Para Profesor Undip Turun Gunung: Demokrasi Negara Kita Sedang Terancam

Semarang, IDN Times - Para guru besar dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memilih ikut bergabung dengan kelompok mahasiswa untuk menyatukan gerakan mengecam tindakan Presiden Jokowi.
Selain para guru besar terlihat juga dari sejumlah dosen ilmu politik yang hari ini, Rabu (7/2/2024), menggelar aksi di Taman Inspirasi Rektorat Undip Tembalang sebagai bentuk kegelisahan atas sikap Jokowi selama kontestasi Pemilu 2024. Tampak di tengah kerumunan massa ada guru besar FK Undip Prof Zainal Muttaqin, Dr Nur Hidayat Sardini dan sejumlah civitas akademika lainnya.
"Kami menyerukan kepada presiden bahwa langkahnya tidak tepat. Karena ketika presiden ikut turun ke lapangan maka situasinya jadi benar-benar repot," kata Nur Hidayat Sardini, dosen ilmu politik di Departemen Ilmu Politik FISIP Undip.
1. Elemen kampus jadi bagian yang diandalkan untuk bergerak

Ia menyebut bahwa Undip merupakan bbagian integral dari bangsa Indonesia yang sudah sepantasnya untuk turut menyerukan kegelisahan yang muncul di seluruh masyarakat Indonesia.
Elemen kampus terutama para guru besar dan mahasiswa menjadi bagian terpenting yang bisa diandalkan untuk bergerak mengkritisi sikap pemerintah pusat.
"Ketika masyarakat kampus bergerak maka ini jadi seruan yang serius," tegasnya.
2. Demokrasi kita dalam ancaman

Mulai masifnya pergerakan dari para civitas akademika terutama di Undip dalam menyikapi Pemilu 2024 tak lepas dari banyaknya pelanggaran etika yang dilakukan pemerintah.
Di samping sikap MK yang melanggar ketentuan hukum atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Belum lama ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari juga dinyatakan oleh DKPP melakukan pelanggaran atas keputusannya meloloskan pencalonan Gibran.
Oleh sebab itulah, dari banyaknya pelanggaran maka pihaknya menganggap penyelenggara pemilu sudah berulang kali melanggar aturan selama Pemilu 2024.
"Implikasi dari keputusan DKPP sudah dinyatakan ada pelanggaran etik. Ini sudah berulang-ulang juga. Karena itulah kami bergeral mengekspresikan mengingat kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja. Sistem demokrasi kita juga sedang tidak baik-baik saja. Demokrasi kita sedang terancam. Nurani kita ikut prihatin," tegasnya.
3. Aksi civitas akademika Undip tidak dimotori capres

Kendati demikian, pihaknya secara blak-blakan menyatakan gerakan mengecam pemerintah kali ini tidak dimotori para paslon capres 01, 02 maupun 03.
"Kami posisinya tidak berada di semua paslon. Kami mewakili masyarakat kampus yang menganggap demokrasi sedang dalam ancaman. Terutama demokrasi elektoral. Maka semoga masyarakat menilai kondisi kita yang ada saat ini," ungkapnya.
4. Pihak Undip nyatakan aksi para guru besar atas sikap pribadi

Terpisah, Utami Setyowati, Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip mengatakan pernyataan sikap yang disampaikan para guru besar bukan atas nama institusi kampusnya.
"Segala yang berkenaan dengan pernyataan sikap menjadi pendapat pribadi masing-masing. Undip sebagai insitusi negara selalu berusaha menjaga dan menegakkan netralitas dan budaya santun serta damai dalam setiap Pemilu," kata Utami.



















