Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Kamu Gampang Emosi saat Berkendara, Sadar Gak?

Ilustrasi pasangan (freepik.com/jcomp)
Ilustrasi pasangan (freepik.com/jcomp)
Intinya sih...
  • Merasa punya kontrol penuh atas kendaraan bikin kamu gak terima kalau ada yang menghalangi
  • Stres menumpuk dari aktivitas sehari-hari akhirnya meledak saat berkendara
  • Anonimitas di jalan bikin kamu merasa bebas ekspresikan emosi tanpa konsekuensi sosial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak sih, kamu merasa jadi orang yang berbeda saat di belakang kemudi? Tiba-tiba gampang kesal, sering teriak-teriak sendiri, atau bahkan sampai klakson berkali-kali cuma gara-gara mobil di depan jalan pelan? Kalau iya, tenang kamu gak sendirian, kok.

Banyak orang yang biasanya kalem dan sabar, mendadak berubah jadi emosional saat berkendara. Fenomena ini bahkan punya istilahnya sendiri, yaitu road rage. Tapi kenapa ya, hal ini bisa terjadi? Yuk, kita bahas lima alasan yang bikin kamu gampang emosi saat berkendara di jalan raya!

1. Merasa punya kontrol penuh atas kendaraan bikin kamu gak terima kalau ada yang menghalangi

Ilustrasi berkendara (freepik.com/stefamerpik)
Ilustrasi berkendara (freepik.com/stefamerpik)

Di balik kemudi, kamu merasa jadi raja jalanan yang punya kendali penuh. Mobil atau motor jadi perpanjangan dari diri kamu yang bisa dikendalikan sesuka hati. Masalahnya, jalanan itu ruang publik yang harus dibagi dengan pengendara lain. Ketika ada yang memotong jalur atau berkendara lambat di depan, rasanya seperti ada yang merebut kontrol dari tanganmu.

Perasaan "teritorial" ini makin kuat kalau kamu sudah punya rute favorit atau jalur langganan. Kamu merasa lebih berhak pakai jalur itu karena sudah hafal seluk-beluknya. Padahal ya semua orang punya hak yang sama di jalan raya. Ego yang terluka karena merasa dikuasai atau dihalangi inilah yang bikin emosi cepat naik. Apalagi kalau kamu tipe orang yang suka mengatur dan gak suka hal-hal di luar kendali.

2. Stres menumpuk dari aktivitas sehari-hari akhirnya meledak saat berkendara

Ilustrasi berkendara (freepik.com/karlyukav)
Ilustrasi berkendara (freepik.com/karlyukav)

Berkendara sering jadi momen di mana semua stres yang tertahan akhirnya keluar. Bayangkan, kamu udah capek kerja seharian, bos lagi bawel, deadline numpuk, eh di jalan malah ketemu macet parah. Wajar banget kalau emosimu jadi gak stabil dan gampang terpancing hal-hal kecil.

Jalanan jadi outlet untuk melampiaskan frustrasi yang gak bisa kamu keluarkan di tempat lain. Di kantor gak mungkin teriak-teriak ke bos, di rumah gak enak marah-marah ke keluarga. Tapi di jalan? Kamu bisa klakson sepuasnya, teriak dalam mobil, atau ngedumel sepanjang jalan. Masalahnya, pelampiasan emosi kayak gini justru bikin kamu makin stres dan berbahaya buat keselamatan berkendara.

3. Anonimitas di jalan bikin kamu merasa bebas ekspresikan emosi tanpa konsekuensi sosial

Ilustrasi berkendara (freepik.com/pvproductions)
Ilustrasi berkendara (freepik.com/pvproductions)

Di jalan raya, kamu cuma pengendara anonim di antara ribuan kendaraan lain. Gak ada yang kenal kamu, dan kemungkinan besar kamu gak akan ketemu lagi dengan pengendara yang sama. Anonimitas ini bikin banyak orang merasa bebas untuk bertingkah sesuka hati tanpa takut dinilai.

Coba bandingkan dengan situasi sosial lainnya. Di kantor atau di lingkungan rumah, kamu pasti jaga image dan gak mau dianggap orang yang temperamental. Tapi di jalan? Kamu bisa marah-marah, memaki, atau berkendara agresif tanpa takut reputasimu rusak. Ironisnya, perilaku yang kamu gak akan pernah lakukan dalam interaksi tatap muka, tiba-tiba jadi hal biasa saat berkendara. Padahal di balik setiap kendaraan itu ada manusia dengan perasaan dan cerita hidupnya masing-masing.

4. Tekanan waktu dan target membuat toleransimu terhadap hambatan jadi sangat rendah

Ilustrasi berkendara (freepik.com/freepik)
Ilustrasi berkendara (freepik.com/freepik)

Hidup di kota besar bikin kita terbiasa dengan jadwal yang super padat. Harus sampai kantor jam 8, meeting jam 10, jemput anak jam 3 sore, semua terjadwal rapi. Masalahnya, jalanan gak bisa diprediksi. Macet tiba-tiba, kecelakaan yang bikin jalan ditutup, atau hujan deras bisa mengacaukan semua rencanamu.

Ketika kamu udah telat atau hampir telat, setiap detik terasa berharga banget. Pengendara yang jalan pelan-pelan di depan jadi musuh nomor satu. Lampu merah yang kelamaan bikin darah naik ke kepala. Pejalan kaki yang nyeberang sembarangan bikin kamu pengin teriak. Semua hambatan kecil ini terasa seperti konspirasi untuk bikin kamu telat. Padahal kalau dipikir dengan kepala dingin, marah-marah gak akan bikin macet hilang atau lampu merah jadi hijau lebih cepat.

5. Kurangnya komunikasi langsung antar pengendara menciptakan kesalahpahaman yang memicu emosi

Ilustrasi berkendara (freepik.com/pvproductions)
Ilustrasi berkendara (freepik.com/pvproductions)

Di jalan raya, komunikasi antar pengendara sangat terbatas. Cuma ada klakson, lampu sein, dan gesture tangan - itu pun sering disalahartikan. Kamu gak bisa jelasin ke pengendara lain kenapa kamu harus buru-buru atau minta maaf kalau gak sengaja motong jalur. Keterbatasan komunikasi ini sering bikin salah paham yang berujung pada emosi negatif.

Misalnya, ada yang nyalip mendadak di depanmu. Kamu langsung mikir dia pengendara egois yang gak peduli keselamatan orang lain. Padahal bisa jadi dia lagi buru-buru ke rumah sakit atau ada urusan darurat. Sebaliknya, ketika kamu terpaksa melakukan manuver mendadak, pengendara lain mungkin beranggapan bahwa kamu ugal-ugalan. Tanpa bisa menjelaskan konteks atau niat kita yang sebenarnya, setiap tindakan di jalan rawan disalahpahami dan memicu reaksi emosional.

Menyadari alasan-alasan di balik emosi saat berkendara adalah langkah pertama untuk jadi pengendara yang lebih bijak. Ingat, semua orang di jalan punya tujuan dan masalahnya masing-masing. Jadi, mulai sekarang coba deh lebih sabar saat berkendara. Jalanan akan jadi lebih aman dan menyenangkan kalau semua pengendara bisa mengontrol emosinya dengan baik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Perkuat PAUD Tamasya di Jateng, BKKBN Libatkan 10 Perusahaan

22 Sep 2025, 05:57 WIBNews