7 Kecelakaan Tragis Kapal Selam 10 tahun Terakhir Ada KRI Nanggala-402

Kapal Kursk atau K-141 Kursk merupakan kapal selam rudal jelajah kelas Oscar-II buatan Rusia. Pada 12 Agustus 2000 kapal selam bertenaga nuklir itu meledak dan tenggelam saat bermanuver di Laut Barent. Kursk mengalami ledakan saat bersiap menembakkan torpedo tiruan selama latihan. Kebocoran high-test peroxide (HTP) dari salah satu torpedo Type 65 diyakini menjadi penyebab ledakan.

Sebanyak 118 orang dalam kapal tewas saat ledakan terjadi dan 23 lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di kompartemen belakang. Pintu kapal selam itu berhasil dibuka oleh para penyelam Norwegia sepekan setelah kejadian. Sayang, 23 prajurit itu tidak bisa diselamatkan setelah mati lemas terkunci di dasar laut. Penyebab ledakan diduga adalah kebocoran bahan bakar torpedo.

Kapal selam Ming 361 atau The Great Wall merupakan kapal selam diesel-listrik milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, China. Peristiwa terjadi pada 25 April 2003, Ming 361 sedang melakukan latihan di Laut Kuning antara Korea dan Provinsi Shandong.

Namun, saat kapal sedang menjalani latihan, tiba-tiba terjadi kerusakan pada mesin diesel dan merusak oksigen dalam kapal selam. Ini merupakan kecelakaan kapal selam pertama yang dialami China.

Kapal selam yang lumpuh itu mengapung selama sepuluh hari karena dalam misi tanpa kontak. Akhirnya, Ming 361 yang setengah tenggelam ditemukan oleh nelayan China dan kapal itu ditarik dari lokasi kecelakaan ke pangkalannya di Qingdao. Semua awak di kapal selam yang berjumlah 70 orang, mati lemas karena kekurangan oksigen.

K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula milik Rusia. Kapal ini mengalami kecelakaan pada 8 November 2008. Pada kejadian kapal sedang melakukan uji coba bawah air di Samudra Pasifik, dan terjadi aktivasi sistem pemadam kebakaran yang tidak disengaja melepaskan gas Freon ke dalam kapal.

Semua orang di kapal mengalami sesak napas dan tidak bisa mengaktifkan alat bantu pernapasan. Kru lainnya tidak menyadari situasinya sampai sirine peringatan berbunyi setelah sejumlah besar gas telah dilepaskan ke kapal selam. Dari 208 orang yang ada di dalam kapal sebanyak 6 awak kapal dan 14 pekerja sipil tewas, sementara 21 orang lainnya luka-luka.

Kapal selam Yono milik Korea Utara hilang di Laut Jepang pada Maret 2013. Kapal selam itu bukan kapal dengan ukuran besar, melainkan kapal selam kecil alias midget dengan ukuran 70 kaki bertenaga diesel. Dari insiden tersebut 8 orang yang berada di dalam kapal tewas.

Kapal selam Ara San Juan dari Argentina ini hilang kontak dengan pangkalan Angkatan Laut sejak 15 November 2017 dan baru ditemukan pada tahun 2018. Indikasi dari laporan kru kapal sebelum hilang kontak dari kecelakaan kapal selam itu, yakni ada permasalahan pada baterai. Kemudian, akhirnya memicu ledakan karena masuknya air melalui lubang snorkel di kapal yang menyebabkan terjadinya arus pendek atau korsleting.

Kecelakaan terjadi saat kapal sepanjang 65 meter itu menjalankan misi menuju Mar del Plata. Setahun kemudian perusahaan eksplorasi laut asal AS, Ocean Infinity menemukan puing-puing ARA San Juan di Samudera Atlantik. Dalam kejadian itu 44 kru kapal tewas.

Losharik adalah kapal selam nuklir milik Rusia yang dirancang untuk misi sensitif hingga kedalaman 910 meter. Kapal selam tersebut mengalami kecelakaan di Laut Barents pada 1 Juli 2019. Insiden itu terjadi karena asap beracun akibat kebakaran. Dalam kejadian ini sebanyak 14 pelaut tewas di dalam kapal selam Losharik.

KRI Nanggala 402 milik TNI AL Republik Indonesia mengalami hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WITA di Perairan Bali. Setelah dilakukan pencarian selama 72 jam atau tiga hari kemudian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan KRI Nanggala tenggelam.

Indikasi itu disampaikan setelah barang-barang dari kapal berhasil ditemukan. KRI Nanggala-402 tenggelam pada kedalaman 838 meter dengan kondisi terbelah menjadi tiga bagian. Sebanyak 53 pelaut gugur dalam kejadian tersebut.