Beurer Jerman Buka Pabrik di KEK Kendal, Siap Serap 500 Tenaga Kerja

- PT Beurer Indonesia Technology membuka pabrik pertamanya di Asia Tenggara, di KEK Kendal, Jawa Tengah.
- Pabrik tersebut akan memproduksi berbagai alat kesehatan dan diproyeksikan menyerap lebih dari 500 tenaga kerja lokal.
- Direktur Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes menyambut baik kehadiran Beurer yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Kendal, IDN Times – PT Beurer Indonesia Technology resmi membuka pabrik pertamanya di Asia Tenggara yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah. Pabrik itu akan memproduksi berbagai alat kesehatan seperti termometer, alat tensi, oximeter, lampu terapi, humidifier, timbangan, alat pijat, hingga personal care seperti sikat gigi elektrik dan alat cukur.
Peresmian pabrik tersebut menandai langkah penting dalam pengembangan industri kesehatan di Indonesia.
1. Pemenuhan untuk rantai pasok Global

Beurer adalah produsen alat kesehatan asal Jerman yang telah berdiri sejak tahun 1919. Mereka memilih Kendal sebagai lokasi pabrik pertamanya di Asia Tenggara, di lahan seluas lebih dari 8.000 meter persegi.
Pabrik tersebut diproyeksikan akan menyerap lebih dari 500 tenaga kerja lokal yang kompeten dan mendukung rantai pasokan Beurer untuk skala Global.
“Indonesia memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai pusat produksi strategis di Asia. Dengan dukungan pemerintah dan tenaga kerja lokal yang berkompeten, kami yakin pabrik ini akan menjadi bagian penting dari rantai pasokan global Beurer.” kata CEO Beurer, Marco Bühler dalam sambutannya saat opening ceremony, Selasa (22/10/2024).
2. Kolaborasi dengan institusi pendidikan

Beurer tidak hanya berfokus pada produksi alat kesehatan, tetapi juga dikenal dengan komitmennya terhadap produk-produk ramah lingkungan. Pabrik di Kendal tersebut dirancang untuk mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses produksinya.
“Kami juga berencana berkolaborasi dengan institusi pendidikan lokal untuk memberikan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja di bidang manufaktur alat kesehatan,” aku Marco Bühler.
Langkah itu diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih siap dan berkompeten, serta mendukung keberlanjutan operasional pabrik di masa depan.
Marco Bühler menambahkan, dengan total investasi sebesar US$4,9 juta, Beurer optimistis pabrik tersebut akan memainkan peran penting dalam pengembangan industri alat kesehatan di Asia Tenggara dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
3. Mengurangi ketergantungan impor

Sementara itu, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Lucia Rizka Andalucia mengatakan, kehadiran Beurer di Indonesia akan mendukung upaya pemerintah dalam memajukan industri kesehatan.
Menurutnya, saat ini produksi alat kesehatan dalam negeri baru mencakup 20 persen kebutuhan, sehingga masih banyak bergantung pada impor.
Dengan adanya pabrik Beurer, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan meningkatkan produksi alat kesehatan secara mandiri.
"Pemerintah terus mendorong produksi alat skrining lebih banyak agar bisa menjadi alat deteksi dini untuk pencegahan penyakit kronis," ujar Lucia.
4. Sejalan dengan kerja Presiden Prabowo

Dia menambahkan, pemerintah juga berencana mempermudah perizinan investasi di bidang kesehatan, termasuk farmasi dan alat kesehatan, untuk mendorong pertumbuhan industri tersebut di Indonesia.
Lebih lanjut, Lucia mengungkapkan bahwa pemerintah berencana meluncurkan program pemeriksaan kesehatan gratis yang menyasar 52 juta warga pada tahun 2025. Program itu akan dilakukan secara bertahap dengan fokus pada pemeriksaan tensi, gula darah, asam urat, serta penyakit-penyakit katastropik lainnya.
“Setiap warga yang berulang tahun akan menerima notifikasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas secara gratis,” ungkap Lucia, menjelaskan inisiatif pencegahan penyakit pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Lucia Rizka Andalucia juga menekankan pentingnya peran swasta dalam mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian kesehatan nasional.
“Dengan investasi yang terus berkembang seperti ini, kami berharap Indonesia bisa memenuhi kebutuhan alat kesehatan dalam negeri tanpa bergantung pada impor,” ucapnya.
5. Memacu iklim investasi

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, yang turut hadir dalam peresmian, menyampaikan harapan agar pabrik ini dapat menyerap tenaga kerja dari warga lokal Kendal dan sekitarnya. Ia juga berharap kehadiran Beurer akan memacu iklim investasi di kawasan KEK Kendal dan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar melalui program CSR perusahaan.
"Pemprov berharap dengan adanya investasi ini, angka pengangguran bisa berkurang dan kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat," ujar Sumarno.
Pabrik PT Beurer Indonesia Technology di Kendal yang kini beroperasi, lanjutnya, siap menjadi salah satu pilar utama dalam penyediaan alat kesehatan bagi masyarakat Indonesia, sekaligus mendukung upaya pencegahan penyakit melalui alat deteksi dini.