5 Alasan Lebih Nyaman Curhat ke Teman daripada Orangtua

- Teman sebaya memahami masalah kamu karena mereka mengalami hal yang mirip, membuat kamu merasa lebih dipahami tanpa banyak penjelasan.
- Curhat ke teman membuatmu nyaman karena bisa didengarkan tanpa harus mendapatkan solusi atau nasihat yang terlalu banyak.
- Kamu sering menahan diri untuk tidak curhat kepada orangtua karena takut mereka akan terlalu khawatir atau melihat masalahmu sebagai sesuatu yang lebih serius daripada yang dibayangkan.
Seringnya, saat menghadapi masalah, kamu lebih memilih curhat ke teman daripada ke orangtua. Bukan berarti tidak menghargai orangtua, tetapi ada alasan tertentu yang membuat kamu merasa lebih nyaman berbicara dengan teman. Perasaan demikian bukan hanya kamu saja yang mengalaminya, tetapi juga banyak orang di luar sana.
Kedekatan emosional dengan teman sering terasa lebih santai dibandingkan dengan orangtua. Kamu bisa berbicara tanpa merasa takut dihakimi atau dinasehati dengan cara yang terasa menggurui. Berikut lima alasan mengapa kamu lebih nyaman curhat ke teman daripada ke orangtua.
1. Teman terasa lebih relevan dengan masalah yang kamu alami

Teman sebaya biasanya mengalami masalah yang mirip dengan kamu. Mereka memahami tantangan yang kamu hadapi karena mereka juga cenderung pernah mengalaminya di fase yang sama denganmu. Hal itu membuat kamu merasa lebih dipahami tanpa perlu banyak menjelaskan.
Sebaliknya, orangtua sering kali melihat masalah kamu dari sudut pandang yang berbeda. Mereka mungkin tidak mengerti sepenuhnya bagaimana rasanya menjadi kamu di zaman sekarang yang tentu berbeda dengan zaman mereka. Akibatnya, kamu merasa kurang mendapatkan empati dari mereka.
2. Takut dinasehati atau dianggap salah

Saat curhat masalah kepada teman, kamu biasanya hanya ingin didengarkan tanpa perlu mendapatkan solusi. Kamu merasa nyaman karena mereka bisa mendukung tanpa harus memberi banyak komentar. Curhat dengan teman membuatmu bisa mengeluh tanpa takut dihakimi atau dianggap salah.
Orangtua, di sisi lain, sering kali langsung memberikan nasihat bahkan sebelum kamu selesai bercerita mengenai persoalan yang dialami. Niat mereka baik, tetapi terkadang kamu hanya ingin didengar, bukan diberi tahu harus berbuat apa. Hal tersebut yang kerap membuatmu enggan untuk terbuka kepada mereka.
3. Takut membuat orangtua khawatir

Kamu sering menahan diri untuk tidak curhat kepada orangtua dengan alasan karena takut mereka akan terlalu khawatir. Sebagian dari kamu merasa tidak ingin menambah beban pikiran mereka. Akibatnya, kamu lebih memilih berbicara dengan teman yang dianggap tidak akan terlalu cemas.
Orangtua cenderung melihat masalahmu sebagai sesuatu yang lebih serius daripada yang dibayangkan. Bahkan, hal kecil bagi kamu bisa menjadi perhatian besar bagi mereka. Ketika mereka bereaksi berlebihan, kamu jadi merasa tidak nyaman dan cenderung enggan untuk bercerita lagi.
4. Dengan teman, kamu cenderung bisa lebih jujur

Saat berbicara dengan teman, kamu bisa mengatakan apa adanya tanpa harus menyesuaikan kata-kata yang akan digunakan. Kamu bisa menunjukkan sisi diri yang sebenarnya, tanpa merasa harus menjaga citra tertentu. Hal tersebut membuat obrolan lebih lepas dan menyenangkan.
Sementara itu, dengan orangtua, kamu cenderung lebih berhati-hati dalam berbicara dan memilih kata-kata. Kamu takut mereka salah paham atau tidak setuju dengan cara pandangmu. Akibatnya, kamu lebih memilih untuk menyimpan banyak hal daripada mengatakan yang sebenarnya kepada mereka.
5. Teman cenderung tidak terlalu menuntut kamu

Curhat ke teman terasa lebih ringan karena mereka tidak punya ekspektasi tinggi terhadap kamu. Mereka tidak akan memaksakan standar tertentu atau mengingatkan kamu tentang kewajiban dan tanggung jawab seperti orangtua. Dengan teman, kamu bisa berbicara apapun yang dialami tanpa tekanan.
Orangtua, di sisi lain, sering kali mengaitkan curhatan kamu dengan masa depan atau nilai-nilai tertentu. Mereka mungkin berharap kamu langsung berubah atau bertindak sesuai dengan nasihat mereka. Hal demikian membuat kamu lebih nyaman berbicara dengan teman yang cenderung hanya mendengarkan tanpa menuntut.
Meski merasa lebih banyak cerita dengan teman, bukan berarti kamu harus selalu menutup diri dari orangtua. Ada kalanya mereka juga bisa menjadi pendengar yang baik, terutama dalam hal-hal yang lebih besar dalam hidup kamu. Hal yang terpenting adalah menemukan keseimbangan dalam berbagi cerita dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.