- Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
- Anggota DPRS dan MPRS
- Ketua DPRD Kota Salatiga periode 1951–1954
- Anggota DPRD Jawa Tengah
Profil Basoeki Probowinoto, Tokoh Pendidikan Pendiri UKSW Salatiga

- Basoeki Probowinoto diusulkan sebagai Pahlawan Nasional sejak 2023 karena peran aktifnya dalam pendidikan, politik, dan kemanusiaan.
- Ia adalah pendiri Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan berperan penting dalam transisi sekolah misi Belanda ke lembaga Kristen Indonesia.
- Basoeki juga dikenal sebagai penggerak lembaga sosial dan kesehatan lintas agama yang masih beroperasi hingga kini.
Salatiga, IDN Times - Sosok Pendeta Basoeki Probowinoto kembali menjadi sorotan publik setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengusulkan namanya sebagai Pahlawan Nasional sejak tahun 2023. Tokoh asal Grobogan, Jawa Tengah yang wafat pada 6 Januari 1989 itu dikenal sebagai pelopor pendidikan Kristen, pejuang kemanusiaan, serta tokoh politik yang berperan penting dalam sejarah awal republik.
Basoeki lahir pada 19 Januari 1917 di Tlogomulyo, Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Ia tumbuh dari keluarga religius, dengan kakek yang pernah mendirikan pesantren dan turut berjuang dalam Perang Diponegoro. Basoeki menempati posisi unik sebagai tokoh lintas iman dan lintas sektor yang menjembatani dunia gereja, pendidikan, sosial, dan politik Indonesia pada masa revolusi hingga awal kemerdekaan.
Perintis Pendidikan Kristen dan Pendiri UKSW
Basoeki dikenal sebagai tokoh sentral di balik berdirinya Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, salah satu perguruan tinggi Kristen tertua di Indonesia.
Dia memulai kiprah pendidikan dengan mendirikan Persekutuan Perkumpulan Sekolah-sekolah Kristen (PPSK) pada 1951, yang kemudian berkembang menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK) Salatiga, menaungi berbagai jenjang pendidikan dari SD hingga sekolah guru.
Pada 1955, ia mendirikan Yayasan PTPG Kristen Indonesia, yang kemudian melahirkan UKSW. Ia juga menjadi perintis SMA pertama di Salatiga pada 1950.
Pejuang Politik, Demokrasi, dan Kemanusiaan
Selain pendidikan, Basoeki aktif dalam panggung kebangsaan. Ia menjadi pendiri dan Ketua Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada 9 November 1945, tak lama setelah proklamasi kemerdekaan.
Ia juga tercatat sebagai:
Basoeki dikenal memobilisasi tokoh Kristen untuk mendukung perjuangan kemerdekaan, di antaranya dengan membangun hubungan dengan pejabat Jepang pada masa pendudukan demi melindungi jemaat dan lembaga pendidikan.
Penggerak Lembaga Sosial dan Lintas Agama
Basoeki turut mendirikan berbagai lembaga sosial dan kesehatan, termasuk:
- Yakkum (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum) — kini mengelola berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan
- Yayasan Salib Putih di Salatiga untuk pelayanan yatim piatu dan lansia
- Pramuka Kristen
- Program kemanusiaan lintas iman di masa perang dan awal kemerdekaan
Ia juga dikenal menerapkan model kerja sama gerejawi Indonesia-Belanda yang disebut “partnership in obedience”, sebagai strategi transisi pascakolonial yang menghormati kedaulatan nasional.
Alasan Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional
Menurut tim pengusul, Basoeki memenuhi kriteria Undang-Undang Gelar Pahlawan Nasional karena:
- Memiliki jasa luar biasa dalam pembangunan pendidikan nasional
- Berperan aktif dalam perjuangan politik dan kebangsaan pada masa revolusi
- Mendirikan lembaga pendidikan, kesehatan, dan sosial yang masih beroperasi hingga kini
- Menjadi tokoh inklusif, lintas agama, dan pelintas batas sektor
- Berperan dalam transisi sekolah misi Belanda ke lembaga Kristen Indonesia melalui Kwitang Accord
Hingga saat ini, nama Basoeki Probowinoto masih dalam tahap kajian tingkat provinsi sebagai calon pahlawan nasional. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman Cungkup dekat area UKSW, kota yang menjadi saksi kiprah panjangnya. Meski usulan gelarnya masih diproses, jejak Basoeki terus hidup melalui ribuan lulusan UKSW, sekolah Kristen yang ia rintis, serta lembaga sosial yang membantu masyarakat sampai kini.



















