Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Penghargaan Tertinggi Bagi Jurnalis Indonesia

Untuk meneladani pahlawan jurnalistik Djamaludin Adinegoro

Semarang, IDN Times - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali menyelenggarakan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 menjelang perayaan Hari Pers Nasional 2024. Kompetisi jurnalisme ini merupakan penghargaan tertinggi bagi jurnalis yang berkarya di Indonesia. 

1. Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 kembali digelar

Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Penghargaan Tertinggi Bagi Jurnalis Indonesia

Pada tahun ini para jurnalis dari berbagai jenis media massa di Tanah Air bisa mengikuti kompetisi tersebut dengan mendaftarkan karyanya mulai 1 Oktober–30 November 2023. Ada 7 kategori lomba antara lain liputan kedalaman (indepth reporting) untuk media cetak, liputan kedalaman untuk media siber, liputan kedalaman untuk media radio, liputan kedalaman untuk media televisi. Lalu, karya foto jurnalistik media cetak dan siber, karya karikatur opini untuk media cetak dan siber, serta karya jurnalistik video media sosial.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro tahun 2023 ini mengusung tema ‘’Merawat Semangat Kebangsaan dan Demokrasi’’. Adapun, total hadiah yang ditawarkan bagi para pemenang mencapai Rp245 juta.

Menilik sejarahnya, Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun mengatakan, sejak awal Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini diselenggarakan oleh PWI, bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap karya jurnalistik terbaik di setiap tahunnya.

‘’Hadiah untuk pemenang lomba Anugerah Adinegoro ini tidak main-main. Saat itu Ketua PWI Pusat, Bapak Margiono berani memberikan hadiah bagi karya jurnalistik pemenang utama senilai Rp50 juta. Ini untuk merangsang semangat para wartawan agar menunjukkan kinerja dengan menghasilkan karya terbaik,’’ ungkapnya pada webinar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2023 dan soft launching Hari Pers Nasional 2024, Senin (30/10/2023).

Baca Juga: Puncak Hari Pers Nasional 2024 Digelar di Jakarta, Ini Agendanya

2. Hadiah tertinggi bagi sebuah kompetisi jurnalistik

Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Penghargaan Tertinggi Bagi Jurnalis IndonesiaIlustrasi Pers (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, menurut Hendry, saat pandemik COVID-19 hingga sekarang nilai hadiah agak turun sedikit menjadi Rp35 juta. Namun, pada kompetisi tahun ini PWI juga memberikan penghargaan pada platform baru yang mengakomodir kemajuan jurnalistik itu sendiri.

‘’Semoga ini bisa menjadi hadiah tertinggi bagi sebuah kompetisi jurnalistik. Selain itu, melalui kompetisi jurnalistik ini semoga kelak lahir karya berkualitas, sekaligus merangsang wartawan memberikan kinerja terbaik mereka,’’ ujarnya.

Perlu diketahui, Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini juga memiliki sejarah atau asal-usul yang panjang. Penyelenggaraan ajang penghargaan tertinggi bagi jurnalis di Indonesia ini, sekaligus untuk meneladani sosok Djamaluddin Adinegoro yang terkenal sebagai wartawan dan sastrawan Indonesia.

3. Pers disebut Ratu Dunia

Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Penghargaan Tertinggi Bagi Jurnalis IndonesiaIlustrasi Pers (IDN Times/Mardya Shakti)

Sekretaris Yayasan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Pusat, Priyambodo RH memaparkan hasil temuan bersama Lembaga Pers Dr Soetomo terkait Djamaluddin Adinegoro. Wartawan dengan nama samaran Adinegoro itu sedikitnya telah menulis 25 buku. Adapun, buku-buku yang ditulis memiliki zaman.

‘’Misalnya buku Falsafah Ratu Dunia terbitan Balai Pustaka tahun 1948, beliau (Adinegoro, red) mengatakan pers kerap disebut ratu dunia tapi sebenarnya pers cuma alat karena yang terpenting adalah public opinion,” katanya.

Melalui Anugerah Jurnalistik Adinegoro, diharapkan para jurnalis harus mengenal sosok pahlawan jurnalisme Adinegoro, di antaranya melalui buku dan karya tulisan lepasnya yang penuh petuah agar seorang wartawan paham dan pandai mengenal kepentingan umum atau kepentingan pribadinya.

4. Menjaga integritas wartawan

Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro, Penghargaan Tertinggi Bagi Jurnalis IndonesiaAksi Wartawan Lintas Media berbagi berdonasi Handphone untuk Pembelajaran Jarak Jauh (Dok. Wartawan Lintas Media)

”Wartawan jangan merasa cerdas karena modalnya hanya 5 W plus 1 H dan tidak bisa memihak apalagi mau menyenangkan semua orang. Kalau ingin menyenangkan semua orang jadi pemain tonil saja,” ungkap Priyambodo.

Pada kesempatan tersebut anak ketiga Adinegoro, Adiwarsita Adinegoro turut menyampaikan pesan pada para wartawan sekarang ini. 

‘’Ayah saya ini adalah orang yang konsisten sebagai wartawan dan terus menulis bahkan hingga larut malam meskipun tulisannya belum tentu dibayar dan menghasilkan uang. Selain fokus pada bidang jurnalistik dan berdedikasi pada profesinya, beliau bukan tipe wartawan amplop dan sangat menjaga integritas sebagai wartawan,” terangnya. 

Baca Juga: Gercep! PKB Jateng Sasar Millennial Jateng Menangkan Pasangan AMIN

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya