7 Pertanyaan ini Mengecek Apakah Pekerjaan Kamu Sejalan dengan Nilai Hidup

- Pekerjaan membuatmu merasa bangga dan bermakna bagi orang lain
- Lingkungan kerja yang mendukung otentisitas diri
- Waktu kerja terasa berharga dan memenuhi nilai hidupmu
Setiap orang punya nilai hidup yang berbeda, entah itu tentang integritas, kreativitas, stabilitas, atau kontribusi sosial. Nilai-nilai ini menjadi kompas yang membantu kamu mengambil keputusan penting, termasuk dalam hal karier. Tapi seiring berjalannya waktu, kamu bisa terjebak dalam rutinitas dan lupa mengevaluasi apakah pekerjaan yang dijalani masih selaras dengan apa yang kamu yakini.
Jika akhir-akhir ini kamu sering merasa hampa, mudah lelah secara mental maupun emosional, atau kehilangan semangat dalam bekerja, mungkin saatnya kamu merenung sejenak. Berikut tujuh pertanyaan yang bisa membantumu menilai apakah pekerjaanmu saat ini masih sesuai dengan nilai hidupmu.
1. Apakah pekerjaan ini membuatmu merasa bangga?

Rasa bangga terhadap pekerjaan bukan hanya soal jabatan atau penghasilan. Tapi juga soal kontribusi yang kamu berikan dan dampaknya terhadap orang lain. Jika kamu merasa pekerjaanmu bermakna dan pantas dibagikan ke orang-orang terdekat, bisa jadi pekerjaanmu memang sejalan dengan nilai hidupmu.
Sebaliknya, kalau kamu enggan membicarakan pekerjaanmu karena merasa malu, bersalah, atau tidak percaya diri, bisa jadi itu pertanda ada ketidaksesuaian antara apa yang kamu kerjakan dan apa yang kamu yakini. Luangkan waktu untuk merefleksi apakah rasa tidak bangga itu datang dari tekanan luar atau karena memang pekerjaanmu sudah menjauh dari nilai-nilai yang kamu junjung.
2. Apakah kamu bisa menjadi dirimu sendiri saat bekerja?

Lingkungan kerja yang sehat seharusnya membuatmu merasa aman untuk menjadi diri sendiri. Kalau kamu bisa mengekspresikan pendapat tanpa takut dihakimi, itu tandanya ada harmoni antara pekerjaanmu dan nilai otentisitas yang kamu miliki.
Namun jika kamu terus-menerus merasa harus berpura-pura, menyembunyikan bagian dari dirimu, atau mengikuti budaya kantor yang bertolak belakang dengan prinsip hidupmu, bisa jadi pekerjaanmu mulai menggerus jati dirimu. Tidak semua pekerjaan cocok untuk semua orang, dan kamu berhak mengevaluasi apakah kamu masih bisa berkembang sebagai dirimu sendiri di sana.
3. Apakah kamu merasa waktu hidupmu terpakai dengan baik?

Waktu adalah aset yang tidak bisa diganti. Maka dari itu, penting banget untuk menilai apakah 8-10 jam kerja per harimu terpakai untuk hal yang kamu anggap berharga. Kalau kamu merasa puas, meski capek, itu pertanda positif.
Tapi kalau kamu merasa kosong, hampa, atau seperti membuang waktu, itu bisa jadi alarm bahwa mungkin pekerjaanmu sudah tidak sesuai dengan nilai hidup yang kamu pegang. Pekerjaan ideal bukan cuma yang menghasilkan uang, tapi juga membuat kamu merasa waktu yang kamu habiskan punya makna. Ini bisa jadi momen untuk menyesuaikan arah karier dengan nilai-nilai yang kamu pegang.
4. Apakah kamu merasa dihargai sebagai manusia, bukan sekadar 'alat produksi'?

Nilai hidup banyak orang mencakup rasa dihormati, dimanusiakan, dan diakui keberadaannya. Kalau di tempat kerja kamu merasa diperlakukan dengan adil, didengar, dan dianggap penting, itu berarti ada keselarasan antara lingkungan kerja dan nilai kemanusiaan yang kamu pegang.
Tapi kalau kamu merasa hanya dihargai saat menghasilkan atau selalu ditekan tanpa memperhatikan batasanmu sebagai manusia, bisa jadi ini saatnya mempertimbangkan ulang. Sebuah pekerjaan yang sehat harus menghormati keseimbangan hidup, bukan hanya mengejar target semata.
5. Apakah pekerjaan ini membantumu berkembang ke arah yang kamu inginkan?

Salah satu nilai yang banyak dipegang orang adalah pertumbuhan. Pekerjaan yang sejalan dengan nilai ini biasanya menantang, memberi ruang belajar, dan bikin kamu excited mengejar versi terbaik dari dirimu.
Kalau pekerjaanmu sekarang stagnan, membuatmu merasa stuck, atau bahkan mengikis semangatmu untuk belajar, itu bisa jadi pertanda bahwa kamu sedang berjalan di jalur yang menjauh dari arah hidup yang kamu inginkan. Evaluasi ini penting, supaya kamu tidak bertahan hanya karena nyaman tapi sebenarnya sudah tidak berkembang.
6. Apakah pekerjaan ini membuatmu merasa bersalah atau bertentangan secara moral?

Setiap orang punya prinsip dan batas moral yang berbeda. Kalau pekerjaanmu membuatmu sering merasa bersalah, menoleransi praktik yang kamu anggap salah, atau terus-menerus membuatmu mempertanyakan integritasmu, kamu patut waspada.
Perasaan tidak nyaman ini bukan sesuatu yang harus diabaikan. Itu bisa jadi tanda bahwa pekerjaanmu sudah tidak sejalan dengan nilai dasar yang kamu anut. Mungkin gajinya tinggi atau lingkungannya enak, tapi jika kamu terus bergumul dengan dilema moral, itu bisa berdampak jangka panjang terhadap kesehatan mentalmu.
7. Apakah pekerjaan ini membuatmu merasa selaras secara emosional dan spiritual?

Nilai hidup tidak hanya soal prinsip praktis, tapi juga hal-hal yang lebih dalam seperti ketenangan batin, kebahagiaan, dan kepuasan spiritual. Kalau kamu merasa pekerjaanmu memberi makna lebih besar dan membuatmu damai secara emosional, itu tanda kuat bahwa kamu berada di jalur yang tepat.
Sebaliknya, jika setiap hari terasa berat secara emosional dan kamu merasa kehilangan arah, mungkin pekerjaanmu sudah tidak memberi dukungan pada nilai-nilai spiritualmu. Mengecek bagian ini penting untuk memastikan kamu tidak hanya 'survive', tapi juga benar-benar 'live'.
Kalau dari tujuh pertanyaan tadi kamu mulai merasa ada yang kurang selaras antara pekerjaan dan nilai hidupmu, itu bukan berarti kamu gagal. Tapi mungkin ini sudah saatnya kamu jujur pada diri sendiri dan mulai merancang langkah baru.