Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menteri Pendidikan Baru, Wacana Ganti Metode Pembelajaran atau Kurikulum Baru?

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti (dok. Sekretariat Presiden)

Bermunculan spekulasi tentang kurikulum baru yang muncul sejak pernyataan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu’ti M.Ed. tentang Deep Learning. Ada masyarakat yang mendukung dikarenakan merasa kurang berhasilnya kurikulum sebelumnya dan adapula yang menentang karena pikiran mengenai “Masa setiap ganti Presiden ganti kurikulum”.

1. Kurikulum Merdeka kelebihan dan kekurangannya

ilustrasi siswi belajar bersama (unplash.com/Ed Us)

Dukungan terhadap Pembelajaran Deep Learning ini disebabkan pikiran mengenai bahwa pendidikan di Indonesia sekarang ini tak bisa disebut bagus dan tidak bisa juga disebut buruk, karena kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum merdeka memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam proses pengajarannya. 

Kurikulum merdeka akan membawa pengaruh baik dan buruk yang mana kurikulum ini berpengaruh baik jika didukung dengan kesediaan guru serta sumber daya yang mewadai.

Tapi kurikulum ini akan menjadi bumerang jika kurangnya kesiapan guru dan sumber daya yang tidak memadai seperti sekolah-sekolah yang berada di desa-desa.  Yang mengakibatkan adanya banyak siswa-siswi sekolah dasar yang masih belum bisa melakukan pelajaran dasar seperti membaca dan menulis karena salahnya cara mendidik.  Serta ditiadakan nya ujian nasional yang membuat guru-guru tak memiliki patokan untuk mengukur kemampuan siswanya.

2. Apa itu deep learning?

IKATAN ALUMNI DRIYAKARYA

Adanya beberapa elemen tambahan yang akan dipelajari dipembelajaran Deep Learning berupa Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning membuat Deep Learning dapat di harapkan membawa angin baru bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Yang dapat membantu siswa untuk dapat mengetahui dan dapat  mengembangkan kemampuan yang ada serta dapat mengajarkan anak-anak muda dalam berpikir kritis. Meningkatnya tingkat pendidikan Indonesia menjadi harapan banyak orang agar dapat membuat generasi muda yang lebih maju dan dapat mewujudkan Indonesia emas 2045 di masa mendatang.

Tapi benarkah Deep Learning ini adalah wacana kurikulum baru yang sudah di rencanakan akan di terapkan di Indonesia mendatang?

3. Tak mungkin mengganti kurikulum di tengah tahun ajaran

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti (empat dari kiri) bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di acara Hari Guru Nasional (HGN) 2024 di Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024). (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Menteri pendididkan dasar dan menengah Prof. Abdul Mu’ti M.Ed. membantah bahwa Deep Learning adalah kurikulum melainkan hanya pendekatan atau metode pembelajaran yang bisa diterapkan ke dalam berbagai kurikulum. 

Ia juga mengatakan belum ada kebijkan resmi dari isu yang beredar tentang Deep Learning ini melainkan hanya berupa aspirasi masyarakat. “Itu bukan pernyataan dari kami, melainkan aspirasi masyarakat” ucap Abdul Mu’ti pada pertemuan Komisi X dengan Mendikdasmen RI, Mendikti Saintek RI, dan Menbud Ri pada hari Rabu (6/11/2024)

Abdul Mu’ti juga mengatakan “Sekarang kami belum mengambil kebijakan terkait dengan Ujian Nasional, PPDB, Merdeka Belajar dan lain-lain yang beredar di media sosial itu,” ia juga menegaskan “Jadi yang baik-baik akan kita terus pertahankan. Tapi yang belum, tentu kita harus terus sempurnkan. Kalau sama semua buat apa Mentrinya baru,”

"Tidak mungkin untuk mengganti perubahan kurikulum ditengah tahun ajaran ataupun penyempurnaan ditengah tahun ajaran, sehingga kami masih punya waktu beberapa bulan ini untuk melakukan pengkajian-pengkajian, menyerap aspirasi, sehingga pada tahun ajaran baru mudah-mudahan nanti bisa ada kebijakan yang bisa kita ambil, yang terbaik untuk memajukan pendidikan nasional kita,"

4. Pembelajaran yang Meaningful, Mindful, dan Joyful

Siswa-siswi SDN Tugurejo Semarang menyimak penjelasan dari manajemen Holiday Inn Express. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Deep Learning bukan teori baru karena sudah dipelajari, diteliti dan dikembangkan sejak 20 tahun yang lalu pada tahun 95 di saat pak Abdul Mu’ti berkuliah di Australia. Di mana arah pembelajaran ini diarahkan ke pembelajaran yang Meaningful, Mindful, dan Joyful.

“Nanti itu pelajaran yang namanya pelajaran fulful,” katanya. Di pembelajaran “Fulful” ini yang akan lebih berpusat pada siswa dimana perlajaran Meaningful yang berfokus menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman hidup siswa dan dunia nyata. Mindful yang berfokus pada membangun kesadaran diri dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Joyful yang berfokus dalam menciptakan suasana yang positif, menyenangkan, dan memotivasi. 

Tapi metode Deep Learning ini jika diterapkan juga tidak akan berhasil jika tidak melalui persiapan yang matang. Seperti pelatihan para guru agar dapat menerapkan metode pembelajaran Deep Learning dengan benar dan efektif, adanya dukungan yang memadai dari pemerintah dan adanya akses teknologi yang memadai di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.

5. Metode Deep Learning masih perlu dikenalkan ke masyarakat Indonesia

Ilustrasi strategi belajar yang tepat (istockphoto.com/golero)

Namun metode Deep Learning dengan 3 cara pembelajarannya ini masih harus dikenalkan kepada masyarakat Indonesia, karena setelah bertanya kepada beberapa masyarakaat mereka masih belum terlalu mengenal bagaimana metode ini dapat berjalan. Sehingga masih harus ada pengenalan tetang metode pembelajaran Deep Learning ini.

Untuk tahun ajaran baru ke depan, semoga tim Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dapat mengembangkan dan menemukan ide dan bisa menerapkan metode pembelajaran yang cocok dan dapat beradaptasi dengan baik bagi siswa yang ada di Indonesia sehingga pendidikan di Indonesa dapat meningkat.

Dan dilihat dari pengertian dan penjabaran dari Abdul Mu’ti tentang metode Deep Learning, semoga metode ini dapat cocok dan memiliki potensi bagi pembelajaran di Indonesia apapun kurikulumnya.

Menciptakan Indonesia yang maju, dengan para pelajar yang dapat berpikir rasonal, kritis, dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan di dunia nyata. Rata dan setaranya kualitas pendidikan di Indonesia, baik di kota maupu pedesaan. Sehingga tidak adanya lagi kesenjangan pendidikan yang terjadi di derah-daerah kecil. Sehingga di tahun 2045 mendatang Indonesia benar-benar akan mewujudkan Indonesia emas.

Ditulis oleh: Siti Hafiva A. Zazkya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us