Cegah Keracunan MBG, Penjamah Makanan di SPPG Wajib Tahu Aturan Ini

- Maraknya kasus keracunan siswa setelah makan MBG
- Dinkes Kota Semarang gelar pelatihan bagi penjamah makanan di SPPG
- 100 penjamah makanan dapat pengetahuan dan edukasi dari ahli kesehatan lingkungan
Semarang, IDN Times - Maraknya kasus keracunan siswa usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang menggelar pelatihan bagi penjamah makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Sabtu (4/10/2025). Sebanyak 100 penjamah makanan mendapat pengetahuan dan edukasi dari ahli kesehatan lingkungan terkait menjaga higienitas dan sanitasi di dapur MBG.
1. Penjamaah makanan bertanggung jawab MBG harus aman dan sehat

Koordinator Tim Kerja Kesehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan Dinkes Kota Semarang, Satida Fardiani mengatakan, penjamah makanan memiliki tanggung jawab untuk menjamin makanan MBG yang diproduksi aman dan sehat.
‘’Maka, baik perorangan maupun lingkungan di SPPG harus higienis. Selain itu, sanitasi perlu diperhatikan,’’ ujarnya saat menyampaikan materi pelatihan ke penjamah makanan yang hadir.
Adapun, penjamah makanan wajib melakukan sejumlah prosedur sebelum makanan didistribusikan, yakni masakan yang sudah matang harus dites atau dicicipi terlebih dahulu. Penjamah makanan dan petugas di dapur MBG atau SPPG harus memastikan masakan aman, tidak ada bau, rasanya enak, dan teksturnya tidak berubah.
2. SPPG dipastikan tidak ada hewan

‘’Jadi, bau, rasa, warna, tekstur makanan harus diperhatikan oleh penjamah makanan di SPPG. Lalu, ketika sampai lokasi distribusi atau sekolah, perlu dicek lagi sebelum dibagikan ke siswa. Pengecekan ini bisa dilakukan oleh guru. Kalau memang tidak layak ya jangan dibagi, daripada terjadi yang tidak diinginkan,’’ jelas Satida.
Selanjutnya, Sanitarian Mahir dari Dinkes Kota Semarang, Saiful Bahri juga turut mengedukasi para penjamah makanan yang mengikuti pelatihan. Ia memaparkan materi tentang pemeliharaan tempat kerja, pengendalian sektor dan binatang pembawa penyakit.
‘’Perlu dipastikan SPPG dalam kondisi baik untuk bekerja. Lalu, di lingkungan dapur tidak ada hewan seperti lalat, tikus, bahkan kucing yang berseliweran karena ini bisa berisiko kontaminasi silang,’’ jelas Sekretaris Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) itu.
3. Pekerja di SPPG harus jalankan peran dan fungsi dengan baik

Selanjutnya, penjamah makanan juga juga mematuhi SOP (standar operasional prosedur) saat di dapur, mulai wajib cuci tangan hingga memakai APD (alat pelindung diri). Hal tersebut harus diperhatikan karena di SPPG ini memproduksi ribuan paket makanan untuk dikonsumsi siswa di sekolah-sekolah.
Semua pekerja yang ada di SPPG harus menjalankan peran dan fungsi dengan baik untuk menjamin makanan aman dan layak dikonsumsi,’’ tandas Saiful.
Sementara, salah satu penjamah makanan yang hadir, Stefinio mengaku, kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat buat dirinya sebagai pekerja di SPPG.
‘’Banyak ilmu dan pengetahuan tentang higienis dan sanitasi yang diperoleh untuk nanti diterapkan saat bekerja. Selain itu, juga dapat ditularkan kepada teman sesama pekerja di SPPG,’’ katanya.