Ada Sesar Aktif di Semarang, Demak, Kendal: Potensi Gempa Besar?

- Penemuan sesar aktif di Semarang, Demak, dan Kendal
- Tim riset menelusuri tiga zona utama: Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal). Potensi gempa besar teridentifikasi dari patahan yang ditemukan.
- Imbauan untuk pemerintah daerah
Semarang, IDN Times - Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi menemukan indikasi sesar aktif di wilayah Semarang, Demak, dan Kendal. Temuan ini mencuat dari hasil ekspedisi geologi darat yang digelar selama Mei 2025, sebagai bagian dari upaya pemetaan risiko geologi dan mitigasi bencana.
Penemuan itu memberi sinyal kuat akan potensi aktivitas gempa bumi di kawasan tersebut, yang sebelumnya belum banyak disorot dalam peta risiko seismik nasional.
1. Apa saja yang ditemukan?

Tim riset menelusuri tiga zona utama: Zona Timur (Demak), Zona Kota (Semarang), dan Zona Barat (Kendal).
Menurut Sonny Aribowo, peneliti bidang Paleoseismologi di BRIN, tim menemukan morfologi mencolok yang menjadi indikasi kuat keberadaan sesar aktif.
“Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya,” katanya dilansir keterangan resmi, Rabu (6/8/2025).
Di Zona Timur, tim menemukan gawir sesar berupa lereng curam setinggi sekitar 1 meter yang muncul di atas endapan aluvial muda. Gawir tersebut diyakini terbentuk akibat satu kejadian gempa. Lokasi tersebut dinilai sangat cocok untuk survei geolistrik dan pemetaan LiDAR ke depan.
Di Zona Kota, khususnya di sekitar Taman Makam Pahlawan Semarang, tim mencatat keberadaan gawir setinggi 4 meter, meski lanskap kota yang sudah dimodifikasi manusia membuat pelacakan lebih menantang.
Sementara di Zona Barat sekitar Bendungan Juwero, ditemukan jejak patahan setinggi 0,5 hingga 3 meter. Bahkan, beberapa singkapan menunjukkan pergerakan kerak bumi Holosen, yaitu periode waktu dari 11.700 tahun lalu hingga sekarang. Di titik ini, sebagian sesar bahkan terangkat hingga 20 meter dari dasar sungai.
2. Ada potensi gempa besar?

Yang mengejutkan, patahan yang ditemukan di kawasan utara Semarang ternyata lebih panjang dari Sesar Lembang—salah satu sesar aktif paling dikenal di Indonesia. Jika patahan itu merupakan satu segmen utuh, maka potensi magnitudo gempa yang bisa dihasilkan bisa sangat besar.
“Kalau dari permukaan, sesarnya terlihat putus-putus. Jadi bisa jadi ini terdiri dari beberapa segmen. Tapi kita akan pastikan di ekspedisi lanjutan nanti,” jelas Sonny.
Untuk itu, BRIN akan kembali melakukan ekspedisi lanjutan pada Agustus--September 2025. Fokusnya adalah trenching atau penggalian melintang sesar untuk menentukan periode ulang gempa, serta pengambilan 10 sampel ilmiah, pemetaan tujuh titik lokasi, dan penyusunan satu publikasi ilmiah sebagai output resmi.
3. Ini imbauan untuk pemerintah daerah

Penemuan sesar aktif di Semarang dan sekitarnya bukan hanya soal akademik. Seperti diketahui, wilayah itu dikenal sebagai pusat kegiatan ekonomi, kepadatan penduduk tinggi, dan banyak infrastruktur penting. Potensi gempa bumi yang dihasilkan dari sesar aktif tersebut dapat berdampak besar jika tidak diantisipasi sejak dini.
Dengan dokumentasi dan peta geologi yang lebih akurat, hasil penelitian BRIN ini akan menjadi landasan ilmiah untuk mitigasi bencana, perencanaan tata ruang, serta edukasi publik.
BRIN, imbuh Sonny, mendorong pemerintah daerah, khususnya di Semarang, Demak, dan Kendal, untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi berbasis sains. Hal itu meliputi:
Pembaruan peta rawan gempa
Penyesuaian tata ruang berdasarkan zona sesar aktif
Sosialisasi risiko geologi kepada masyarakat
Simulasi evakuasi dan pelatihan kesiapsiagaan gempa
“Hasil penelitian ini akan kami sampaikan ke pihak berwenang sebagai dasar mitigasi risiko bencana geologi di Jawa Tengah,” pungkas Sonny.