta pada 19 Maret 2020. Dari pengakuannya, ia pulang lantaran majikannya tengah sakit. Namun ia tak menyebut penyakit apa yang dialami majikannya.
“Setelah pulang dari Jakarta, pasien tidak memeriksakan diri ke Puskesmas,” kata dia melaui sambungan telepon kepada IDN Times, Senin (6/4).
Ia bahkan tidak mengarantina diri secara mandiri di rumah. Arif menyebut pasien masih bergaul seperti biasa sepulang dari Jakarta.
Baca Juga: Ancaman Virus Corona! Tahapan Pilkada Purbalingga 2020 Ditunda
2. Kondisi pasien yang sudah parah baru melapor ke Puskesmas
Lantaran tak punya inisiatif untuk ke Puskesmas, maka petugas terpaksa mendatangi pasien pada 27 Maret 2020. Dari hasil pemeriksaan, pasien ini dinyatakan sehat.
“Justru kakaknya yang tinggal serumah yang juga baru pulang dari Jakarta yang menunjukkan sakit, suhunya 38 derajat ke atas,” ujar dia.
Editor’s picks
Lantaran ia telah ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), pasien kemudian mengeluhkan sakit pada Minggu (5/4). Ia memeriksakan diri ke Puskesmas Mrebet. Namun karena menunjukkan gejala yang parah, ia dirujuk ke RSU Siaga Medika Purbalingga.
“Ada sesak, batuk, bahkan katanya muntah darah juga,” ungkap Arif.
3. Belum sampai 24 jam dirawat pasien sudah meninggal dunia
Minggu (5/4) malam pasien dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto. Namun Senin (6/4) pukul 12.00 WIB, pasien meninggal dunia. Pasien diantar ke pemakaman Pagerandong, Mrebet, Purbalingga, pukul 16.45 WIB.
“Tidak ada penolakan warga, yang menggali kuburan warga, yang menggotong pasien juga warga,” papar Arif.
Ia menyatakan warga mengenakan alat pelindung diri (APD) dari Puskesmas setempat. Pemakaman dilakukan sesuai standar operasional prosedur pemakaman pasien COVID-19.
“Warga yang memakamkan sudah didata Puskesmas,” ujar dia.
Sementara enam anggota keluarga yang kontak dengan pasien harus menjalani rapid test.
Mereka juga saat ini diminta untuk mengarantina mandiri di rumah. Sementara kondisi kakaknya, yang sempat demam tinggi, sudah terpantau sehat.
Baca Juga: Lockdown Satu Dusun di Purbalingga, 90 Orang Diisolasi