Ternadi Park terpilih dalam gelaran seri ketiga yang juga babak final 76 Indonesian Downhill karena sirkuit ini bertaraf internasional. Sirkuit ini juga merupakan yang terbaik di Indonesia.
Lintasan yang berada di kaki Gunung Muria ini juga terdaftar dalam Union Cycliste Internationale (UCI) di kategori C1, yang berarti sirkuit dengan obstacle paling ekstrim baik dari sisi elevasi (ketinggian) maupun segi lintasan yang akan dihadapi para downhiller.
Selain Ternadi Park, dua seri 76 Indonesian Downhill telah digelar di Bukit Watu Cenik, Wonogiri, Jawa Tengah (Seri 1) dan Seruni Point Bromo Probolinggo, Jawa Timur (Seri 2).
Khoiful Mukhib, yang baru saja kembali setelah mengikuti kompetisi IXS European Downhill Cup Seri 2 di Slovenia pada May 2019 dan Seri 5 di Cekoslovakia pada Agustus 2019 menuturkan, bentang alam ekstrim di Ternadi Park tak ubahnya seperti sirkuit di luar negeri yang membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian tinggi.
“Hal ini sangat berguna dalam menghadapi babak final di Ternadi Park nanti karena tingkat keesktrimannya hampir sama. Bedanya hanya di faktor cuaca dan kondisi tanah. Kalau di Eropa, cuaca cenderung dingin sedangkan di Ternadi cukup panas. Lalu Ternadi juga tanahnya licin bila hujan, ini yang harus diantisipasi,” ujar Mukhib.
Berbekal pengalaman kompetisi di Eropa tersebut, Mukhib optimistis bisa meraih hasil terbaik di final 76 Indonesian Downhill nanti. Terlebih, jaraknya dengan Andy Prayoga di posisi 1 klasemen sementara hanya berpaut 81 poin.