Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Walah! Pelaksanaan MBG Jateng Abaikan Tenaga Gizi yang Berkompeten

Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Serangan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Serangan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Soroti variasi menu MBG berupa mi ayam dan geprek
  • Persagi sarankan harus ada evaluasi SPPG
  • Jangan anggap enteng masalah keracunan MBG
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Tengah menyatakan pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di bawah kendali Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengabaikan tenaga gizi yang berkompeten. Pasalnya, selama ini ditemukan variasi menu MBG bagi siswa sekolah yang tidak memenuhi standar gizi. 

"Yang jelas kerja kerja SPPG ini perlu butuh banyak evaluasi. Karena setiap SPPG telah mengabaikan keahlian dari tenaga gizi yang berkompeten. Mustinya pemerintah menentukan distribusi tenaga gizi yang keanggotaan resmi dari Persagi. Sehingga kami bisa jadi konsultan. Kalau sistem yang ada sekarang ya disinyalir kerja SPPG tidak sesuai SOP (standar operasional prosedur)," kata Wakil Ketua Persagi Jawa Tengah, Florentinus Nurtitus saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (30/9/2025). 

1. Soroti variasi menu MBG berupa mi ayam dan geprek

Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa
Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa

Lebih lanjut lagi, pihaknya menyoroti keputusan SPPG yang melakukan variasi menu sesuai permintaan siswa penerima manfaat MBG. Sebab tak jarang variasi menu yang disediakan SPPG jarang yang memenuhi standar gizi dari Kemenkes. 

Sebagai contoh kejadian keracunan siswa di Rembang karena mengonsumsi mi ayam yang menurutnya kurang memenuhi kriteria pemenuhan gizi yang ideal. 

"Menu pilihan dari anak, mi ayam atau ayam geprek apakah harus diakomodasi. Mustinya ada kombinasi yang memperhatikan kadar gizi. Misalnya hidangan lauk nabati ya paling tidak ditambahkan dengan mendoan dan bacem. Tetapi kejadian fatal, hal-hal teknis ini tidak pernah dipertimbangkan, yang ada malah buah semangkanya sedikit, nasi sedikit," ungkapnya. 

2. Persagi sarankan harus ada evaluasi SPPG

Kasus dugaan keracunanan MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (Dok Warga)
Kasus dugaan keracunanan MBG di Penukal Abab Lematang Ilir (Dok Warga)

Oleh sebab itulah, pihaknya mendesak pemerintah memperketat pengawasan dan mengevaluasi menyeluruh mulai dari sistem sampai penentuan kepala SPPG di tiap kabupaten/kota.

BGN juga perlu berkoordinasi untuk menyiapkan tenaga ahli gizi bersama organisasi seperti Persagi dan Dinkes Jawa Tengah. 

"Saran saya memang wajib ada pengawasan dan evaluasi dari sistem dan kepala SPPG termasuk menetukan ahli gizinya perlu ada koordinasi dan pengawasan dari dinas terkait dan organisasi," ungkapnya. 

3. Jangan anggap enteng masalah keracunan MBG

Siswa di Kota Kupang menikmati MBG. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)
Siswa di Kota Kupang menikmati MBG. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Di samping itu, pihaknya menuturkan jangan pernah menganggap enteng kejadian siswa yang keracunan MBG. Selain kasus keracunan merupakan kejadian yang serius, maka dalam kasus tersebut jadi pembelajaran penting bahwa SOP pengolahan bahan baku sampai penyajian harus diperbaiki. 

"Jangan anggap enteng masalah ini. Karena ini masalah serius. Karena makanan dengan porsi sangat besar wajib dikelola profesional. Ini jadi keprihatinan kami. Persagi selama ini tidak ada laporan dan tidak dilibatkan pengawasan. Tahu-tahu pemilik usaha MBG itu buka lowongan, rekrut mahasiswa di perguruan tinggi yang belum lulus kemudian ditaruh di SPPG yang tidak punya kualifikasi," paparnya. 

4. Satgas MBG Jateng: Tidak ada fatalitas

Siswa yang keracunan MBG saat dirawat di RS Cianjur (IDN Times/Istimewa)
Siswa yang keracunan MBG saat dirawat di RS Cianjur (IDN Times/Istimewa)

Sedangkan, Sekretaris Satgas Tim Percepatan MBG Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan sampai sekarang kejadian keracunan yang dialami siswa tidak ada fatalitas sama sekali. "Rata-rata yang muntah, mual langsung dipulangkan setelah diberi obat sama puskesmas," paparnya. 

Terkait variasi menu MBG yang memunculkan banyak keracunan, pihaknya enggan berkomentar. Sebab penanganan keracunan pada kewenangan BGN. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Walah! Pelaksanaan MBG Jateng Abaikan Tenaga Gizi yang Berkompeten

30 Sep 2025, 12:51 WIBNews