Muhammadiyah Gak Mau Buru-buru Terima Izin Tambang dari Pemerintah Pusat
Ketua PWM Jateng milih lakukan kajian berbagai aspek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Investasi untuk memberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) ke ormas keagamaan, disikapi oleh Muhammadiyah.
Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menganggap pemberian IUP memang baru pertama kali dilakukan pemerintah. Sehingga sebaiknya diperlukan kajian-kajian teknis yang menyeluruh.
"Karena ini sesuatu yang baru bagi Muhammadiyah, tentunya perlu kajian dari PP Muhammadiyah sebagai lembaga tingkat pusat yang berpeluang diberi hal itu. Perlu memilih misalnya tidak bisa tergesa-gesa. Butuh waktu mendalaminya. Dikaji mendalam," kata Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Dr Tafsir kepada IDN Times, Rabu (5/6/2024).
Baca Juga: Dico Ganinduto Siap Maju Gubernur Jateng, Dekati Muhammadiyah
1. Muhammadiyah Jateng akan lakukan kajian mendalam
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kajian yang akan dilakukan pengurus Muhammadiyah mencakup berbagai aspek. Mulai cara pandang bidang sosial, budaya, resiko politik, dampak lingkungan hidup dan potensi krisis ekonomi yang ditimbulkan dengan pemberian izin pertambangan.
Ia berkata kajian di bidang sosial dan budaya akan mencermati secara komprehensif bagaimana kemaslahatan bagi umat Islam.
Ia menekankan bahwa apabila nantinya pemberian izin pertambangan justru berpotensi memicu kerugian yang besar, maka pihaknya secara tegas akan menolak.
"Makanya musti dilihat lebih jeli lagi bagaimana kemaslahatannya. Kalau kerugiannya lebih besar dari kemaslahatan, maka harus ditolak. Tapi kalau tidak ada unsur itu, ya perlu kajian lebih luas lagi dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari para ahli," urainya.
Editor’s picks
"Sebab itulah kami dark warga persyarikatan Muhammadiyah tidak bisa serta merta menolak. Tetapi juga tidak serta merta langsung menerima. Salah satunya harus dilihat dari efek krisis ekonomi lingkungan hidupnya," terangnya.