5 Tips Survive Finansial Single Parent yang Baru akan Bekerja, Bisa!

- Bidang informal bisa dipilih jika usia mentok dan minim pengalaman
- Ambil gaji berapa pun yang penting kerja dulu
- Bekerja sesuai skill yang dimiliki
Menjadi orangtua tunggal bagi anak mungkin tidak pernah terbayangkan olehmu. Semua pengantin berharap rumah tangganya bahagia dan bertahan untuk selamanya. Akan tetapi, hidup penuh ujian. Keluarga kecilmu bisa diterpai badai hebat sampai tak terselamatkan lagi.
Bercerai di pengadilan bukan satu-satunya cara yang mengakhiri pernikahan. Wafatnya pasangan juga otomatis membuatmu menjadi single parent. Di tengah suasana duka yang masih kental, dirimu mesti bergulat dengan masalah finansial.
Terlebih kalau selama ini kamu gak bekerja dan mengandalkan nafkah dari pasangan. Sehabis rumah tangga berakhir atau pasangan meninggal mau tidak mau dirimu mesti mandiri. Bahkan pria pun bisa berada di situasi yang sulit. Seperti kamu ditinggalkan istri yang berselingkuh sehabis kena PHK. Bagaimana cara agar dirimu dan anak-anak survive?
1. Bidang informal bisa dipilih jika usia mentok dan minim pengalaman

Kenyataan pahit kedua setelah rumah tanggamu berantakan atau pasangan berpulang ialah kamu gak punya pekerjaan. Bahkan barangkali selama ini dirimu sama sekali tidak pernah bekerja. Atau, kamu pernah bekerja tapi sudah amat lama dan minim pengalaman.
Akihatnya, posisi tawarmu di dunia kerja sangat gak bagus. Ditambah umur yang sudah kepala tiga ke atas, kamu kalah saing dari lulusan baru. Bidang yang terbuka buat semua orang adalah sektor informal.
Sebagian orang menganggap bekerja di bidang informal tidak sebaik sektor formal. Akan tetapi, kalau dirimu menekuninya pasti hasilnya cukup untuk hidup. Bekerja di bidang informal yang persyaratannya gak ribet juga bisa mengubah nasibmu secara drastis. Tidak ada batasan pendapatan untuk pekerja informal.
2. Ambil gaji berapa pun yang penting kerja dulu

Dengan tanggungan anak-anak, kamu dalam mode harus mampu bertahan hidup bersama mereka. Gak banyak pilihan. Jangan menyia-nyiakan kesempatan kerja cuma karena dirimu merasa gajinya kurang gede.
Apalagi kamu tak memperoleh tawaran pekerjaan lain yang lebih baik. Ambil saja dulu pekerjaan itu daripada dirimu gak punya duit sama sekali untuk bertahan hidup. Hindari mengandalkan orang lain karena sikap murah hati mereka dapat berhenti kapan saja.
Pun dengan kamu mulai bekerja, kesempatan-kesempatan lain pasti terbuka. Pendapatan mungkin belum seberapa. Namun, sekarang dirimu melihat dunia yang lebih luas, dengan cepat mempelajari berbagai hal, serta membangun koneksi dengan banyak orang. Ini awal yang baik sekalipun belum ideal.
3. Bekerja sesuai skill yang dimiliki

Kamu tak harus selalu mencari kesempatan kerja di luar sana. Kamu juga dapat menemukan peluang itu justru dengan mengecek ke dalam diri. Apa keterampilanmu selama ini? Contohnya, sebagai ibu rumah tangga dirimu sudah sangat terbiasa memasak.
Masakanmu memang standar menu rumahan. Namun, siapa bilang itu gak bisa menjadi uang? Selama dulu pasangan dan anak lahap menyantapnya, berarti masakanmu cukup enak serta aman dikonsumsi.
Gunakan kemampuan ini buat mencari nafkah. Mulailah menjual masakanmu untuk orang-orang. Taruh meja di depan rumah dan berdagang hasil masakan sendiri. Kamu juga bisa menawarkannya secara online.
Mungkin kamu tidak percaya diri. Namun, banyak lho, orang yang pagi-pagi memilih mencari sarapan sekaligus bekal makan siang. Bahkan sebagian orang juga membeli makan malam sebab sudah capek seharian bekerja.
4. Prioritas pendapatan untuk makan, tempat tinggal, dan sekolah anak

Tadinya kamu boleh jadi menteri keuangan dalam keluarga. Dirimu menerima uang dari pasangan dan tinggal mengaturnya sedemikian rupa agar cukup untuk semua kebutuhan. Itu sudah tugas yang menantang.
Namun, bekerja sambil melakukan tugas yang sama bukan hal yang lebih mudah. Rasa stresmu berlipat. Apalagi dalam situasi dirimu masih kaget dengan peran baru sebagai pencari nafkah satu-satunya. Masih pula sambil mengurus anak. Kamu gak depresi saja sudah luar biasa.
Pastikan dirimu tidak salah menetapkan prioritas keuangan. Hanya ada tiga hal yang wajib dicukupi olehmu yaitu makan sehari-hari, tempat tinggal jika harus mengontrak atau indekos, dan biaya pendidikan anak. Bila urusan makan serta tempat tinggal beres, diharapkan kesehatan kalian juga terjaga.
Jangan teralihkan oleh hal-hal yang kurang mendesak seperti gaya hidup. Apalagi balas dendam dengan membuktikan ke mantan pasangan bahwa dirimu sukses secara finansial. Gak ada gunanya. Itu justru akan menguras pendapatan yang diperoleh dengan susah payah.
5. Cerita sedihmu tak selalu membantumu mendapatkan pekerjaan

Kisah pedihmu dalam berumah tangga bisa mendatangkan manfaat atau tidak di dunia kerja. Ada orang yang mudah tersentuh dengan perjuangan single parent. Bila kamu bertemu orang yang seperti ini, mungkin dirimu lebih cepat memperoleh pekerjaan.
Bahkan kamu bisa diberi kepercayaan lebih dan mendapatkan penghasilan ekstra. Tujuan orang itu bukan sekadar mencari pekerja, tapi juga meringankan beban ekonomimu. Akan tetapi, menjual cerita sedihmu gak selalu berhasil.
Dunia kerja itu keras. Di satu kantor barangkali ada banyak orangtua tunggal. Namun, baik single parent maupun orang yang bahagia dalam pernikahannya atau jomlo pun punya hak yang sama.
Terpenting kamu bisa bekerja dengan baik atau tidak. Terlalu keras berusaha menarik simpati orang dengan kisah sedihmu boleh jadi berakibat kurang bagus. Dirimu tampak lemah, mendramatisasi keadaan, dan sulit fokus menatap ke masa depan.
Detik pertama begitu kamu menjadi orangtua tunggal adalah lembar baru dalam hidupmu. Dirimu sebaiknya tidak berlama-lama larut dalam kesedihan. Kamu mesti memastikan diri sendiri dan anak-anak survive dari hari ke hari hingga kelak mereka mampu hidup mandiri.