Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pegadaian, Penopang Ekonomi Rakyat Kecil yang Tangguh

Ilustrasi layanan Pegadaian kepada Nasabah. (Dok. Pegadaian)
Intinya sih...
  • Emy Irianti, pedagang kecil di Desa Batursari, Jawa Tengah, sukses berkembang berkat layanan gadai Pegadaian yang memberikan modal awal sebesar Rp2 juta.
  • Pegadaian hadir sebagai solusi alternatif bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sulit mengakses layanan keuangan formal seperti pinjaman bank.
  • Layanan gadai Pegadaian populer karena prosedurnya sederhana dan cepat, membantu keluarga-keluarga rentan dalam kondisi darurat seperti biaya pengobatan mendesak.

Pagi baru saja merekah di sebuah desa kecil di pinggiran Kabupaten Demak, Jawa Tengah, saat Emy Irianti (62) membuka warung kelontongnya. Dengan cekatan, ia mulai menata beras, sabun cuci, dan kebutuhan rumah tangga lainnya di rak-rak kayu sederhana yang sudah usang dimakan waktu. 

Warung itu tidak hanya menjadi tempat berjual beli, tetapi juga simbol perjuangan Emy sebagai ibu rumah tangga dalam mengubah nasib keluarganya.

"Dulu, warung ini hanyalah lapak kecil di depan rumah," ungkap Emy dengan bangga kepada IDN Times, Sabtu (21/9/2024). "Namun, berkat Pegadaian, saya bisa mengembangkan dan mempertahankannya hingga saat ini."

Selama lebih dari 30 tahun, Emy berdagang di warung kelontongnya di Desa Batursari. Namun, perjalanan menuju kesuksesan tersebut penuh dengan liku. Sebelum warungnya berkembang seperti sekarang, Emy hanya bergantung pada penghasilan suaminya yang bekerja sebagai buruh lepas. Seperti banyak keluarga di pelosok Indonesia, mimpi memiliki usaha sendiri tampak jauh dari jangkauan. Hingga akhirnya, Emy menemukan layanan gadai Pegadaian yang menjadi titik balik kehidupannya.

Awalnya, Emy ragu untuk menggunakan layanan itu. Kekhawatiran terbesarnya adalah jika ia tidak mampu menebus barang yang digadaikan. Namun, pegawai Pegadaian setempat dengan sabar menjelaskan prosesnya secara lengkap dan mendetail.

Dengan menggadaikan perhiasan warisan keluarga, Emy mendapatkan modal awal sebesar Rp2 juta pada awal tahun 2000-an. Jumlah tersebut mungkin terlihat kecil bagi sebagian orang, tetapi bagi Emy, itulah benih harapan yang kemudian ditanam dan dirawat hingga mengubah hidup keluarganya.

Tantangan Ekonomi dan Peran Pegadaian

Emy Iriyanti melihat slip atau lembar nasabah Pegadaian. (IDN Times/Dhana Kencana)

Ya. Kisah Emy hanyalah satu dari ribuan cerita di seluruh pelosok Indonesia. Negara dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa itu kini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satu kendala yang sering mereka hadapi adalah akses terbatas terhadap layanan keuangan formal, seperti pinjaman dari bank.

Bagi masyarakat di lapisan ekonomi bawah, mendapatkan pinjaman dari bank bukanlah pilihan yang realistis. Persyaratan yang ketat, seperti slip gaji, rekening koran, atau jaminan bernilai tinggi, seringkali menjadi penghalang. Dari situ, Pegadaian hadir sebagai solusi alternatif, dengan menyediakan layanan keuangan berbasis gadai yang cepat dan terjangkau.

Pegadaian didirikan pada tahun 1901 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk melawan praktik rentenir. Kini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah bertransformasi menjadi penyedia layanan keuangan, terutama bagi masyarakat kecil. Kiprahnya membuat Pegadaian memegang peranan penting dalam menopang ekonomi masyarakat bawah, khususnya mereka yang kesulitan mengakses layanan perbankan.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga akhir tahun 2023, Pegadaian mencatat total aset sebesar Rp82,6 triliun, dengan mayoritas penyaluran untuk pembiayaan mikro. Layanan gadai menjadi pilihan utama masyarakat karena suku bunga yang ditawarkan cukup kompetitif, yakni berkisar antara 0,75–1,15 pesen per 15 hari, jauh lebih rendah dibandingkan bunga yang dibebankan rentenir yang bisa mencapai 10 persen per bulan.

Oleh karena itu, Pegadaian dianggap sebagai solusi keuangan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Kemudahan Prosedur dan Dampak Sosial Ekonomi

Slip atau lembar nasabah Pegadaian. (IDN Times/Dhana Kencana)

Layanan gadai Pegadaian populer di kalangan masyarakat karena prosedurnya yang sederhana dan cepat. Cukup dengan membawa barang berharga seperti emas, perhiasan, kendaraan bermotor, atau barang elektronik, masyarakat bisa mendapatkan pinjaman dalam waktu singkat. Mereka tidak perlu menunggu berminggu-minggu atau menghadapi persyaratan administrasi yang rumit.

Sri Lestari, seorang ibu rumah tangga dari Grobogan, Jawa Tengah, merasakan manfaat layanan tersebut ketika anaknya jatuh sakit dan memerlukan biaya pengobatan mendesak. Cerita ibu tiga anak itu menjadi hal yang umum di kalangan masyarakat kecil.

"Tabungan sudah habis untuk modal dagang. Untung ada Pegadaian. Dalam waktu kurang dari satu jam, saya berhasil mendapatkan dana yang cukup untuk biaya rumah sakit," ungkapnya.

Keberadaan Pegadaian telah menjadi penopang ekonomi bagi keluarga yang menghadapi kondisi darurat, seperti Emy dan Sri. Kehadirannya membantu masyarakat terhindar dari jeratan rentenir yang sering kali mematok bunga tinggi dan menjalankan praktik pinjaman yang tidak transparan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2022, sekitar 9,57 persen penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dalam kondisi ekonomi yang rapuh, layanan gadai Pegadaian menjadi alternatif penting yang mampu memberikan solusi cepat bagi keluarga-keluarga rentan.

Pentingnya Literasi Keuangan

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan (dok. Pegadaian)

Meski Pegadaian banyak membantu masyarakat kecil, mereka masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat bawah.

Banyak nasabah yang belum sepenuhnya memahami risiko lantaran tidak menebus barang yang mereka gadaikan. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang kehilangan barang berharganya karena tidak mampu melunasi pinjaman tepat waktu.

Menyadari hal itu, Pegadaian gencar melakukan edukasi dan sosialisasi keuangan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Upaya tersebut menjadi program literasi keuangan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai pengelolaan keuangan dan risiko gadai. 

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan, peran literasi keuangan cukup penting dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan memperkuat sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pihaknya berkomitmen untuk terus memberdayakan UMKM melalui berbagai program edukasi dan pendampingan.

Hal itu kemudian ditindaklanjuti oleh PT Pegadaian Cabang Magelang dengan mengadakan kegiatan literasi keuangan bagi para agen dan masyarakat Kota Magelang, Kamis (26/9/2024). Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk investasi dan pembiayaan dari Pegadaian, serta memberikan edukasi mengenai peran Agen Pegadaian sebagai perpanjangan tangan perusahaan dalam mendekatkan layanan kepada masyarakat. 

“Dengan edukasi dan literasi keuangan, diharapkan masyarakat terhindar dari jebakan investasi bodong maupun pinjaman online (pinjol) sehingga masyarakat dapat lebih memilih untuk bertransaksi di agen pegadaian karena pelayanan cepat serta mudah karena agen siap jemput bola,” kata Pemimpin Pegadaian Cabang Magelang, Haris Ma’wa.

Upaya edukasi itu juga mendapat pengakuan dari OJK, di mana Pegadaian menerima penghargaan Program Literasi Finansial Terbaik di ajang Financial Literacy Awards 2024. Penghargaan tersebut menjadi bukti komitmen Pegadaian dalam meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat melalui literasi keuangan.

Suasana gadai di kantor Pegadaian jelang tahun ajaran baru. IDN Times/ Riyanto.

Pegadaian telah menjadi bagian penting dalam kehidupan jutaan rakyat Indonesia, terutama bagi mereka yang kesulitan mengakses layanan perbankan formal. Dari ibu rumah tangga seperti Emy Irianti hingga Sri Lestari, Pegadaian memberikan dukungan finansial yang membantu mereka bertahan dan bahkan berkembang.

Lebih dari sekadar institusi keuangan, Pegadaian telah menjadi simbol harapan bagi masyarakat yang berjuang dalam keterbatasan ekonomi. Dengan reputasi yang telah terbangun selama lebih dari 120 tahun, serta komitmen untuk terus berinovasi, Pegadaian siap mendukung ekonomi rakyat kecil agar tetap tangguh di tengah ketidakpastian.

Di masa depan, Pegadaian akan terus memperkuat perannya dalam membantu masyarakat kecil bertahan dan berkembang, menjembatani kesenjangan ekonomi, serta menjaga harapan tetap menyala bagi mereka yang membutuhkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us