5 Fakta Charles Dickens, Novelis Terkenal yang Hidup di Era Victoria

- Charles Dickens lahir pada 7 Februari 1812 di Portsmouth, Inggris. Keluarganya mengalami kesulitan ekonomi yang memengaruhi tulisannya.
- Dickens bekerja di pabrik sepatu dan terinspirasi untuk menulis setelah membaca novel. Karyanya seperti "Oliver Twist" dan "A Christmas Carol" sangat populer.
- Karya-karya Dickens menyoroti perjuangan kaum miskin dan terpinggirkan di Inggris pada era Victoria, serta mempengaruhi aktivisme sosial.
Apakah kamu sudah mengenal tokoh sastra satu ini? Namanya adalah Charles Dickens, sosok yang membangkitkan gambaran jalanan berbatu, pasar yang ramai, dan karakter-karakter hidup yang menonjol dari halaman. Novel-novelnya sarat dengan narasi yang kaya dan komentar sosial, dengan menangkap esensi Inggris Victoria.
Di balik kejeniusannya dalam sastra, ia berhasil mengatasi kesulitan demi menjadi salah satu penulis paling terkenal dalam sejarah. Pernahkah kamu bertanya-tanya tentang kehidupan di balik karya klasik seperti “A Christmas Carol” atau “Great Expectations”? Ada lebih banyak hal tentang novelis terkenal yang hidup di era Victoria ini daripada sekadar cerita yang tak terlupakan.
Dari awal hidupnya yang penuh tantangan hingga pengaruhnya yang signifikan pada masyarakat, setiap aspek darinya mengungkap mengapa ia tetap relevan hingga saat ini. Mari telusuri beberapa fakta tentang Charles Dickens berikut ini.
1. Awal kehidupan dan awal mulanya menjadi seorang penulis

Charles Dickens lahir pada tanggal 7 Februari 1812 di Portsmouth, Inggris. Tahun-tahun awalnya ditandai dengan ketidakstabilan keuangan. Keluarganya berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan kesulitan ekonomi ini kemudian memengaruhi tulisannya. Pada usia 12 tahun, sebuah tragedi menimpa ketika ayahnya dipenjara karena utang.
Dickens muda harus meninggalkan sekolah dan bekerja di pabrik dengan menempelkan label pada stoples semir sepatu. Pengalaman ini membuka matanya terhadap kenyataan hidup yang keras bagi orang miskin. Meskipun menghadapi tantangan ini, ia menemukan pelipur lara dalam sastra. Ia dengan lahap membaca novel dan majalah selama waktu luangnya yang terbatas.
Terinspirasi oleh sesuatu yang ia baca dan termotivasi oleh pengalaman pribadi, Dickens mulai membuat cerita sendiri. Terobosan pertamanya datang dengan judul “Sketches by Boz,” yang diterbitkan pada tahun 1836. Koleksi ini tidak hanya memamerkan bakatnya, tetapi juga pengamatan tajamnya terhadap keanehan masyarakat. Ini menjadi panggung untuk karier sastranya yang luar biasa di masa depan.
2. Kesuksesan Charles Dickens sebagai penulis terkenal

Charles Dickens meraih kesuksesan luar biasa selama hidupnya. Novel-novelnya berhasil memikat banyak pembaca dan dengan cepat memperoleh popularitas. Karya-karyanya seperti “Oliver Twist” dan “A Christmas Carol” langsung menjadi karya klasik. Serialisasi cerita-ceritanya di majalah memainkan peran penting dalam kebangkitannya.
Para pembaca dengan penuh semangat menunggu setiap bab baru, menciptakan kehebohan yang membuat audiens tetap terlibat. Metode ini memungkinkannya untuk terhubung langsung dengan publik. Karena Dickens adalah seorang pendongeng ulung, ia merangkai alur rumit yang dipenuhi karakter-karakter yang mudah diingat.
Kemampuannya untuk memadukan humor dengan komentar sosial juga sangat berkesan, membuat karyanya menghibur sekaligus menggugah pikiran. Ketika Dickens meninggal dunia pada tahun 1870, ia sudah dianggap sebagai salah satu penulis terhebat di eranya. Warisannya terus berkembang melalui adaptasi dan interpretasi ulang di berbagai media saat ini.
3. Aktivisme sosial Dickens dan pengaruhnya terhadap masyarakat Victoria

Selain sebagai novelis ternama, Charles Dickens juga dianggap sebagai “suara bagi mereka yang tidak bersuara.” Karya-karyanya sering menyoroti perjuangan kaum miskin dan terpinggirkan di Inggris pada era Victoria. Novel-novel seperti “Oliver Twist” mengungkap kenyataan pahit tentang pekerja anak dan kemiskinan. Dickens tidak malu mengkritik ketidakadilan sosial.
Ia menggunakan platformnya untuk mengadvokasi perubahan, mendorong reformasi yang akan meningkatkan kondisi kehidupan dan menantang penindasan sistemik. Tokoh-tokoh dalam karyanya sering kali menggambarkan penderitaan masyarakat yang kurang mampu.
Pengaruh Dickens juga meluas melampaui sastra hingga ke aktivisme di dunia nyata. Melalui pembacaan dan pidato publik, Dickens menggalang dukungan untuk berbagai tujuan sosial, termasuk reformasi pendidikan dan perlakuan manusiawi terhadap kaum miskin. Pengaruh yang ia buat berhasil menggema sepanjang masa, dan mendorong orang lain untuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka.
4. Pengaruh Dickens terhadap sastra dan budaya pop saat ini

Warisan Charles Dickens terus berkembang dalam literatur dan budaya pop. Karakter-karakter ikonik dalam karyanya sering kali mewujudkan kebenaran universal tentang kemanusiaan. Tokoh-tokoh seperti Ebenezer Scrooge atau Oliver Twist beresonansi dengan penonton lintas generasi. Banyak adaptasi novelnya menghiasi layar lebar, dari film animasi hingga serial televisi di Inggris.
Penafsiran ulang ini membuat ceritanya tetap hidup dan relevan bagi penonton di zaman modern. Gaya naratif Dickens yang unik telah memengaruhi banyak penulis. Kemampuannya untuk menenun komentar sosial ke dalam kisah-kisah yang menarik menetapkan standar untuk mendongeng yang masih ingin dicapai banyak orang hingga saat ini.
Tema-temanya seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan penebusan, tetap menjadi isu-isu relevan dalam masyarakat saat ini. Mereka menginspirasi penulis baru yang menangani subjek serupa dalam narasi mereka sendiri. Lebih jauh lagi, referensi atas Dickens begitu melimpah di media populer. Dari lirik musik hingga pertunjukan teater, yang memamerkan keabadian karyanya dan pengaruhnya pada ragam bentuk ekspresi artistik.
5. Hal-hal yang jarang diketahui banyak orang tentang Charles Dickens

Charles Dickens memiliki kehidupan pribadi yang sering luput dari perhatian. Misalnya, ia adalah penggemar berat teater. Kecintaannya pada dunia panggung memengaruhi banyak karyanya dan bahkan menginspirasi karakternya. Hal lain yang jarang diketahui adalah bahwa Dickens terpesona dengan sesuatu yang bersifat paranormal. Ia mengadakan pemanggilan arwah dan percaya pada roh, sehingga hal ini menambahkan lapisan unik pada ceritanya.
Terlepas dari kepribadiannya di depan publik, Dickens berjuang melawan kecemasan dan depresi sepanjang hidupnya. Tantangan ini memengaruhi sebagian besar tulisannya, dan memberinya kedalaman sekaligus orisinalitas. Dickens juga memiliki dinamika keluarga yang kompleks. Ia berpisah dari istrinya, Catherine, setelah 22 tahun menikah tetapi tetap aktif dalam kehidupan anak-anak mereka.
Hubungan yang penuh gejolak ini memberikan materi yang kaya untuk beberapa narasinya. Selain itu, Dickens juga sangat mencintai hewan, terutama anjing. Seperti anjing mastiff peliharaannya, bernama Muggs, kerap berada di sisinya selama sesi menulis dan meninggalkan kesan yang mendalam padanya.
Charles Dickens, novelis terkenal asal Inggris yang hidup di era Victoria ini, berhasil mengatasi berbagai kesulitan dalam hidupnya untuk menjadi salah satu penulis sastra paling terkemuka. Karya-karyanya tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan komentar sosial yang mendalam. Pengalaman hidupnya yang penuh tantangan membentuk narasi yang kaya dalam novel-novelnya, dan masih relevan dengan situasi sosial saat ini.