Warga Binaan Nusakambangan Dilatih Olah Pupuk Organik Bareng Unsoed

- Kotoran kelelawar pun jadi pupuk
- Unsoed mendukung pelatihan dengan teknologi dan riset
- Pelatihan pupuk organik sebagai bekal keterampilan bagi warga binaan
- Bagian dari tridharma perguruan tinggi
- Unsoed mendampingi pengembangan sektor peternakan dan budidaya pertanian
- Kerja sama menuju kemandirian dan ketahanan pangan nasional
- Menteri minta program lapas Nusakambangan dengan Unsoed berlanjut
Cilacap, IDN Times - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan kini tak hanya dikenal sebagai pulau penjara, tapi juga pusat pemberdayaan warga binaan. Pada Rabu (5/11/2025). Saat itu Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agua Andrianto sejumlah pejabat tinggi negara meninjau langsung kegiatan pelatihan pengolahan pupuk organik di Balai Latihan Kerja (BLK) Nusakambangan yang digarap bersama Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Ketahanan Pangan dan Penanaman Pohon Kelapa Serentak di Seluruh Indonesia, yang dipusatkan di Nusakambangan. Dari pihak Unsoed, hadir antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Noor Farid, Ketua LPPM Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, MP., IPU., ASEAN Eng., serta Dr. Ir. Titin Widiyastuti.
1. Kotoran kelelawar pun jadi pupuk

Dalam kunjungan tersebut, para pejabat meninjau kegiatan pelatihan pengolahan pupuk berbahan dasar alami seperti kotoran sapi, ayam, domba, hingga kelelawar. Program ini dijalankan secara kolaboratif oleh Unsoed, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, dan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap.
Unsoed mendukung pelatihan ini dengan penerapan teknologi dan riset agar hasil produksi pupuk memiliki kualitas lebih baik dan nilai jual lebih tinggi.
"Kami ingin pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi Lapas, tapi juga jadi bekal keterampilan bagi warga binaan ketika kembali ke masyarakat,"ujar salah satu tim LPPM Unosed Purwokerto Dr. Ir. Titin Widiyastuti.
2. Bagian dari tridharma perguruan tinggi

Disebutkan, kolaborasi antara Unsoed dan Lapas Nusakambangan tidak berhenti pada pupuk organik. Perguruan tinggi tersebut juga mendampingi pengembangan sektor peternakan dan budidaya pertanian seperti ayam, domba, sapi, padi, jagung, hingga udang.
Program ini menjadi bagian dari tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat, dan menjadi wujud nyata misi Unsoed sebagai kampus berdampak.
Melalui kerja sama ini, pemerintah, lembaga pemasyarakatan, dan dunia akademik bersama sama menunjukkan bahwa pembinaan di Lapas bukan sekadar hukuman, tapi juga langkah strategis menuju kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
3. Menteri minta program lapas Nusakambangan dengan Unsoed berlanjut

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat sumber daya manusia di lingkungan pemasyarakatan.
"Lapas bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga tempat menumbuhkan kemandirian, sinergi dengan Unsoed ini harus terus dilanjutkan karena memberi manfaat nyata untuk ketahanan pangan nasional,"ucapnya.
Sementara Kepala Bidang Giatja Lapas Kelas I Batu Nusakambangan, Aryono menambahkan bahwa BLK menjadi wadah penting bagi warga binaan untuk mengasah keterampilan produktif.
"Pelatihan pupuk organik ini meningkatkan kemampuan warga binaan sekaligus memperkuat ekonomi Lapas, sinergi dengan Unsoed dan pemerintah sangat kami rasakan manfaatnya,"jelasnya.














