Cerita Pendeta Wahidi, Selamat dari Longsor Kini Bantu Warga

Pekalongan, IDN Times - Bencana banjir dan longsor yang menerjang Desa Kasimpar, Petungkriyono, Pekalongan menyisakan trauma mendalam bagi para korban. Salah satunya yakni Wahidi Pendeta Gereja Kristen Jawa Kasimpar yang rumahnya ikut hanyut tersapu longsor pada Senin (20/1/2025).
1. Tak menduga terjadi longsor besar

Meski harta benda lenyap dalam sekejap namun Wahidi mengaku bersyukur masih diberi keselamatan dan lolos dari bencana. Wahidi mengaku longsor telah menghanyutkan rumah, homestay miliknya dan harta bendanya, "Pakaian hanya yang melekat saja di tubuh saya tidak bawa apapun hanya tas dan sedikit uang," ujar Wahidi.
Wahidi tak menduga bencana sebesar itu bisa terjadi, rumahnya yang memiliki pondasi tiga meter ikut larut dibawa banjir dan longsor, memang selama tujuh tahun ia tinggal di situ longsor sesekali terjadi namun tidak separah kali ini.
Saat kejadian Wahidi tidak berada di rumah, Sore itu Wahidi dan istri menghadiri kegiatan rohani di gereja, Wahidi menuturkan sore itu hujan lebat mengguyur wilayah Kasimpar, ia sempat dihubungi oleh tetangganya yang mengabarkan jika kandang sapi miliknya terkena longsor.
2. Dirikan posko dan dapur umum untuk warga

Tak lama kemudian tetangga tersebut kembali menghubunginya untuk menumpang berteduh karena rumah mereka rusak akibat diterjang longsor, karena pada waktu itu dia masih diluar rumah dan rumah mereka dalam keadaan terkunci, ia meminta tetangga tersebut berteduh di rumah pak Carik atau Sekdes Kasimpar, namun jalan menuju ke rumah pak carik telah tertutup longsor, merekapun berteduh di bawah kandang sapi Wahidi, dan beruntung mereka bisa selamat dari bencana.
"Pak Sekdes dan keluarga dan rumahnya hanyut dibawa longsor, rumah saya habis dan rumahnya pak sekdes dan keluarga juga habis, padahal di situ ada sekitar 20 orang yang menumpang berteduh," ucap Wahidi.
Kini Wahidi memimpin para relawan di gereja dan membuka posko serta mendirikan dapur umum untuk membantu para korban bencana banjir dan longsor di Desa Kasimpar. Setiap harinya posko tersebut memberikan bantuan makanan, alat mandi dan juga pakaian, serta kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh warga. "Untuk sekali makan kurang lebih kita buat sekitar 150 - 200, karena jemaat saya sendiri ada 89 kk, kemudian yang yang muslim lebih dari separuh berarti ada sekitar 200 an," ucapnya.Diri
3. Ingin motivasi warga yang menjadi korban longsor

Bersyukur menurutnya bantuan dari para donatur juga sudah mulai mengalir. Bantuan seperti sembako dan bahan makanan, pakaian, alat mandi, selimut hingga lauk pauk disalurkan terhadap warga yang menjadi korban bencana. "Kemarin ada lauk pauk, saya usulkan karena lauk pauk yang sangat mendesak, kami gak bisa cari lauk kemana-mana," katanya.
Meski menjadi salah satu korban bencana Wahidi mengaku tergerak dan termotivasi untuk menolong warga yang menjadi korban bencana banjir dan longsor di Kasimpar, Ia mengaku menjadi salah satu orang yang sangat beruntung tak ikut menjadi korban yang terbawa arus banjir dan longsor. "Saya harus memberi motivasi ke mereka, harus bisa membangkitkan semangat mereka untuk mereka kuat dan dikuatkan," katanya.