Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama Kemarau

Diminati karena harganya lebih miring

Semarang, IDN Times - Musim kemarau membawa berkah tersendiri bagi segelintir pedagang. Terdapat sejumlah pedagang yang mendapat durian runtuh di tengah melonjaknya harga cabai segar. Hal itu tampak dari geliat Pasar Johar Baru, Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Gayamsari, Semarang. 

1. Yang laku justru yang sudah membusuk

Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama KemarauIDN Times/Fariz Fardianto

Kondisi tersebut seperti yang dilakukan para pedagang yang berjualan di lapak paling belakang dari bangunan pasar. Mak Yem, siang itu sedang sibuk memilah-milah cabai di dalam tampahnya. Sekilas kondisi cabainya sudah membusuk dengan warga kehitaman.

"Sing bosok-bosok koyo ngene iso didol meneh, Mas. (Yang sudah busuk seperti ini bisa dijual lagi)," begitu kata Mak Yem, saat mengawali obrolan dengan IDN Times, Kamis (7/8).

Hampir saban hari jemari tangannya telaten memilah antara yang busuk dengan yang masih segar. Yang busuk dipilah lagi dengan membersihkan bagian tangkainya.

Baca Juga: Cabai Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Komoditas Pangan

2. Belakangan banyak orang memborong cabai busuk. Karena harganya jauh lebih miring

Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama KemarauIDN Times/Fariz Fardianto

Menurut Mak Yem, belakangan ini banyak orang yang memesan cabai busuk untuk diolah lagi menjadi ragam bumbu masakan. Ini terjadi setelah harga cabai segar di pasaran terus melejit naik.

"Cabai sekarang lagi mahal. Jadi orang-orang carinya cabai yang sudah busuk. Sekilo cuma Rp30 ribu," akunya dengan logat Jawa kental.

Kalangan yang kerap berburu cabai busuk pun berasal dari berbagai latar belakang. Mak Yem bilang, ketimbang membeli cabai segar dengan harga sampai Rp75 ribu, para pedagang bakso, soto, warteg dan rumah makan Padang lebih memilih memborong cabai busuk.

"Yang mencari harga cabai lebih murah, biasanya datangnya kemari," ungkap pedagang yang berjualan di Blok F-18 tersebut.

Baca Juga: Pedas! Harga Cabai Merah Tembus Rp90 ribu per Kilogram

3. Cabai busuk sering dioplos dengan yang segar untuk menekan kerugian

Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama KemarauIDN Times/Daruwaskita

Dalam sehari, Mak Yem bisa melayani penjualan cabai busuk sebanyak 5-10 kilogram. Namun, jika sedang untung banyak, beberapa pemilik warteg langsung memborong dagangannya mencapai 25 kilogram sekaligus.

"Kondisinya tidak menentu. Kalau musim tanam ketiga seperti ini, yang laris cabai busuk. Tapi kalau sudah masuk musim penghujan, pada nyari yang cabai segar," kata warga Tanggul Rejo Kaligawe, Semarang ini.

Lebih jauh lagi, ia menjelaskan biasanya tak jarang konsumennya mengoplos cabai segar dengan yang busuk untuk menyiasati harga yang melambung tinggi. Ada pedagang yang mengolahnya jadi saus botolan, sambal soto maupun campuran bumbu pedas. 

Kondisi warga yang beralih membeli cabai busuk ini sudah berlangsung sebulan lebih. Ia bilang dagangannya kerap habis saat menjelang sore hari.

4. Harga cabai segar meroket hingga 60 persen sejak dua bulan terakhir

Menangguk Untung dari Jualan Cabai Busuk Selama KemarauIDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, lain Mak Yem, lain pula nasib Sunarno. Pria yang dikenal sebagai pedagang cabai segar di Blok G-14 Johar Baru itu justru menanggung kerugian berlipat ganda akibat melonjaknya harga cabai dua bulan terakhir.

Saat ini harga rawit putih dibanderol Rp30 ribu per kilogram, rawit setan Rp75 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp65 ribu per kilogram, hijau besar Rp25 ribu per kilogram dan merah besar Rp60 ribu per kilogram. Rata-rata naik lebih dari 60 persen dibanding kondisi normal seharga Rp20 ribu.

Ia menganggap biang keladi dari naiknya harga cabai saat ini adalah para pedagang pasar di Jakarta. "Yang jadi barometer Jakarta. Kalau di sana harganya kuat, ya sini ikut kuat. Lha sekarang kalau cabainya mahal, orang-orang gak mau beli," terangnya.

Ia bilang omzet penjualannya turun drastis sejak awal Juli. Dari yang semula laku 2 ton cabai, kini hanya mampu menjual 700 kilogram.

"Sekarang orang yang beli sedikit. Apalagi kita kena dampak kekeringan. Petani yang merasa frustasi gak mau lagi ngurus lahan cabainya. Saya aja cuma berani ambil pasokan 1 ton dari Temanggung," terangnya.

Baca Juga: Harga Cabai Semakin 'Pedas', Ternyata Ini Penyebabnya

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya