Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sekolah ini Wajibkan Beli Formulir PPDB Pakai Botol Plastik Bekas

Ilustrasi kegiatan belajar anak madrasah (Antara FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Klaten, IDN Times - Ada yang unik saat pendaftaran penerimaan siswa baru di SMPN 1 Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Siswa yang ingin mengambil berkas formulir pendaftaran harus membawa botol plastik. Mengapa? karena botol-botol tersebut digunakan untuk ditukarkan dengan stopmap berkas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang berisi blangko formulir.

1. Sejak hari pertama PPDB

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Kampanye tersebut sengaja dilakukan oleh pihak sekolah SMPN 1 Jogonalan, untuk mengajak para calon siswa memiliki sikap ramah lingkungan. Selain itu juga memberikan pelajaran dalam mengelola sampah plastik.

"Jika di sekolah lain stopmap harus beli seharga Rp5.000, di tempat kami cukup ditukarkan dengan botol plastik," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Jogonalan Endah Sulistyowati di Klaten, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (3/6).

Penukaran botol sudah dilakukan sejak hari pertama pendaftaran pada Senin 1 Juli 2019 kemarin.

2. Untuk dibuat bahan bangunan

Ilustrasi daur ulang sampah (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Dengan banyaknya botol plastik yang terkumpul, pihak sekolah akan membuat ecobrick, yaitu botol plastik yang diisi padat dengan limbah "non biological", yang digunakan untuk membuat bangunan.

"Nantinya botol-botol ini akan digunakan untuk membuat pagar sekolah," ungkap Endah.

3. Banyak program sekolah untuk sampah plastik

Ilustrasi limbah. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Program tersebut mendapat sambutan positif dari para orang tua maupun calon siswa, mengingat konsep ramah lingkungan masih jarang dipraktikkan oleh sekolah lain, terlebih saat musim pendaftaran sekolah atau PPDB.

Kegiatan itu juga masuk dalam program "Student Goes to River", yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian siswa dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah yang ada di sungai.

Tahun ini pihak sekolah juga membuat program puasa plastik, yaitu menggunakan sampah plastik yang ada untuk diolah menjadi barang yang berguna.

4. Harus terbiasa dengan sampah plastik

Ilustrasi pemilihan sampah.ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Aktivis lingkungan Jawa Tengah, Amalia Wulansari mengapresiasi kegiatan yang dilakukan pihak sekolah SMPN 1 Jogonalan. Meskipun menurutnya masih diperlukan kesadaran bagi para orang tua dan calon siswa.

Selain itu diharapkan bisa muncul aturan-aturan yang mengarah pada pembatasan sampah plastik di lingkungan sekolah.

"Jadi ada kesadaran dari mereka, mengapa mereka harus membawa (botol plastik berisi sampah plastik) itu. Penting adanya pengetahuan dan kebiasaan dari mereka setelah PPDB ini," ungkapnya kepada IDN Times, Rabu (3/7).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us