Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Desa Sokawera Banyumas Telaten Nguri-nguri Layanan Stunting

IMG_7581.JPG
Dua pengurus Rumah Anak SIGAP Sokawera Banyumas mengajak bermain seorang balita laki-laki. (IDN Times/Dok Tanoto Foundation)

Letaknya di sebelah timur alun-alun Banyumas, Desa Sokawera di Kecamatan Cilongok memiliki populasi penduduk sebanyak 7.267 jiwa. Karena masih dikelilingi perbukitan, maka suhu udara Desa Sokawera umumnya berhawa sejuk. 

Namun di balik perkembangan populasi warga yang ada saat ini, sejumlah balita mengalami gangguan tumbuh kembang. 

Sejumlah orang tua pun rutin membawa buah hatinya ke Rumah Anak SIGAP yang selama ini menjadi tempat layanan dasar untuk program stunting

Walaupun Rumah Anak SIGAP mulai bertransformasi menjadi Bina Keluarga Balita (BKB) Kartini dibawah naungan BKKBN, namun tempat tersebut tetap diminati para ibu. 

Para petugas telah dibekali pemahaman mendalam tentang perkembangan anak untuk mematahkan mitos turun-temurun.

Punya bekal pengetahuan dari Tanoto Foundation untuk patahkan mitos

IMG_20251030_101855.jpg
Proses pembelajaran motorik dilakukan di Rumah Anak SIGAP Sokawera Banyumas. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Parsini, seorang petugas fasilitator BKB Kartini mengatakan cerita mitos yang ada selama ini sedikit demi sedikit dapat diubah dengan berbagai cara. 

Dirinya bersama kader-kader kesehatan rutin kunjungan ke rumah-rumah. Lalu tak jarang saat sambang warga, dirinya juga bertukar pengalaman, hingga menghadirkan tenaga kesehatan dari puskesmas untuk memberikan penjelasan medis. 

"Dulu kami mendapatkan pelatihan dari Tanoto Foundation tentang pentingnya stimulasi dini dan gizi seimbang untuk mencegah stunting. Ilmu itu yang menjadi bekal kami untuk melawan mitos-mitos yang kadung dipercaya warga," tuturnya belum lama ini. 

Dapat banyak tantangan di lapangan

IMG_7587.JPG
Seorang balita laki-laki tampak senang bermain biji-bijian yang dimasukkan ke dalam botol. (IDN Times/Dok Tanoto Foundation)

Namun diakuinya bahwa perjuangan terberat di Desa Sokawera ialah menghilangkan mitos yang menganggap bayi dibawah usia 40 hari tidak boleh keluar rumah.

Perjuangan yang tak hanya melibatkan tenaga dan waktu, tetapi juga keyakinan untuk mengikis mitos-mitos yang telah mengakar kuat dalam budaya pengasuhan di desa ini.

"Yang paling sulit adalah mengubah pola pikir bahwa bayi di bawah 40 hari tidak boleh keluar rumah. Padahal, stimulasi sejak dini krusial bagi perkembangan otak anak," ujarnya. 

Emak-emak rela patungan untuk hidupi BKB Kartini Sokawera

IMG_7676.JPG
Ibu-ibu kader PKK dan Rumah Anak SIGAP Sokawera Banyumas foto bareng. (IDN Times/Dok Tanoto Foundation)

Tak jarang mereka justru mendapat fakta yang unik. Bila awalnya kerap ditolak warga, namun berkat keuletan menyambangi rumah warga, perlahan mereka ikut mendukung mengatasi stunting.

"Banyak simbah simbah yang awalnya melarang cucunya ikut kegiatan (pemberantasan stunting) karena dianggap terlalu kecil, kini justru menjadi pendukung setia. Mereka melihat sendiri perubahan positif buat cucunya," akunya.

Adapun Rumah Anak SIGAP Sokawera yang berubah jadi BKB Kartini sejak awal 2025 mengandalkan patungan dari ortu balita sebesar Rp 15.000 per bulan. Jumlah patungannya memang sedikit. Tapi bermakna besar. Karena digunakan untuk membiayai listrik, air, dan pembelian bahan ajar seperti biji-bijian untuk permainan sensorik.

Ke depan, BKB Kartini berharap dapat mendapatkan pengakuan formal dari pembiayaan dana desa. Sebab, permintaan masyarakat begitu besar hingga harus membuka dua kelas paralel tambahan. 

"Swadaya bukan sekadar urunan uang, tetapi tentang kesadaran bersama bahwa masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua," ungkapnya. 

Dukungan ini menunjukkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini, meski harus ditopang oleh kemampuan sendiri.

Yang lebih membanggakan, swadaya masyarakat ini tidak hanya berupa materi. Para orang tua, terutama ibu-ibu, secara sukarela terlibat dalam berbagai kegiatan. Mulai dari membantu persiapan alat peraga edukasi hingga berbagi pengalaman dalam mengasuh anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us

Latest Life Jawa Tengah

See More

Warga Desa Sokawera Banyumas Telaten Nguri-nguri Layanan Stunting

01 Nov 2025, 15:34 WIBLife