Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Menjadi Senior yang Berwibawa, Jangan Semena-mena pada Junior

ilustrasi senior dan junior (pexels.com/Christina Morillo)
Intinya sih...
  • Sikap baik pada junior adalah tanggung jawab senior
  • Prestasi dan sikap yang baik mendapatkan rasa hormat dari junior
  • Bersikap bijak tanpa meminta hal yang tidak seharusnya kepada junior

Menjadi senior baik di kantor maupun di kampus jangan membuatmu merasa boleh melakukan apa saja pada juniormu. Justru dengan kesenioranmu di suatu bidang, kamu punya tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk memastikan sikapmu pada para junior baik. Secara langsung atau tidak, dirimu memiliki tugas buat membimbing mereka. Lakukan peran tersebut dengan sebaik mungkin.

Gak usah berusaha atau sekadar menginginkan supaya dirimu ditakuti oleh junior. Ketakutan akan muncul jika kamu memberi mereka tekanan. Dirimu hanya perlu memiliki kewibawaan supaya orang-orang yang lebih muda atau baru masuk ke lingkunganmu menaruh rasa hormat terhadapmu.

Maka tugasmu adalah membangun kualitas diri sebagai seorang senior yang layak dihormati. Bukan menebar ancaman pada para junior. Mendapatkan rasa respek mereka gak sulit kok. Kamu tak perlu bersikap sok serius dan malah perlu membaur bersama mereka. Simak ulasannya biar kamu gak salah membawa diri di hadapan pada juniormu.

1. Menjadi teladan dalam hal prestasi dan attitude

ilustrasi membimbing junior (pexels.com/fauxels)

Kesenioranmu jangan hanya dari segi usia, angkatan, atau lama masa kerjamu. Semua itu juga dihargai oleh junior-juniormu. Namun, mereka akan jauh lebih terkesan apabila dirimu mempunyai prestasi yang membanggakan di lingkungan tersebut. Jika kamu sudah bekerja, maka prestasi kerjamu mesti diakui.

Sedang apabila dirimu masih berkuliah; kamu dapat berprestasi sesuai bidang kuliahmu, melalui organisasi kampus, atau kegiatan seni dan olahraga mewakili universitas. Adanya prestasi otomatis membuatmu mendapatkan sorotan positif dari para junior. Mereka mengagumimu tanpa kamu perlu repot-repot bersikap caper.

Selain prestasi, jaga sikapmu pada siapa saja. Termasuk pada junior yang tak jarang diremehkan oleh senior. Kamu jangan mengikuti budaya yang buruk tersebut. Tetaplah menghargai semua orang dengan mendasarkan pada kesamaan kalian sebagai sesama manusia sekaligus bagian dari lingkungan kantor atau kampus. Kalian punya satu identitas besar yang sama di samping identitas pribadi sehingga mesti sama-sama bersikap baik.

2. Tidak meminta upeti dalam bentuk apa pun

ilustrasi senior dan junior (pexels.com/Buro Millennial)

Hindari bersikap bak preman di lingkungan kerja atau kampus hanya karena kamu merasa paling senior. Jangan meminta apa pun dari para juniormu yang tidak ada hubungannya dengan tugas mereka di kantor atau proses kuliahnya. Misalnya, permintaan akan hadiah, traktiran, dan berbagai fasilitas. Bahkan bila kamu ditugaskan oleh kampus atau kantor buat membimbing mereka secara intensif, berarti itu sudah menjadi kewajibanmu.

Gak usah mematok tarif sekecil apa pun atau mengharapkan balas budi dari mereka dalam berbagai bentuk. Seharusnya dirimu malu bila melakukan hal seperti itu. Malah yang wajar ialah kamu sebagai senior memberikan traktiran ke junior yang masih magang karena gajinya belum penuh. Para junior bakal sangat menghargai apabila dirimu menjalankan tugasmu yang berkaitan dengan mereka secara ikhlas sesuai ketentuan.

Sebaliknya jika kesukaanmu ialah mengumpulkan macam-macam upeti, mereka tidak henti-hentinya membicarakanmu secara negatif. Bahkan mereka dapat melaporkan ulahmu pada atasanmu yang tentu berakibat pada sanksi keras untukmu. Jaga kehormatanmu sebagai senior dengan tak mengharapkan apa pun dari para juniormu selain mereka serius dalam belajar dan bekerja.

3. Bisa membantu junior mengatasi masalah dengan bijaksana

ilustrasi membimbing junior (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyaknya pengalamanmu sebagai senior harus bisa memberikan dampak nyata pada para junior. Contohnya, ketika mereka menghadapi masalah yang bikin kewalahan. Kurangnya jam terbang membuat mereka mudah merasa buntu ketika berhadapan dengan persoalan. Padahal, menurutmu masalahnya termasuk sepele dan gampang buat dipecahkan.

Tunjukkan kamu sungguh-sungguh mampu membantu mereka. Bukan hanya dirimu sibuk menceramahi dengan hal-hal yang sulit langsung diterapkan. Akan tetapi, solusi yang ditawarkan juga mesti dipikirkan dulu baik-baik. Jangan sekadar kamu cepat memberikan solusi yang ternyata justru memperkeruh keadaan.

Dengan minimnya pengalaman, junior akan mengikuti apa pun yang menjadi saran atau instruksimu. Mereka sangat memercayaimu. Akan tetapi apabila ternyata malah timbul masalah baru setelahnya, siapa yang akan bertanggung jawab? Jangan-jangan kamu pun cuma hendak mencuci tangan ketika itu terjadi.

4. Tetap menjaga etika saat berusaha akrab dengan junior

ilustrasi senior dan junior (pexels.com/fauxels)
ilustrasi senior dan junior (pexels.com/fauxels)

Menjadi senior yang berwibawa bukan artinya kamu harus menjaga jarak sejauh mungkin dari junior. Biar mereka tidak lupa bahwa dirimu sudah lebih lama dan ahli di suatu bidang. Kamu malah dianjurkan untuk bisa berbaur dengan mereka. Berada di tengah-tengah mereka memudahkanmu dalam memberikan bimbingan.

Mereka pun menjadi tak terlalu sungkan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Ini akan memperkecil kemungkinan junior melakukan kesalahan dan menghambat pekerjaan. Namun, perhatikan caramu membangun keakraban dengan mereka. Kesopanan harus tetap dijunjung tinggi.

Sebab bila dirimu asal-asalan dalam bersikap, mereka malah risi berada di dekatmu. Seperti candaanmu terlalu vulgar atau kamu tak memperhatikan jenis kelamin serta karakter junior. Jangan berharap kalian bisa langsung akrab dalam waktu singkat. Lakukan pendekatan perlahan-lahan saja supaya kamu tak dicurigai punya maksud yang kurang baik.

5. Gak usah bersikap sok senior

ilustrasi membimbing junior (pexels.com/Van Tay Media)

Kamu jelas-jelas sudah senior setidaknya dibandingkan mereka yang baru diterima bekerja atau kuliah. Oleh sebab itu, dirimu tidak perlu lagi bersikap sok senior. Itu hanya membuatmu tampak berlebihan dalam bersikap di depan junior. Kesannya, kamu haus pengakuan dari mereka. 

Bisa-bisa dirimu dicap gila hormat. Bahkan sikap sok senior ini kerap kali berujung pada perundungan. Kesenioranmu merupakan fakta yang tak terbantahkan. Namun, caramu membawa diri hendaknya biasa-biasa saja. Tak perlu menonjolkan kesenioran itu seakan-akan dirimu terlalu khawatir bakal disamakan dengan orang yang belum berpengalaman.

Kalaupun mulanya ada 1 atau 2 junior yang belum tahu betapa seniornya kamu, gak usah risau. Hanya soal waktu buat mereka akhirnya mengetahuinya juga. Saat itu terjadi, penilaian mereka terhadapmu bertambah positif. Kamu bukan hanya ternyata lebih senior daripada dugaan mereka, tetapi juga benar-benar rendah hati.

Kesenioranmu membawa konsekuensi besar terkait peranmu terhadap junior. Cegah statusmu lebih senior dari mereka, tetapi sikapmu malah kekanak-kanakan dengan lebih sering menyusahkan junior. Seperti dengan kamu melakukan perundungan atau meminta macam-macam pada mereka secara paksa. Kewibawaanmu ada di tanganmu. Jangan sampai kewibawaan itu hancur karena dirimu sembarangan dalam berucap serta berbuat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us