Musim Kemarau, Perajin Ikan Asin di Tambaklorok Justru Merugi

Permintaan anjlok 50 persen

Semarang, IDN Times-Musim kemarau yang berkepanjangan tidak lantas membuat perajin ikan asin di Kampung Tambaklorok Semarang bersemangat. Pasalnya, sejumlah perajin ikan malah mengalami kerugian besar. Hal ini disebabkan aktivitas penjualan komoditas tersebut mengalami penurunan cukup signifikan. 

Salah satu dampak dari merosotnya penjualan ikan asin dirasakan oleh perajin ikan asin di daerah RT XIV/RW IV, Tambaklorok, Rubiyatun.

1. Pasar saat ini sedang lesu

Musim Kemarau, Perajin Ikan Asin di Tambaklorok Justru MerugiIDN Times/Fariz Fardianto

Rubiyatun mengungkapkan, penjualan ikan asin akhir-akhir ini agak seret lantaran terkena imbas situasi pasar yang sedang lesu.

"Biasanya saya pakai ikan Gresek untuk bahan ikan asin. Tapi beberapa hari terakhir malah situasi pasarnya lagi sepi. Permintaan yang datang turun 50 persen dari kondisi normal," ungkap perempuan berusia 43 tahun tersebut, saat ditemui IDN Times, di sela menjemur ikan di tepi Pantai Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Senin (26/8).

Baca Juga: Pasokan Seret, Harga Ikan di Tambaklorok Meroket

2. Permintaan ikan asin anjlok 50 persen dari kondisi normal

Musim Kemarau, Perajin Ikan Asin di Tambaklorok Justru MerugiIDN Times/Fariz Fardianto

Diakuinya dari total hasil produksi ikan asin rata-rata setiap hari sebanyak 5 kuintal, dagangannya hanya bisa terjual sekitar 30 persen.

Rubiyatun mengaku kondisi tersebut membuat modal usahanya semakin menipis. Padahal selama ini ia hanya mengandalkan penjualan ikan asin dari pesanan sejumlah pabrik maupun rumah makan Padang.

"Sekarang mereka jarang datang kemari, Mas. Serba sulit jadinya. Padahal ini kan jadi modal saya satu-satunya untuk biaya hidup dan sekolah anak-anak di rumah," terangnya.

3. Perajin ikan asin khawatir kehabisan modal usaha

Musim Kemarau, Perajin Ikan Asin di Tambaklorok Justru MerugiIDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan, Niamah, perajin ikan asin lainnya juga mengalami kondisi serupa. Saat ini penjualan ikan asinnya turun drastis. Dari semula mampu menjual 3 kuintal, saat ini hanya  terjual 1,5 kuintal setiap harinya.

"Tren pasar saat ini memang semuanya sedang sepi, Mas. Imbasnya kita yang bergerak di sektor UKM jadinya merugi. Modal yang dikeluarkan tidak sepadan sama hasil yang didapatkan. Kalau sudah begitu, khawatir nanti semua usaha ikan asin di sini bisa bangkrut gara-gara kehabisan modal," akunya.

Baca Juga: Tak Bisa Melaut, Nelayan Tambaklorok Andalkan Penghasilan Istri

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya