Pedagang Dargo Semarang Khawatir Temuan Beras Oplosan Ganggu Penjualan

- Pedagang Pasar Dargo Semarang khawatir penjualan terganggu
- Pembeli mulai panik dan bertanya tentang beras oplosan
- Pedagang percaya pada kualitas beras dari para suplier
Semarang, IDN Times - Para pedagang Pasar Dargo Semarang mengaku temuan beras oplosan bisa mempengaruhi penjualan dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, banyak pembeli mulai terlihat panik setelah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkap daftar merek beras oplosan.
1. Pembeli ada yang penasaran bentuk beras oplosan

Rossiana, pemilik toko beras Unggul Pasar Dargo Semarang mengakui beberapa pelanggannya mulai berdatangan menanyakan kebenaran beras oplosan.
"Pembeli itu ada yang sempat tanya ke saya beras oplosan itu kayak gimana. Tapi kebetulan saya gak jual yang mereka cari. Artinya ini sedikit banyak nanti pastinha berpengaruh pada penjualan," ungkap Rossiana saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (15/7/2025).
2. Pemerintah di minta jelaskan bentuk beras oplosan

Pihaknya meminta pemerintah pusat untuk memperjelas maksud mendata merek beras oplosan yang dimaksud. Menurutnya keberadaan beras oplosan perlu dibuktikan kebenarannya melalui uji laboratorium.
Sebab pernyataan Mentan membuat pelanggannya kebingungan membedakan bentuk beras asli dengan yang oplosan.
"Mungkin lebih jelasnya lagi kalau itu di bawa ke laboratorium untuk dicek kebenarannya. Yang mana oplosan mana yang tidak. Jadi orang kira pas lihat bentuk beras ya panjang panjang gak ada patahnya, dikiranya palsu. Padahal kan gak seperti itu. Mungkin (Pak Mentan) bisa menerangkan, diperjelas di media," ujar Rossiana.
3. Pedagang Pasar Dargo percaya para supliyer

Selama ini beras yang ia jual cenderung aman dikonsumsi. Ia kerap mempercayakan ke pada para supliyer beras untuk menjaga kualitas beras yang diperoleh dari daerah-daerah sentra penghasil padi.
Dalam kondisi normal toko berasnya memperoleh pasokan 3-4,5 ton beras dari mayoritas wilayah Jawa Timur, kemudian Purwodadi, Demak.
"Pasokan kami dapatkan kebanyakan dari Jatim, terus ada juga dari Purwodadi dan Demak. Tapi kalau kondisi agak sepi kayak gini kita minta kiriman berasnya 3 ton. Kami juga percayakan ke suplier. Kami tahunya dari supliyer mereka sudah punya ukuran kualitas berasnya," akunya.
4. Pedagang soroti harga beras mahal gara-gara Bulog

Sedangkan, Pemilik Toko 20 Dargo Semarang, Agus tidak terlalu khawatir dengan temuan beras oplosan seperti yang dilontarkan Mentan. Justru ia curiga harga beras yang belakangan melambung tinggi disebabkan gudang-gudang beras milik Bulog yang sudah penuh.
"Ada info dari berita yang bilang muncul beras oplosan sebetulnya saya gak khawatir. Di toko saya gak pernah ada oplosan, pokoknya kita jualnya beras lokalan. Ambilnya dari selepan-selepan kecil kecil. Malah sebenarnya Bulog itu gudangnya sudah penuh semua. Jadinya harga beras mahal sampai berbulan-bulan," ungkapnya.