31 Siswa di Karanganyar Diduga Keracunan MBG, Sampel Makanan Diuji

- 22 siswa SD Nglebak dan 9 siswa SMPN 1 Tawangmangu diduga keracunan setelah makan menu MBG
- Siswa dibawa ke Puskesmas Tawangmangu, sebagian sudah pulih dan diperbolehkan pulang setelah observasi
- Dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari makanan yang dikonsumsi bersama, masih menunggu hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan
Karanganyar, IDN Times — Sebanyak 22 siswa SD Nglebak, Kecamatan Tawangamangu, Kabupaten Karanganyar, diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025).
Selain siswa SD, juga ada sekitar 9 siswa dari SMPN 1 Tawangmangu yang diduga juga mengalami keracunan dan dibawa ke Puskesmas Tawangmangu untuk menjalani perawatan.
1. Semua siswa dibawa ke Puskesmas

Kepala Puskesmas Tawangmangu, Sulistyo Wibowo mengatakan, para siswa dibawa ke Puskesmas Tawangmangu sekitar pukul 10.30 WIB. Kebanyakan dari mereka mengaku gejala mual, muntah, pusing, dan lemas.
“Iya ini tadi ada 22 anak, 22 anak dibawa sekitar tadi 10:30 WIb ya atau jam 10:45 WIB,” jelasnya.
"Namun sebagian besar kondisinya kini sudah membaik. Sudah ditangani, mereka mengalami mual, muntah, pusing dan lemas," sambungnya.
2. Sebagian anak sudah diperbolehkan pulang dan rawat jalan

Lebih lanjut, Sulis mengaku telah menjalani observasi karena keluhan ringan seperti nyeri perut dan pusing usai menyantap makanan yang dibagikan di sekolah.
Saat ini, dari 22 anak yang dibawa ke Puskesmas, sekitar 10 anak di antaranya sudah pulih dan diperbolehkan pulang setelah mendapat obat dan observasi.
"Ada 10 anak sudah diijinkan pulang, ini tinggal menunggu obatnya. Sedangkan sisanya masih diobservasi," sambungnya.
3. Penyebabnya diduga keracunan MBG

Dugaan sementara penyebab para siswa keracunan berasal dari makanan yang dikonsumsi bersama (menu MBG), namun hal itu masih menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, dan pihak lainnya terkait kejadian tersebut.
“Petugas dari Dinkes sudah mengambil sampel makanan untuk diuji. Kemungkinan besar memang dari makanan, tapi belum bisa dipastikan,” ungkapnya.
“Kami sudah koordinasi dengan semua pihak. Kondisi anak-anak sudah banyak yang membaik. Mudah-mudahan tidak ada tambahan kasus lagi,” pungkasnya.