Panduan Ibadah Puasa Ramadan Oleh Kemenag di Tengah Wabah COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat atau penetapan awal Ramadan 2020 pada Kamis (23/4). Sidang ini akan dilakukan secara telekonferensi sehubungan dengan pandemi COVID-19.
Sebelumnya Kementerian Agama juga akan menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk penetapan awal bulan Ramadan 1441H/2020M. Rukyatul Hilal akan dilaksanakan hari Kamis (23/04) mendatang pada 82 titik pemantauan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Sehubungan datangnya Ramadan 2020, Kementerian Agama juga menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Wabah COVID-19.
"Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," kata Menag.
Selain terkait pelaksanaan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, edaran ini juga mengatur tentang panduan pengumpulan dan penyaluran zakat.
Berikut ini panduan yang tertuang dalam Surat Edaran No 6 tahun 2020:
Baca Juga: 10 Meme Ramadan Sebentar Lagi yang Bikin Ngakak Bahagia
1. Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah.
2. Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama)
3. Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah
4. Tilawah atau tadarus Al-Qur’an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur’an
5. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan
Editor’s picks
6. Peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan
7. Tidak melakukan iktikaf di 10 (sepuluh) malam terakhir bulan Ramadan di masjid/musala
8. Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya.
9. Agar tidak melakukan kegiatan Salat Tarawih keliling (tarling), Takbiran keliling. Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid/musala dengan menggunakan pengeras suara, Pesantren Kilat, kecuali melalui media elektronik
10. Silaturahim atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call/conference
11. Mengimbau kepada segenap umat muslim agar membayarkan zakat hartanya segera sebelum puasa Ramadan sehingga bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat.
Meski begitu panduan tersebut bakal tak berlaku lagi jika negara telah dinyatakan bebas dari wabah COVID-19. "Semua panduan di atas dapat diabaikan bila pada saatnya telah diterbitkannya pernyataan resmi Pemerintah Pusat, untuk seluruh wilayah negeri, atau Pemerintah Daerah untuk daerahnya masing-masing, yang menyatakan keadaan telah aman dari Covid-19," pungkas Menteri Agama.
Itulah panduan ibadah puasa Ramadan beserta Idul Fitri selama wabah COVID-19 yang dikeluarkan oleh Kemenag. Semoga puasa tahun ini lancar dan menjadi berkah
Baca Juga: 5 Artis Mualaf yang Bakal Jalani Ibadah Puasa Ramadan Pertama