Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Wisuda Mewah SMK di Purwokerto Mirip Universitas, Ini Komentar Dinas Pendidikan

Salah siswa yang merayakan kelulusan saat pemindahan tali toga oleh salah satu guru SMK CMB dalam acara perpisahan.(IDN Times/Foto : Tangkapan layar @jaselpedia)

Banyumas, IDN Times – Sebuah prosesi wisuda yang digelar oleh SMK Citra Bangsa Mandiri (CBM) di Purwokerto baru-baru ini menjadi sorotan luas di media sosial. Bukan karena prestasi akademik yang menonjol, melainkan karena kemegahan acara kelulusan yang dianggap tidak lazim untuk ukuran sekolah menengah kejuruan.

Pantauan IDN Times, Sabtu (11/5/2025) berawal dari potongan video siaran langsung akun TikTok @smkcbmofficial01, terlihat para siswa mengenakan toga lengkap, selempang, serta melakukan prosesi pemindahan tali toga tradisi yang selama ini identik dengan kelulusan perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, dekorasi panggung, pencahayaan dramatis, serta kehadiran guru yang mengenakan jubah seperti profesor kampus, membuat acara tersebut viral dalam waktu singkat.

1. Netizen: "Ini sekolah atau universitas?"

Kelulusan SMK di Purwokerto yang mirip wisuda universitas murid hingga guru yang mengenakan toga. (IDN Times/Foto : Tangkapan layar@jaselpedia)

Fenomena ini memicu reaksi beragam dari warganet. Banyak yang menilai acara tersebut terlalu mewah dan teatrikal untuk jenjang SMK. Bahkan, sejumlah komentar mempertanyakan pemahaman simbolik di balik pemindahan tali toga yang dinilai tak relevan untuk lulusan sekolah menengah.

“Main toga-togaan. Ngakak mau ngelebihin wisuda kuliahan haha,” tulis pengguna TikTok @hireyu***.
“Normalisasi wisuda HANYA untuk perkuliahan,” sindir akun @vand***.

Salah satu komentar pedas bahkan menyebut bahwa guru-gurunya tidak memahami makna simbolis dari pemindahan tali toga yang menjadi salah satu rangkaian acara.

“Ini guru-gurunya tau gak arti simbol itu? Sumpah gila banget ni sekolah,” tulis akun @missq***.

2. Larangan pungutan hanya untuk sekolah negeri

Kepala Seksi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Tengah, Dwi Sucipto tegaskan pungutan yang berkaitan dengan kelulusan hanya untuk sekolah neger.(IDN Times/Foto : Tangkapan layar@smkcbmofficial01)

Menanggapi kehebohan ini, Kepala Seksi SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Tengah, Dwi Sucipto, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa aturan larangan mengadakan acara kelulusan berbayar hanya berlaku untuk sekolah negeri.

“Yang tidak dibolehkan mengadakan wisuda atau pelepasan siswa yang menimbulkan pungutan pada siswa adalah SMA/SMK negeri,” jelas Dwi.

Namun, untuk sekolah swasta seperti SMK CBM, Dwi menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan menjadi kewenangan yayasan penyelenggara. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa jika terdapat aduan terkait pungutan yang memberatkan, dinas pendidikan tetap akan menindaklanjuti.

“Kalau swasta itu urusan yayasan. Tapi kalau ada aduan pungutan, pasti akan kami proses. Bila terbukti, pungutan harus dikembalikan pada siswa atau wali murid,” tegasnya.

3. Fenomena baru atau tren yang perlu dikritisi?

Dalam beberapa tahun terakhir, tren serupa muncul di sejumlah kota besar, termasuk wisuda TK hingga setingkat SLTA yang memakai kostum toga.(IDN Times/Foto : Tangkapan layar @smkcbmofficial01)

Fenomena wisuda mewah di jenjang pendidikan dasar dan menengah bukan pertama kali terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, tren serupa muncul di sejumlah kota besar, termasuk wisuda TK yang memakai kostum toga hingga acara pelepasan SD bergaya konser.

Di sisi lain, sebagian pihak berpendapat bahwa selama tidak ada pungutan yang memberatkan, kegiatan wisuda bisa menjadi momen apresiatif bagi siswa dan orang tua. Namun, tidak sedikit yang menilai acara berlebihan justru mengaburkan esensi pendidikan, yang semestinya lebih menekankan nilai-nilai substansial, bukan simbolik.

Kini, SMK CBM menjadi bahan perbincangan luas, sekaligus memunculkan kembali pertanyaan mendasar: Apakah perlu membungkus perpisahan sekolah dengan kemegahan yang menyerupai kampus? Atau cukup dengan kesederhanaan namun bermakna?

Masyarakat diimbau untuk melaporkan jika menemukan pelanggaran terkait pungutan yang tidak sesuai aturan. Sementara itu, fenomena ini menjadi refleksi penting akan arah budaya pendidikan kita hari ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
C Sutrisno
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us