Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Kesalahan yang Sering Dilakukan Perajut Pemula, Wajib Dihindari

ilustrasi merajut (pexels.com/miriam-alonso)
Intinya sih...
  • Memilih benang dan hakpen yang sesuai
  • Mulai dengan proyek sederhana
  • Pahami istilah teknik merajut dan pentingnya menghitung tusuk rantai

Mengisi waktu luang dengan merajut benang adalah hal yang mengasyikkan. Selain itu, merajut merupakan hobi yang dapat diakses dan dilakukan oleh semua orang, dari yang muda hingga yang tua. Peralatan-peralatan merajut juga cukup sederhana dan mudah ditemui di toko.

Namun, merajut bukanlah aktivitas yang mudah dilakukan. Terutama, bagi pemula yang baru mengenal rajut pasti akan kesulitan menggunakan benang dan hakpen secara bersamaan. Untuk itu, ketahui kesalahan-kesalahan apa saja yang sering dilakukan pemula dalam merajut, dan sebaiknya harus kamu hindari.

1.Menggunakan pasangan benang dan hakpen dengan ukuran yang tidak sesuai

ilustrasi merajut (pexels.com/anete-lusina)

Benang dan hakpen adalah pasangan yang tidak terpisahkan. Setiap benang memiliki ketebalan yang berbeda, dan juga dipasangkan dengan hakpen yang berbeda. Semakin tebal benang, maka ukuran hakpen yang digunakan juga semakin besar.

Bagi kamu yang baru memulai merajut, jangan sampai salah memasangkan benang dan hakpen. Hakpen yang terlalu kecil untuk benang yang besar, membuat motif rajut menjadi terlalu rapat. Hal ini juga akan membuatmu kesulitan dalam menggerakkan hakpen, karena lubang yang dibentuk terlalu kecil. Kamu dapat melihat pasangan hakpen atau jarum rajut pada pembungkus benang.

Selain itu, pastikan ketebalan benang sesuai dengan proyek atau kerajinan yang akan kamu kerjakan. Misalnya, untuk membuat sweater atau pakaian, benang yang digunakan relatif tipis dengan ukuran hakpen antara 1-2 atau sekitar 1,8 mm – 2 mm. Sedangkan kerajinan seperti tas dan sepatu membutuhkan benang yang lebih tebal seperti nilon, katun, atau poliester dengan pasangan hakpen ukuran minimal 3 atau sekitar 2,5 mm.

2.Memulai dengan proyek rumit

ilustrasi boneka rajut (pexels.com/2375361)

Sebagai pemula, tentu kamu harus mengawali merajut dengan desain dan proyek yang sederhana. Namun, ada kalanya kamu terlalu bersemangat sehingga memutuskan untuk merajut barang yang rumit.

Mulailah merajut dengan barang-barang yang sederhana. Misalnya tas, syal, taplak meja, atau gantungan kunci mini. Mulailah juga dengan merajut motif yang paling sederhana. Hal ini bertujuan supaya tanganmu semakin luwes saat merajut benang.

Pada tahap awal, usahakan untuk terbiasa mengaitkan benang dan hakpen terlebih dahulu. Dengan merajut motif sederhana juga membantu tanganmu agar tidak mudah lelah dan pegal.

3.Tidak memahami istilah merajut dengan baik

ilustrasi merajut (pexels.com/rdne)

Dalam dunia merajut, terdapat beberapa istilah yang digunakan sebagai teknik merajut. Istilah-istilah pada teknik merajut akan memudahkanmu dalam membentuk motif atau kerajinan. Istilah merajut juga selalu dipakai pada buku panduan merajut atau video tutorial yang ada di internet.

Jadi, kamu harus mengetahui dengan baik istilah-istilah yang digunakan pada teknik merajut. Beberapa istilah yang paling sering digunakan untuk teknik merajut di antaranya ada slip knot, double crochet, triple crochet, chain, dan lain-lain.

Memahami istilah merajut dengan seksama juga akan membantumu memahami pola pada buku panduan merajut. Mungkin ini menjadi langkah yang sulit bagi kamu yang baru pertama kali merajut untuk menghafal istilah dan teknik merajut. Untuk itu lakukan dengan pelan-pelan dan sedikit demi sedikit, supaya kamu terbiasa menggunakan istilah-istilah dalam dunia merajut.

4.Salah menghitung tusuk rantai

ilustrasi merajut (pexels.com/castorlystock)

Menghitung tusuk rantai menjadi hal yang paling penting dalam proses merajut. Salah dalam menghitung jumlah tusuk rantai dapat membuat pola atau motif rusak, atau ukuran dari proyek rajutan terlalu kecil atau terlalu besar.

Mungkin, menghitung tusuk rantai menjadi tahapan merajut yang membosankan. Namun, teliti dalam menghitung rantai sangat dibutuhkan untuk menghasilkan hasil rajutan yang diinginkan. Untuk membantumu tidak lupa saat menghitung, kamu bisa menggunakan penanda rajut. Penanda rajut juga akan membantumu menandai awal baris di mana kamu memulai motif rajut.

5.Lupa menyisakan benang panjang setelah merajut

ilustrasi merajut (pexels.com/miriam-alonso)

Setelah menyelesaikan rangkaian proses merajut dan hasil rajutanmu sudah selesai, jangan langsung memotong benang begitu saja. Karena terlalu asyik merajut, membuatmu menjadi lupa untuk menyisakan beberapa senti benang panjang di akhir rajutan.

Menyisakan beberapa senti benang di akhir rajutan berfungsi untuk mengunci tusuk rantai, sekaligus memperkuat simpul rajutan. Sehingga, motif rajut yang sudah kamu susun tidak mudah terlepas dan terburai.

6.Tidak merawat dan menyimpan benang dengan baik

ilustrasi benang rajut (pexels.com/karolina-grabowska)

Jangan lupa untuk selalu merawat dan menyimpan benang dengan baik. Meskipun sepele, merawat benang yang belum digunakan merajut perlu dilakukan supaya benang tetap kuat dan awet.

Menyimpan benang dengan baik juga mencegah benang menjadi kotor dan saat kamu merajut, kamu tetap nyaman menggunakan benang tersebut. Untuk itu, kamu perlu memiliki kotak khusus untuk menyimpan peralatan merajut.

Tiap jenis benang memiliki cara perawatan yang berbeda. Sebelum memulai merajut, pahami terlebih dahulu petunjuk perawatan dan cara mencuci benang.

7.Tidak menyelesaikan proyek rajutan

ilustrasi merajut (pexels.com/miriam-alonso)

Terlalu bersemangat untuk merajut pada awal merajut, tetapi semangatmu semakin menurun saat kamu sudah menghasilkan setengah proyek rajut. Namun, kamu malah beralih untuk membuat proyek rajutan lain, dan meninggalkan proyek rajutan yang hampir selesai kamu buat. Hal ini bisa terjadi, tetapi jangan sampai tidak menyelesaikan proyek rajutan.

Sekecil apa pun proyek rajutan yang kamu buat, usahakan untuk menyelesaikannya hingga tuntas. Menyelesaikan proyek rajutan akan membantumu mengetahui sejauh mana perkembanganmu dalam merajut.

Sebagai pemula, sangatlah normal bila kamu melakukan kesalahan pada tahap awal belajar merajut. Akan tetapi, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama secara berulang-ulang. Supaya kamu dapat meningkatkan keterampilan merajutmu, dan membuat hasil rajut yang indah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us