Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang terus memperkuat program Keluarga Berencana (KB). Tidak sekadar jemput bola untuk memperluas pelayanan pasca salin, tetapi juga meningkatkan KB pria vasektomi.
Bapak-Bapak di Semarang Ditawari Insentif Rp1 Juta Jika Mau Vasektomi

Intinya sih...
Pemerintah Kota Semarang menawarkan insentif Rp1 juta bagi pria yang mau melakukan vasektomi.
Program ini merupakan bagian dari upaya memperkuat program Keluarga Berencana (KB) di kota tersebut.
Tujuan program ini bukan hanya memperluas pelayanan pasca salin, tetapi juga meningkatkan KB pria vasektomi.
1. Angka partisipasi program KB capai 77 persen
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB), pihaknya melakukan berbagai inovasi agar masyarakat mau melakukan program KB. Yakni, mulai dari pelayanan jemput bola hingga peningkatan KB pria vasektomi.
‘’Sejauh ini capaian program KB di Kota Semarang menunjukkan tren positif. Hingga tahun ini, angka partisipasi masyarakat dalam program KB mencapai target 77 persen dengan peningkatan signifikan pada metode kontrasepsi jangka panjang,’’ ungkapnya, Kamis (20/11/2025).
Selain itu, minat masyarakat terhadap KB pria atau vasektomi juga mengalami peningkatan pesat. Disdalduk KB bekerja sama dengan rumah sakit dalam memberikan pelayanan KB, termasuk untuk vasektomi pada pria.
“Pada 2024 capaian KB pria baru sekitar 46 persen. Tapi tahun 2025 ini sudah lebih dari 100 orang yang menjalani vasektomi,” ujar Lilik.
2. Rata-rata peserta vasektomi berusia 33 tahun
Sebagai bentuk apresiasi, lanjut dia, peserta vasektomi juga mendapat uang pengganti sebesar Rp1 juta yang merupakan program dari Pemerintah Kota Semarang.
“Rata-rata peserta KB pria atau vasektomi berusia sekitar 33 tahun dengan minimal sudah memiliki dua anak, dan anak terakhir berusia lima tahun. Namun, jika ada kondisi medis tertentu pada istri, vasektomi bisa dilakukan lebih awal,” jelasnya.
Untuk diketahui, peningkatan minat vasektomi tersebut tak lepas dari kerja sama dengan tenaga medis profesional seperti dokter spesialis bedah dan urologi.
“Banyak masyarakat yang merasa lebih aman jika tindakan KB (vasektomi, red) dilakukan di rumah sakit oleh tenaga ahli. Maka itu, kami menggandeng dokter spesialis untuk memberikan pelayanan terbaik,” kata Lilik.
3. Kontrasepsi IUD dan implan jadi favorit
Selain vasektomi, metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan juga tetap menjadi pilihan favorit masyarakat yang melakukan KB. Bahkan, tren penggunaan Metode Operasi Wanita (MOW) atau sterilisasi permanen juga semakin diminati.
Untuk memudahkan masyarakat, Disdalduk KB menyediakan layanan antar-jemput bagi peserta KB.
“Kalau ada peserta yang tidak punya kendaraan, akan kami jemput ke rumah. Setelah tindakan selesai, sore harinya bisa langsung kami antarkan pulang,” ujar Lilik.
Ia berharap, masyarakat semakin sadar akan pentingnya perencanaan keluarga bukan hanya untuk mengatur jumlah anak, tetapi juga untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.
“Dengan KB yang terencana, kita bisa menjaga kesehatan ibu, anak, dan tentu menekan risiko stunting di Kota Semarang,” pungkas Lilik.