Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Kota Semarang: Dari Desa Kecil hingga Kota Metropolitan

ilustrasi Kota Semarang (unsplash.com/Denissa Devy)
ilustrasi Kota Semarang (unsplash.com/Denissa Devy)
Intinya sih...
  • Asal Usul Nama Semarang: Dari Pohon Asem Jarang
  • Dari Desa Kecil ke Pusat Perdagangan di Jawa Tengah
  • Masa Pemerintahan VOC dan Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times – Kota Semarang memiliki perjalanan sejarah panjang yang dimulai sejak abad ke-15. Berbagai peristiwa penting telah membentuk karakter kota itu hingga menjadi pusat perdagangan, budaya, dan pendidikan di Pulau Jawa.

Sebagai salah satu kota terbesar di Jawa Tengah, Semarang menyimpan jejak peradaban yang kaya. Dari permukiman kecil di pesisir utara Jawa hingga berkembang menjadi kota metropolitan modern, perjalanan Semarang mencerminkan dinamika sejarah Indonesia.

Asal Usul Nama Semarang

Simpang Lima Semarang (https://jv.wikipedia.org/)
Simpang Lima Semarang (https://jv.wikipedia.org/)

Menurut catatan sejarah, nama "Semarang" berasal dari dua kata, yaitu "asem" dan "arang," yang berarti pohon asam yang jarang. Daerah tersebut dahulu dipenuhi oleh pohon asam, namun dalam jumlah yang sedikit.

Nama itu diberikan oleh Ki Pandan Arang, seorang tokoh penting yang dianggap sebagai pendiri Semarang.

Pada tahun 1475, Ki Pandan Arang diutus oleh Kerajaan Demak untuk membuka daerah baru di wilayah pesisir utara Jawa. Ia akhirnya menetap di daerah yang sekarang dikenal sebagai Semarang, meletakkan fondasi awal kota itu.

Dari Desa Kecil Menuju Pusat Perdagangan

potret Masjid Demak (instagram.com/dodiwirawanxxv)
potret Masjid Demak (instagram.com/dodiwirawanxxv)

Pada abad ke-16, Semarang masih berupa desa kecil di bawah kendali Kesultanan Demak. Namun, letak geografisnya yang strategis di pesisir utara Jawa membuat wilayah tersebut cepat berkembang.

Perdagangan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Pelabuhan Semarang berkembang menjadi titik pertemuan pedagang dari berbagai daerah, termasuk dari Tiongkok, Arab, dan Eropa. Kehadiran para pedagang itu memperkaya budaya dan ekonomi kota, sekaligus menjadikannya pusat perdagangan penting di wilayah Jawa Tengah.

Aktivitas perdagangan yang intensif membawa kemakmuran bagi Semarang. Berbagai komoditas diperdagangkan, mulai dari rempah-rempah, tekstil, hingga hasil pertanian. Interaksi antarbudaya yang terjadi di pelabuhan tersebut juga membentuk keragaman masyarakat Semarang yang terlihat hingga saat ini.

Masa Pemerintahan VOC

Puri Gedeh di Semarang saat zaman penjajahan Belanda (Dok. Prentenkabinet Leiden/ Geheugen van Nederland)
Puri Gedeh di Semarang saat zaman penjajahan Belanda (Dok. Prentenkabinet Leiden/ Geheugen van Nederland)

Seiring waktu, Semarang mulai menarik perhatian Belanda. Pada tahun 1678, Amangkurat II, penguasa Mataram, menyerahkan wilayah Semarang kepada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) sebagai imbalan atas bantuan mereka dalam menghadapi pemberontakan.

Sejak saat itu, Belanda mulai mendirikan benteng dan berbagai fasilitas perdagangan. Infrastruktur yang dibangun makin memperkuat peran Semarang sebagai kota pelabuhan strategis.

VOC membangun sistem pertahanan dan administrasi yang mengubah wajah kota secara signifikan.

Perkembangan di Masa Kolonial Belanda

Keluarga pribumi di zaman penjajahan Belanda/ kibrispdr.org
Keluarga pribumi di zaman penjajahan Belanda/ kibrispdr.org

Di bawah pemerintahan kolonial Belanda, Semarang berkembang pesat. Selain sebagai pusat perdagangan, kota tersebut juga menjadi pusat administrasi dan militer. Banyak bangunan bersejarah yang dibangun pada masa itu.

Salah satu bangunan ikonik adalah Lawang Sewu, sebuah bangunan megah yang dulunya digunakan sebagai kantor perusahaan kereta api kolonial. Bangunan tersebut menjadi simbol arsitektur kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini.

Pada akhir abad ke-19, Semarang menjadi salah satu kota dengan infrastruktur paling maju di Jawa. Pembangunan jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan yang terhubung ke berbagai daerah menjadikan Semarang sebagai kota modern pada zamannya.

Perkembangan pendidikan di Semarang juga mengalami kemajuan signifikan. Banyak sekolah didirikan, termasuk sekolah-sekolah untuk anak-anak pribumi, meskipun akses pendidikan masih terbatas bagi kalangan tertentu. Sistem pendidikan kolonial itu membuka jalan bagi lahirnya generasi terpelajar yang kelak berperan dalam pergerakan nasional.

Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan

Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. FOTO/National Library of Indonesia
Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. FOTO/National Library of Indonesia

Semarang berperan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, kota itu menjadi salah satu pusat perlawanan rakyat.

Salah satu peristiwa penting adalah Pertempuran Lima Hari di Semarang yang terjadi pada 14--19 Oktober 1945. Peristiwa itu melibatkan pertempuran sengit antara pemuda-pemuda Indonesia dan pasukan Jepang yang belum menyerah setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Pertempuran Lima Hari menjadi salah satu simbol keberanian rakyat Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perlawanan tersebut menunjukkan semangat juang masyarakat Semarang yang tidak ingin kembali dijajah, meskipun harus berhadapan dengan pasukan bersenjata lengkap.

Semarang Pascakemerdekaan

Penampakan pemukiman padat penduduk di Kota Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto
Penampakan pemukiman padat penduduk di Kota Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Setelah kemerdekaan, Semarang terus berkembang menjadi kota metropolitan yang modern, namun tetap mempertahankan nilai-nilai sejarahnya. Pembangunan infrastruktur dilakukan secara masif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat.

Banyak bangunan dan situs bersejarah yang masih dilestarikan sebagai warisan budaya. Kota Lama Semarang kini menjadi destinasi wisata sejarah favorit, menarik ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara setiap tahunnya.

Kawasan Kota Lama dengan bangunan-bangunan bergaya kolonial Belanda memberikan gambaran tentang masa lalu kota itu. Area tersebut sudah direvitalisasi untuk mempertahankan nilai historis sambil mengembangkan fungsi ekonomi dan pariwisata.

Semarang di Era Modern

Kota Lama, Semarang
Kota Lama, Semarang (unsplash.com/Mitchell Soeharsono)

Kota Semarang tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga terus tumbuh sebagai pusat ekonomi dan budaya yang dinamis di Indonesia. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang memiliki peran strategis dalam pembangunan regional.

Semarang juga dikenal dengan kuliner khasnya yang menggugah selera. Lumpia dan bandeng presto menjadi ikon kuliner yang makin memperkaya daya tarik kota itu. Warisan kuliner tersebut menjadi bagian dari identitas budaya Semarang yang terus dilestarikan.

Perkembangan sektor pendidikan juga menjadi kebanggaan tersendiri. Beberapa universitas terkemuka di Indonesia berada di Semarang, menjadikan kota itu sebagai pusat pendidikan tinggi di Jawa Tengah.

Sektor perdagangan dan jasa terus berkembang pesat. Semarang menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, didukung oleh pelabuhan yang masih aktif melayani jalur perdagangan nasional dan internasional.

Pelestarian Warisan Sejarah

Kota Lama Semarang (unsplash.com/Valenina Qatrunada)
Kota Lama Semarang (unsplash.com/Valenina Qatrunada)

Upaya pelestarian warisan sejarah terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Semarang. Berbagai bangunan bersejarah direstorasi dan dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang.

Lawang Sewu, Gereja Blenduk, dan berbagai bangunan kolonial lainnya kini menjadi objek wisata sejarah yang memberikan nilai edukasi tentang perjalanan kota Semarang. Museum-museum didirikan untuk mendokumentasikan dan menceritakan sejarah panjang kota itu.

Program-program pelestarian budaya juga dijalankan untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal masyarakat Semarang. Festival budaya dan seni rutin digelar untuk memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda.

Perjalanan sejarah Semarang mencerminkan bagaimana sebuah kota kecil di pesisir Jawa berkembang menjadi pusat perdagangan yang besar, mengalami masa penjajahan, hingga akhirnya berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kota terus terus bergerak maju sambil tetap menghormati dan melestarikan nilai-nilai historis yang sudah membentuk identitasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

KUHP Terbaru, Kejagung Berlakukan Hukuman Kerja Sosial Mulai 2026

01 Des 2025, 15:40 WIBNews