Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Pertimbangan Pria Sebelum Memutuskan untuk Menikah

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Sandro Crepulja)
Intinya sih...
  • Pria memikirkan cinta sebagai fondasi utama pernikahan
  • Keterikatan emosional, nilai-nilai, dan kepribadian pasangan menjadi pertimbangan penting
  • Restu keluarga, dukungan finansial, dan kesiapan pribadi memengaruhi keputusan menikah

Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga sebuah komitmen jangka panjang yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Bagi banyak pria, keputusan untuk menikah merupakan langkah besar yang tidak diambil dengan sembarangan. Ada banyak pertimbangan yang dipikirkan dengan matang, mulai dari aspek emosional hingga tanggung jawab praktis. Berikut adalah sepuluh faktor penting yang sering menjadi bahan refleksi pria sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

1. Cinta dan keterikatan emosional

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Higher Vibration)

Cinta adalah fondasi utama dalam pernikahan. Perasaan cinta yang mendalam terhadap pasangan sering menjadi pendorong utama bagi pria untuk mempertimbangkan pernikahan. Mereka mencari hubungan yang memberikan kebahagiaan dan rasa nyaman, di mana mereka merasa dihargai dan diterima apa adanya.

Selain cinta, keterikatan emosional juga memainkan peran penting. Keterikatan ini mencakup kepercayaan, empati, dan keinginan untuk berbagi hidup dengan pasangan. Pria biasanya memikirkan apakah hubungan tersebut mampu memberikan dukungan emosional yang konsisten di tengah pasang surut kehidupan. Tentu hal ini merupakan sebuah pertimbangan yang matang sebelum masuk ke jenjang kehidupan berikutnya.

2. Kecocokan

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Ufuk Hambarduzu)

Kecocokan dalam nilai-nilai dan tujuan hidup menjadi salah satu pertimbangan utama. Pria ingin memastikan bahwa pasangan mereka memiliki pandangan yang serupa tentang kehidupan, seperti rencana masa depan, gaya hidup, atau keyakinan. Ketidaksesuaian dalam hal ini dapat menjadi tantangan besar dalam jangka panjang.

Selain itu, kecocokan dalam kepribadian dan minat juga penting. Pria sering memikirkan apakah mereka dan pasangannya dapat saling melengkapi dan menjaga hubungan tetap harmonis dalam berbagai situasi. Pria cenderung enggan menghadapi konflik yang berkaitan dengan masalah sikap dan perbedaan prinsip. Mereka berharap, menikah dengan orang yang cocok dapat mengurangi kemungkinan konflik akibat perbedaan tersebut.

3. Dukungan keluarga

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Ufuk Hambarduzu)

Restu keluarga menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh banyak pria. Dukungan keluarga dapat memberikan rasa aman dan keyakinan bahwa keputusan untuk menikah didukung oleh orang-orang terdekat. Hubungan yang harmonis antara kedua keluarga juga sering menjadi harapan mereka. Itulah sebabnya, pria seringkali memikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk menikah.

Di sisi lain, pria juga mempertimbangkan bagaimana hubungan mereka dengan keluarga pasangan. Keluarga yang mendukung dapat menjadi sumber kekuatan, sementara konflik dengan keluarga pasangan bisa menimbulkan tekanan dalam hubungan. Tak heran, pria juga seringkali mengobservasi dan melakukan pendekatan pada keluarga pasangan sebelum menyatakan siap untuk menikah. Hal ini adalah sesuatu yang lumrah dan memang perlu menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih pasangan.

4. Stabilitas keuangan

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Higher Vibration)

Kemampuan untuk memberikan kehidupan yang layak bagi pasangan sering menjadi pertimbangan utama. Pria biasanya memikirkan apakah mereka memiliki penghasilan yang cukup stabil untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga di masa depan. Kebutuhan dasar untuk hidup serta bagaimana jika mereka memiliki anak kelak, seringkali sudah dipikirkan pria jauh hari sebelum mereka menyatakan siap untuk menikah.

Pria juga memikirkan bagaimana mengelola keuangan bersama pasangan. Ketidakstabilan finansial sering kali dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat menimbulkan stres dalam pernikahan. Mereka berharap, jika tak mampu mengelola finansial dengan baik, maka pasangannya lah yang dapat melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, tak heran jika pria menjadikan hal ini sebagai salah satu alasan dan pertimbangan untuk menikah.

5. Komitmen dan tanggung jawab

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Moose Photos)

Pernikahan memerlukan komitmen yang kuat. Pria sering bertanya pada diri sendiri apakah mereka siap untuk bertanggung jawab atas kehidupan bersama dengan pasangan, baik dalam hal emosional, finansial, maupun praktis? Apakah mereka mampu untuk membimbing dan memimpin keluarga? Bahkan tak jarang beberapa pria meragukan kemampuan ini hingga akhirnya memutuskan untuk menunda waktu menikah.

Tanggung jawab dalam pernikahan juga mencakup kemampuan untuk mendukung pasangan di saat suka dan duka. Membesarkan dan mendidik anak juga merupakan tanggung jawab yang masuk dalam perhitungan pria ketika akan menikah. Hal-hal ini akan menjadi keputusan bagi pria ketika akhirnya merasa siap untuk menjalani peran tersebut dengan sepenuh hati.

6. Rencana masa depan

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Emir Kaan Okutan)

Memiliki visi yang jelas tentang masa depan menjadi salah satu pertimbangan penting. Pria biasanya berpikir tentang hal-hal seperti memiliki anak, tempat tinggal, atau tujuan karier, dan bagaimana semua itu bisa sejalan dengan pasangan mereka. Pria bahkan tak jarang memikirkan bagaimana kehidupan pernikahannya dalam lima, sepuluh, bahkan dua puluh tahun ke depan. Mereka menginginkan sebuah visi dan perencaan yang jelas dan terukur.

Kenapa pria memikirkan hal-hal semacam itu? Tak lain karena rencana masa depan yang solid dapat memberikan rasa aman dan percaya diri dalam menghadapi tantangan kehidupan. Pria ingin memastikan bahwa hubungan mereka dapat mendukung impian jangka panjang tersebut.

7. Pengalaman dan riwayat hubungan

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Emir Kaan Okutan)

Pengalaman dalam hubungan sebelumnya juga memengaruhi pandangan pria tentang pernikahan. Jika mereka memiliki pengalaman yang positif, mereka cenderung lebih percaya diri dalam memulai hubungan yang serius. Sebaliknya, pengalaman buruk bisa membuat mereka lebih berhati-hati. Pria sering menggunakan pelajaran dari masa lalu untuk memastikan bahwa hubungan yang mereka jalani saat ini memiliki fondasi yang kuat.

Keberhasilan atau kegagalan dalam hubungan sebelumnya juga memengaruhi cara pria mengambil sikap dan mengelola hubungan yang sedang dijalani. Mereka akan lebih berhati-hati atau sebaliknya berupaya lebih keras dalam menjaga hubungan yang baik. Dan jika merasa tak yakin, pria bisa saja memilih untuk tidak melanjutkan hubungan tersebut alih-alih mengulang pengalaman yang sama.

8. Kematangan emosional

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Jonathan Borba)

Pernikahan membutuhkan kematangan emosional untuk menghadapi berbagai tantangan. Seorang pria yang siap menikah biasanya sudah mampu mengelola emosinya dengan baik. Ia bisa menghadapi konflik secara dewasa dan berkomunikasi dengan cara yang sehat.

Kematangan emosional juga berarti kesediaan untuk tumbuh bersama pasangan. Dalam pernikahan, ada banyak situasi yang membutuhkan kesabaran dan pengertian. Kematangan membantu pria dan pasangannya untuk tetap saling mendukung di tengah perubahan hidup.

9. Pengaruh sosial dan budaya

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Min An)

Norma sosial dan budaya sering memengaruhi pandangan seorang pria tentang pernikahan. Dalam beberapa budaya, harapan untuk menikah pada usia tertentu bisa menjadi tekanan tersendiri. Meski demikian, banyak pria mencoba menyeimbangkan antara norma sosial dan kesiapan pribadi.

Pengaruh teman dan lingkungan sekitar juga tidak bisa diabaikan. Ketika banyak teman seusia sudah menikah, seorang pria mungkin mulai mempertimbangkan hal yang sama. Namun, keputusan akhirnya tetap bergantung pada kesiapan dan keyakinan diri.

10. Kesiapan pribadi

Ilustrasi menikah (pexels.com/ Emir Kaan Okutan)

Kesiapan pribadi adalah faktor terakhir namun paling penting. Menikah adalah keputusan besar yang membutuhkan keberanian dan kesediaan untuk memulai babak baru. Seorang pria yang merasa siap secara emosional, finansial, dan mental lebih mungkin untuk melangkah dengan percaya diri. Kesiapan juga berarti memahami bahwa pernikahan bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tentang kerja sama dan usaha bersama. Dengan kesiapan yang matang, pria dapat menghadapi tantangan pernikahan dengan lebih baik.

Pernikahan bukanlah keputusan yang diambil dengan ringan. Setiap pria memiliki pertimbangan yang unik berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai pribadinya. Memahami berbagai faktor ini dapat membantu pria membuat keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Pada akhirnya, pernikahan yang sukses adalah tentang cinta, komitmen, dan kemauan untuk tumbuh bersama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robin Wijaya
EditorRobin Wijaya
Follow Us