- 1Julia Lestari, 20 tahun, Dusun Tarukahan RT 06 RW 03
- Maya Dwi Lestari, 15 tahun, Dusun Tarukahan RT 06 RW 03
- Yuni, 45 tahun, Dusun Tarukan RT 6 RW 3
- Nur Isnaeni, 30 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Muhamad Hafiz, 6 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Asmanto, 74 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Febriansyah, 5 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Rizky Pratama Ramadhan, 9 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Dani Setiawan, 29 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Rusyanto, 75 tahun, Dusun Cibuyut RT 02
- Satini, 28 tahun, Dusun Cibuyut.
Daftar 11 Korban Meninggal Longsor Cilacap, Sudah Ada Warning Sejak 2021

- Ahmad Luthfi memerintahkan tambahan alat berat dan anjing K-9 untuk mempercepat pencarian korban longsor di Cilacap.
- 11 korban meninggal dunia akibat longsor di Cilacap sudah teridentifikasi, sementara 12 orang lainnya masih hilang.
- Dua tempat pengungsian utama didirikan di sekolah dan balai desa, dengan dapur umum yang menyediakan ribuan porsi makanan setiap hari.
Cilacap, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi ke lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Minggu (16/11/2025). Kunjungan tersebut untuk mempercepat penanganan darurat, memastikan pencarian korban hilang berjalan optimal, serta menjamin kebutuhan dasar pengungsi dan petugas terpenuhi.
Seperti diketahui, bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam itu menimbun permukiman warga di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut. Hingga Sabtu (15/11/2025) malam, sebanyak 11 warga ditemukan meninggal dunia, sementara 12 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
“Hari ini sudah kita lakukan rapat evaluasi yang ketiga. Hampir 920 relawan kumpul jadi satu untuk melakukan pencarian, khususnya 12 orang yang hari ini masih tertimbun,” katanya.
1. Ada tambahan alat berat dan anjing K-9

Ahmad Luthfi melihat langsung proses pencarian korban di titik-titik yang dipetakan tim SAR. Ia memerintahkan agar seluruh alat berat yang tersedia digeser ke Cibeunying untuk mempercepat penggalian timbunan longsor. Pencarian juga diperkuat dengan anjing pelacak K-9 milik Polri.
Selain itu, ia ikut memimpin rapat terbatas bersama sejumlah pihak. Mulai dari Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan, Deputi Bidang Penanganan Darurat Bencana BNPB, Budi Irawan, Bupati Cilacap, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan Perwakilan TNI–Polri dan tim SAR gabungan, serta relawan.
Rapat tersebut membahas strategi pencarian korban, penguatan logistik, pengungsian, hingga rencana pemulihan pascabencana.
2. Semua korban meninggal sudah teridentifikasi

Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan menyampaikan, hingga Sabtu (15/11/2025) malam, terdapat 11 korban meninggal dunia berhasil ditemukan dan seluruhnya telah teridentifikasi.
“Hingga pukul 14.00, korban meninggal yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi berjumlah enam orang. Pada pukul 19.00, jumlah itu kami update lagi bertambah menjadi 11 korban. Semua korban berhasil diidentifikasi,” ujar Bergas.
Berikut daftar kesebelas korban tersebut.
Pencarian selanjutnya difokuskan untuk menemukan 12 warga yang masih hilang. Operasi SAR dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB, dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan keamanan di lapangan.
Lokasi pencarian dipusatkan di Dusun Tarukahan dan Dusun Cibuyut, yang menjadi titik terparah terdampak longsor. Proses evakuasi dilakukan secara hati-hati karena kontur tanah masih labil dan berpotensi terjadi longsor susulan.
Di lapangan, tim menggunakan 10 unit excavator dan beberapa unit pompa alkon untuk mengeduk timbunan tanah. Anjing pelacak K-9 juga disiagakan untuk membantu mendeteksi keberadaan korban di bawah material longsor.
“Kondisi di lapangan itu tanah longsoran, sehingga penanganan harus sangat hati-hati. Perubahan cuaca dan hujan deras bisa membuat tanah makin lembek dan berbahaya,” kata Bergas.
Tim gabungan yang terlibat dalam operasi SAR ini berjumlah 747--900 personel, berasal dari Basarnas, BNPB, TNI, Polri, BPBD, relawan penanggulangan bencana, serta unsur masyarakat.
3. Dua tempat pengungsian di sekolah dan balai desa

Bergas, menyebut terdapat dua lokasi pengungsian utama, yakni di MTs di Desa Cibeunying dan Balai Desa Cibeunying. Adapun, jumlah pengungsi bersifat fluktuatif. Pada malam hari, warga cenderung memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Dilaporkan kepala desa, tadi malam mencapai sekitar 100 orang di MTs dan 60 orang di Balai Desa. Saat cuaca tidak bagus, sesuai arahan Gubernur, masyarakat disarankan bergeser ke tempat yang aman,” jelas Bergas.
Untuk memastikan kebutuhan makan dan minum para pengungsi, petugas, dan relawan terpenuhi, Dinas Sosial mendirikan dapur umum tak jauh dari lokasi longsor, tepatnya di belakang kios Pasar Cibeunying.
Kepala Dapur Umum, Slamet Riyadi menjelaskan, dapur umum mulai beroperasi sejak dini hari setelah bencana terjadi.
“Hari Jumat dini hari sudah di sini. Kita mulai masak pukul 03.00. Pertama masak untuk 400 porsi, kemudian bertambah jadi 600, dan siang tadi 950 sekali masak,” ujarnya.
Dalam sehari, dapur umum memasak tiga kali (pagi, siang, malam), sehingga total paket makanan yang disalurkan mencapai ribuan porsi per hari. Makanan didistribusikan ke tenda pengungsian dan rumah warga yang menampung keluarga terdampak, serta ke pos-pos tim SAR.
4. Diusulkan huntara untuk warga yang terdampak longsor

Selain fokus pada pencarian korban, Pemprov Jawa Tengah dan pemerintah kabupaten juga mulai menyiapkan langkah pemulihan. Bergas menyebut sudah ada rencana pengusulan hunian sementara (huntara) bagi warga yang rumahnya musnah tertimbun longsor.
“Terkait huntara, nanti digarap BNPB, Pemda menyediakan lahannya. Artinya, kebutuhan dasar korban itu diperhatikan,” tutur Bergas.
Petugas Dinas Sosial Provinsi Jateng, Rohmat Gusyanto, menambahkan bahwa wilayah Cibeunying sebenarnya sudah diingatkan potensi longsor sejak 2021. Meski demikian, bencana yang terjadi kali ini tetap di luar perkiraan warga.
“Begitu menerima informasi, Dinsos Provinsi Jateng dan Kabupaten Cilacap malam itu juga langsung meluncur ke lokasi dengan membawa bantuan. Makanan yang kami sediakan untuk semuanya, warga, tim gabungan, relawan, dan semua yang membantu di lokasi,” ungkap Rohmat.

















