Alasan Jokowi Mau jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy

- Jokowi menerima tawaran menjadi Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy sejak Januari 2025.
- Dewan Penasihat akan membahas tantangan ekonomi ke depan, seperti intelligence economy yang serba real-time.
- Jokowi akan menyuarakan gagasan terkait new economy di negara berkembang dan berencana hadir di forum Bloomberg New Economy di Singapura pada November 2025.
1. Mendapat tawaran sejak Januari 2025

Ditemui di kediamannya, Jokowi menceritakan awal mula ditunjuk sebagai Dewan Penasihat Global di Bloomberg New Economy. Ia mengaku tawaran tersebut datang pada Januari 2025 dan langsung disetujuinya.
"Pada awal Januari 2025 saya mendapatkan tawaran itu, kemudian akhir Januari saya menyanggupi, setuju. Kemudian pertengahan Maret 2025 saya ditelepon langsung oleh Michael Bloomberg diberikan ucapan ya selamat begitu, sudah masuk ke Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy," ujarnya saat ditemui di kediamannya pasa Jumat (26/9/2025).
2. Menyambut tantangan global yang serba real-time

Ke depan, Dewan Penasihat tersebut akan membahas mengenai sejumlah tantangan ekonomi ke depan, seperti tantangan intelligence economy yang menurutnya sangat penting.
"Di sini nanti akan dibicarakan mengenai tantangan-tantangan ekonomi ke depan. Ya mungkin kalau ada gagasan, ide-ide mengenai ekonomi baru ke depan seperti apa," jelasnya.
Jokowi mengatakan jika berdasarkan data ekonomi saat ini dibutuhkan di era serba real time seperti sekarang.
“Semua data-data ekonomi seperti yang tadi saya sampaikan itu akan sangat penting sekali, dibutuhkan, real-time, kemudian juga keputusan-keputusan juga akurat. Dan ini dibutuhkan oleh negara dan juga perusahaan," urainya.
"Menurut saya intelligence economy sangat penting sekali. Jadi itu sebuah proses untuk meng-collect, proses untuk appraisal atau menilai, kemudian juga proses-proses itu akan dipakai untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi yang sangat cepat, sehingga yang namanya AI, 5G, IoT, itu sangat penting," sambungnya.
3. Ditunjuk jadi Dewan Penasihat Global

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan sejumlah gagasan, utamanya terkait new economy terutama di negara berkembang. Jokowi menggarisbawahi ekonomi ke depan akan seputar real time intelligence, future intelligence, dan competitive intelliegence.
"Tentu saja gagasan-gagasan yang kita miliki, lalu hal-hal berkaitan dengan new economy yang berkaitan dengan negara kita, mungkin yang sudah dilaksanakan di ASEAN, kemudian yang dilaksanakan negara lain yang mungkin bagus dilakukan di semua negara. Utamanya kita ingin menyuarakan negara-negara berkembang," jelasnya.
Lebih lanjut, ditanya apakah akan menghadiri forum Bloomberg New Economy di Singapura pada November 2025, Jokowi mengaku akan hadir. Terutama jika ada undangan-undangan di luar negeri.
“Ya kalau ada forum-forum yang berkaitan dengan itu tentu saja insyaallah saya akan hadir," jawabnya.
"Ya kalau ada undangan," sambungnya.
Seperti diketahui, Bloomberg New Economy mengumumkan pembentukan jajaran dewan pada April 2025 lalu melalui situs resminya.
Dewan ini diketuai oleh mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Gina Raimondo dan mantan Perdana Menteri Italia sekaligus Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi. Dalam jajaran dewan, Jokowi ditunjuk bersama dengan deretan tokoh berpengaruh dunia, seperti Wakil Direktur Pelaksana Pertama IMF, Gita Gopinath, Co-Founder & CEO Apollo Global Management, Marc Rowan, Duta Aksi Iklim Singapura, Ravi Menon, hingga Co-Founder Moderna sekaligus CEO Flagship Pioneering, Noubar Afeyan.
Raimondo dan Draghi bukan nama baru dalam menjembatani kepentingan sektor publik dan swasta. Raimondo, seorang pengusaha, pengacara, sekaligus kapitalis ventura, juga pernah menjabat Gubernur Rhode Island. Sementara itu, Draghi berpengalaman sebagai bankir investasi, profesor universitas, hingga memegang peran penting di pemerintahan dan lembaga multilateral.