Sering Kecelakaan, Pemkot Evaluasi Operasional BRT Trans Semarang

- Pemkot Semarang melakukan evaluasi terhadap pengoperasian BRT Trans Semarang.
- Evaluasi dilakukan karena sering terjadi insiden kecelakaan yang melibatkan armada transportasi massal tersebut.
- Upaya evaluasi dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas layanan transportasi massal di Kota Semarang.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengoperasian BRT Trans Semarang. Upaya itu dilakukan karena sering terjadi insiden kecelakaan yang melibatkan armada transportasi massal tersebut, akhir-akhir ini.
1. Wali kota memanggil dan menegur operator bus

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, ia telah memanggil dan menegur pihak ketiga selaku operator agar segera melakukan pemeriksaan ulang.
“Ada beberapa hal yang menjadi indikasi. Nomor satu, sepertinya alasannya adalah keberatan muatan. Terus kemudian yang kedua, karena memang mesinnya sudah tidak seperti baru. Terus yang ketiga sumber daya manusianya. Tiga hal ini kami evaluasi,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).
Menurut Agustina, persoalan kelebihan penumpang menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkot. Penambahan jumlah armada dinilai tidak sederhana karena berdampak langsung pada naiknya Biaya Operasional Kendaraan (BOK), sementara subsidi untuk Trans Semarang sudah cukup besar.
“Kami ingin jumlah penumpang yang naik itu seimbang dengan jumlah armada yang ada, tetapi pemerintah kota tidak akan mampu itu. Hari ini kemampuan kami hanya seperti itu,” jelasnya.
2. Minta pengemudi tidak mengangkut penumpang melebihi kapasitas

Agustina menegaskan, agar para pengemudi tidak memaksakan mengangkut penumpang ketika bus sudah mencapai kapasitas maksimal, karena berpotensi menimbulkan bahaya.
Selain kelebihan muatan, yang disoroti adalah kondisi kesehatan bus yang dinilai tidak optimal. Tahun sebelumnya, proses uji terhadap armada yang akan dikontrak kembali tidak dilakukan secara menyeluruh. Hal tersebut kini menjadi perhatian pemkot.
“Saya panggil Kepala Dinas dan Sekretarisnya. Saya tidak mau tahu, karena ini sudah berkali-kali dan itu membahayakan,” tegasnya.
Pemkot kini mewajibkan pihak ketiga untuk melakukan uji kelayakan pada seluruh armada yang akan kembali dikontrak untuk periode Januari mendatang. Wali kota bahkan meminta untuk melihat langsung proses pengujian tersebut.
3. Berikan waktu operator lakukan pemeriksaan dan perbaikan armada

“Bukan saya suudzon, bahwa bus-nya tidak datang tetapi suratnya keluar. Saya ingin melihat sendiri bagaimana bus itu diuji dengan sebenar-benarnya karena ini untuk keselamatan penumpang,” kata Agustina.
Kendati kontrak baru akan berjalan mulai Januari 2026, Pemkot Semarang akan memberikan waktu kepada pihak operator untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan armada. Kemudian, juga meminta agar seluruh proses uji armada rampung sebelum 1 Januari 2026.
“Kalau ada apa-apa, misalnya tidak lolos, silakan diperbaiki dulu. Kedua tidak lolos, silakan diperbaiki. Ketiga tidak lolos, ya sudah, kalian harus ganti bus ini. Bus yang ini tidak boleh jalan, bus ini boleh jalan. Seperti itulah,” tandas Agustina.



















