Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hati-Hati! 7 Ucapan Baik Ini Ternyata Bisa Melukai Perasaan Orang

ilustrasi komunikasi dengan rekan kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
Intinya sih...
  • Menutup komentar menyakitkan dengan "Itu cuma bercanda" adalah bentuk manipulasi dan mengabaikan perasaan orang lain.
  • Pujian dengan kritik tersembunyi atau 'backhanded compliment' bisa membuat orang merasa tidak dihargai.
  • Mengatakan seseorang terlalu sensitif sama saja dengan meremehkan perasaan mereka. Dengarkan dan pahami sudut pandang mereka.

Saat berbicara dengan orang lain, kamu pasti ingin memberikan kesan baik, kan? Tapi, tahukah kamu bahwa beberapa ucapan yang terdengar ramah atau penuh perhatian sebenarnya bisa melukai perasaan orang lain, lho. Kadang, niat baik kamu justru disalahartikan atau membuat orang lain merasa gak nyaman. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana kata-katamu dapat memengaruhi orang lain.

Menurut psikologi, ada garis tipis antara menjadi sopan dan menyakitkan hati, tergantung pada kata-kata yang kamu gunakan. Beberapa frasa yang kelihatannya biasa saja ternyata bisa dianggap merendahkan atau menghakimi.

Berikut adalah tujuh contoh ucapan baik yang ternyata dapat melukai perasaan orang lain. Yuk, simak dan hindari ucapan-ucapan ini dalam percakapan sehari-hari!

1. "Itu cuma bercanda"

ilustrasi komunikasi pasangan (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Saat kamu mengatakan sesuatu yang dianggap menyakitkan oleh orang lain, lalu menutupnya dengan "Itu cuma bercanda," sebenarnya kamu sedang mengabaikan perasaan mereka. Menurut para ahli komunikasi, menggunakan humor untuk menyembunyikan komentar yang kasar adalah bentuk manipulasi.

Kamu mungkin gak berniat buruk, tetapi kalimat ini bisa membuat orang lain merasa bahwa emosinya gak valid. Sebaiknya, jika kamu menyadari leluconmu menyakiti seseorang, akui kesalahanmu dan minta maaf dengan tulus.

2. "Kamu cantik kok, untuk usiamu"

ilustrasi bercermin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ucapan ini sekilas terdengar seperti pujian, tapi bagian "untuk usiamu" bisa memberikan kesan bahwa ada standar tertentu yang harus dipenuhi. Menurut psikologi, ini dikenal sebagai pujian dengan kritik tersembunyi atau ‘backhanded compliment’.

Daripada memberikan pujian yang terkesan membandingkan, cobalah untuk fokus pada hal positif tanpa embel-embel tambahan. Misalnya, cukup katakan, "Kamu cantik!"

3. "Kamu terlalu sensitif"

ilustrasi sedih (pexels.com/cottonbro studio)

Mengatakan seseorang terlalu sensitif sama saja dengan meremehkan perasaan mereka. Padahal, menurut ahli psikologi, setiap orang memiliki hak untuk merasakan emosi mereka sendiri. Ucapan ini dapat membuat seseorang merasa bahwa emosinya adalah sebuah kelemahan.

Daripada mengatakan hal ini, coba dengarkan dan pahami sudut pandang mereka. Kalimat seperti, "Aku mengerti kenapa kamu merasa seperti itu," akan jauh lebih dihargai.

4. "Aku cuma jujur"

ilustrasi cuek (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kejujuran memang penting, tapi menyampaikan pendapat dengan dalih "Aku cuma jujur" sering kali digunakan untuk menutupi komentar yang menyakitkan. Menurut penelitian, orang cenderung lebih menghargai kejujuran yang disampaikan dengan cara yang lembut dan penuh empati.

Jika kamu ingin jujur, pastikan bahwa apa yang kamu katakan gak akan melukai perasaan orang lain. Pilih kata-kata yang lebih sopan dan hindari nada menghakimi.

5. "Kamu selalu..."

ilustrasi teman ngobrol (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kalimat yang diawali dengan "Kamu selalu..." sering kali memberikan kesan bahwa kamu sedang membuat generalisasi tentang seseorang. Menurut para pakar komunikasi, ucapan ini cenderung membuat orang lain merasa disalahkan atau bahkan terpojok.

Alih-alih menggunakan kata "selalu", coba beri contoh spesifik tentang apa yang kamu maksud, dan sampaikan dalam nada yang lebih netral. Misalnya, "Aku merasa kita sering berbeda pendapat tentang hal ini."

6. "Kamu sudah kurusan"

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/SHVETS production)

Mungkin kamu bermaksud memberikan pujian, tetapi ucapan ini justru bisa membuat seseorang merasa gak nyaman. Berat badan adalah topik sensitif bagi banyak orang, dan komentar semacam ini bisa dianggap terlalu personal.

Sebagai gantinya, berikan pujian yang gak berkaitan dengan penampilan fisik, seperti, "Kamu terlihat bahagia akhir-akhir ini."

7. "Kamu berani sekali"

ilustrasi tepuk tangan (pexels.com/Lisa Fotios)

Frasa ini sering digunakan untuk mengomentari pilihan atau tindakan seseorang yang dianggap tidak biasa. Meskipun terlihat seperti pujian, ucapan ini dapat memberi kesan bahwa apa yang mereka lakukan sangat aneh atau gak wajar.

Daripada mengatakan "Kamu berani sekali," cobalah tunjukkan dukungan tanpa memberikan penilaian. Contohnya, "Aku kagum dengan keputusanmu. Itu pasti gak mudah."

Kata-kata memiliki kekuatan besar untuk membangun atau menghancurkan hubungan. Apa yang menurutmu biasa saja, bisa jadi menyakitkan bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan memahami dampak dari setiap ucapanmu.

Dengan mengganti frasa yang kurang sensitif dengan kata-kata yang lebih empati, kamu bisa menciptakan komunikasi yang lebih positif dan bermakna. Ingat, berbicara dengan baik bukan hanya soal niat, tetapi juga tentang bagaimana ucapanmu diterima oleh orang lain. Jadi mulai sekarang, yuk lebih bijak dalam memilih kata!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us