Ketika Pembalap Downhill Meliuk-liuk Terobos Lorong Labirin Gajahmungkur: Benar-benar Sempit!

Semarang, IDN Times - Kontur wilayah Semarang yang berbukit rupanya memacu adrenalin bagi para pesepeda untuk mengikuti ajang balap downhill. Terletak di ujung Jalan Rinjani, Kecamatan Gajahmungkur, ajang bertajuk Bendungan Urban Downhill Competition 2022 tersebut digeber dua hari, 13 --14 Agustus 2022.
Sedari pagi para pembalap downhill telah menyiapkan sepeda gunungnya. Satu per satu mereka memacu kecepatannya dengan menerobos jalanan terjal di Kecamatan Gajahmungkur. Tantangan yang mereka hadapi tatkala meliuk-liuk melewati kampung-kampung yang berada di lereng tebing.
Sesekali sepedanya berdecit tatkala menuruni jalan yang melewati anak tangga. Fara Olivia merupakan salah satu pebalap downhill yang ikut ajang tersebut. Pembalap berusia 15 tahun itu tertantang menaklukan jalanan terjal di Gajahmungkur.
Mula-mula ia menerobos turunan curam yang dipenuhi anak tangga. Rute yang dilewati membuat Fara kerepotan. Terutama ketika menyusuri lorong-lorong bangunan kosong lalu dilanjutkan melewati beberapa rumah warga, lokasi kandang kambing sampai pekarangan milik warga.
"Saya juga sempat kewalahan bermanuver. Biasanya kan medan yang saya hadapi pegunungan atau hutan. Kali ini permukiman yang padat," aku atlet downhill asal Kendal tersebut.
Jalur downhill Gajahmungkur berkelok-kelok dan sempit
Fara menyebut track downhill di area Kampung Bendungan Gajahmungkur tergolong unik. Sejauh matanya memandang hanya ada rumah penduduk yang sempit. Dan jalan yang berkelok-kelok.
Fara mengaku dengan pemandangan tersebut membuatnya terkejut.
"Jelas kaget pas awal pengenalan track. Jalurnya benar-benar sempit. Terus banyak tangga di kanan kiri jalan," ujar wanita yang sejak lama menggeluti olahraga balap downhill tersebut.