21 Orang jadi Korban Kerusuhan di Solo, Status Siaga Darurat 7 Hari

- Pemerintah Kota Solo tetapkan status siaga darurat bencana usai kerusuhan
- Gerakan Warga Solo (GWS) dibentuk untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayah tersebut
- Wali Kota Solo mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi
Surakarta, IDN Times - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kota Solo mencatat setidaknya ada 21 korban saat kerusuhan pada Jumat, (29/8/2025).
Korban di antaranya mengalami luka-luka sejumlah 8 orang. Sedangkan untuk korban sesak nafas berjumlah 13 orang.
1. Tetapkan status siaga darurat bencana

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menetapkan status siaga darurat bencana usai terjadi kerusuhan. Status tersebut diberlakukan sejak hari Sabtu, (30/8/2025) kemarin hingga tujuh hari ke depan.
Status darurat tersebut ditetapkan pasca adanya aksi demo solidaritas ojek online (ojol) di Mako Brimob Manahan, Solo yang berakhir ricuh. Bahkan aksi perusakan terjadi di beberapa titik, massa merusak fasilitas umum. Tembakan gas air mata dan aksi pelemparan terjadi, banyak dari mereka merupakan warga sipil.
Meski menetapkan status siaga darurat bencana, Wali Kota Solo Respati Ardi memastikan situasi masih aman terkendali hingga saat ini. Segala event yang direncanakan juga masih bisa diselenggarakan sesuai rencana.
"Terkait penanganan administrasi menugaskan BPBD, Solo aman. Masih ada karnaval budaya, Solo Bersholawat di Zayed, aman semua,” ujarnya, Minggu (31/8/2025).
2. Bentuk gerakan warga Solo

Selain itu, Pemkot Solo juga membentuk Gerakan Warga Solo (GWS)—satgas berbasis RT/RW yang melibatkan karang taruna dan pemuda lokal.
“Ini bukan soal aparat saja, tapi soal warga menjaga warga. Kita ingin Solo tetap damai dari akar rumput,” jelas Respati.
Ia juga menekankan bahwa berbagai kegiatan publik tidak akan dihentikan, mulai dari Car Free Day (CFD) hingga karnaval budaya. “Justru kegiatan ini jadi simbol bahwa Solo tetap ramah dan terbuka,” katanya.
3. Ajak warga tak mudah terprovokasi

Respati juga mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi.
“Jangan takut, kami akan membersamai di wilayah kita. Yang penting kita saling menjaga, saling melindungi, dan tidak mudah terhasut isu yang tidak jelas,” ungkapnya.
Dengan langkah-langkah ini, Respati berharap Solo bisa segera pulih dari ketegangan, dan masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan rasa aman.