Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Butuh 70 Ribu Dokter Spesialis, Kemenkes Tawarkan Ratusan Fellowship

IMG_20250927_114511.jpg
Dirjen SDM Kesehatan Kemenkes, dr Yuli Farianti memaparkan kebutuhan dokter spesialis seluruh Indonesia. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui masih kekurangan dokter spesialis sebanyak 70 ribu orang untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit di sejumlah wilayah seperti Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT). 

1. Kebutuhan dokter spesialis untuk tindakan preventif sangat tinggi

IMG_20250927_111654.jpg
Kegiatan diskusi bertajuk akselerasi pemenuhan dan distribusi dokter spesialis di Indonesia: Strategi, Sinergis dan Solusi yang diadakan IKA Medica bersama Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Menurut Dirjen SDM Kesehatan Kemenkes, dr Yuli Farianti, kebutuhan dokter spesialis tiap daerah tergolong tinggi. Pasalnya pihaknya perlu menyediakan dokter-dokter untuk keperluan tindakan preventif skala satu sampai skala tiga. 

"Sekarang kebutuhan yang ada di daerah itu ditemukan memang tinggi. Kalau bicara mengenai tindakan preventif ya ada skala satu, dua dan tiga. Sekarang kita butuh dokter spesialis untuk menangani itu. Tapi gap kita masih jauh sekali," ungkap Yuli kepada wartawan usai menjadi pembicara diskusi bertajuk pemenuhan dokter spesialis di FK Undip Semarang, Sabtu (27/9/2025).

2. Kemenkes butuh 70 ribu dokter spesialis

IMG_20250813_111000.jpg
Seorang dokter spesialis mengecek tensi darah mahasiswa baru Undip. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia menyebutkan saban tahun pihaknya hanya mampu menyediakan 2.700 dokter spesialis. Jumlah tersebut terbilang masih kurang apabila dibanding rasio penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 280 juta jiwa. 

Lebih lanjut lagi, pihaknya pun menuturkan kebutuhan dokter spesialis untuk seluruh Indonesia yaitu 70 ribu orang. Angka kebutuhan dokter spesialis itu dihitung berdasarkan jumlah agregat sesuai estimasi rasio pendidikan, variasi epidemologi penyakit dan kebutuhan jenis penyakit. 

"Maka estimasi kekurangan dokter spesialis ada 70 ribu. Paling rendah kekurangan di daerah timur. Di Maluku, Papua termasuk NTT masih kurang. Kita punya petanya. Dan bisa diakses kok. Berapa misalnya Papua untuk (dokter) spesialis dasar sangat kurang. Baru satu rumah sakit yang terpenuhi, yang lain masih kurang. Maka kita musti cari solusi bagaimana caranya akselerasi untuk pemenuhan dokter spesialis," paparnya. 

3. Tawarkan fellowship dari dalam dan luar negeri

IMG_20250813_111107.jpg
Sejumlah dokter spesialis saat melayani kegiatan Speling bagi mahasiswa baru Undip. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sebagai langkah pemenuhan dokter spesialis, katanya pihaknya tahun ini sedang menawarkan program fellowship untuk meningkatkan kemampuan mereka. 

Fellowship terutama untuk memenuhi kebutuhan dokter bidang kardio intervensi, neuro intervensi. "Kita sedang buka 300 fellow dari dalam maupun luar negeri. fellowship. Bagi dokter spesialis yang ditingkatkan kapasitasnya kita sediakan fellowship," akunya. 

Strategi pemenuhan lainnya dengan melibatkan Kemendikti Saintek dengan memproduksi dokter spesialis menggunakan basis perguruan tinggi dan rumah sakit. Langkah selanjutnya juga bisa menggunakan program beasiswa LPDP dan pendanaan dari kementerian/lembaga.

"Untuk produksi kita koordinasi dengan Kemendikti untuk yang basisnya university dan basic hospitality. Upaya lain kita rekrut dengan menyiapkan beasiswa dari LPDP dan kementerian lembaga. Dan bisa penugasan khusus misalnya kita tugaskan ke daerah yang kekurangan dengan surat keterangan khusus," kata Yuli. 

4. Stafsus Kemendikti klaim ada 6 RS percontohan akselerasi dokter spesialis

ilustrasi dokter yang ramah (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi dokter yang ramah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sementara, Stafsus Menteri Bidang Jejaring Industri dan Kerjasama Luar Negeri, Kemendikti Saintek, Oki Earlivan Sampurno mengklaim pihaknya turut mendukung program akselerasi pemenuhan dokter spesialis dari Presiden Prabowo.

"Dan saat ini kita kerjasama dengan Kemenkes untuk lakukan transparansi. Agar dapat dilakukan akselerasi dan distribusi ke masyarakat. Saat ini kita merekrut dan universitas, kita juga rekrut dari rumah sakit. Maka diharapkan meningkatkan partisipan dokter spesialis," paparnya. 

Untuk menjadikan percontohan akselerasi pemenuhan dokter spesialis, pihaknya sudah menunjuk enam rumah sakit di Jakarta, Bandung dan Solo. Pihaknya akan memantau perkembangan peningkatan efektivitasnya. Ini diperlukan untuk menentukan apakah pelaksanaan seperti ini cukup tepat atau perlu ditingkatkan. 

5. IKA Medica Undip dorong dokter spesialis di 3T diperbanyak

ilustrasi Fakultas Kedokteran Undip (youtube.com/FK-UNDIP)
ilustrasi Fakultas Kedokteran Undip (youtube.com/FK-UNDIP)

Sedangkan, Ketua IKA Medica FK Undip, Cahaya Nuhadi menyampaikan beberapa daerah kekurangan dokter spesialis. Terutama untuk daerah dengan jangkauan yang jauh. 

Dengan adanya UU Nomor 17 Tahun 2023 maka perlu dilakukan perubahan. Adanya diskusi ini untuk mempertemukan antar lembaga agar arus di bawah tidak bingung.

Ia mendorong pemenuhan dokter spesialis di daerah 3T diperbanyak dan juga tahapan memproduksi dokter spesialis juga dipermudah. 

"Karena kita memang butuh banyak sekali dokter spesialis. IKA Medica mendukung pemerintah ini untuk percepatan pemenuhan dokter spesialis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Prinsipnya kami adakan acara ini demi merah putih, untuk mendukung programnya pemerintah," urainya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

3.000 Petugas di Jateng Bakal Lakukan 1 Juta Vaksin PMK, Ini Tujuannya

27 Sep 2025, 20:25 WIBNews