TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wisata Banyumas yang Dibangun dari Dana PEN Tidak Penuhi Target

Kurangnya pengunjung

Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dr. Budhi Setyawan (kedua dari kiri) saat menjelaskan soal gagalnya wisata yang dibangun dari dana PEN, Senin (27/11/2023).(IDN Times/Saladin).

Banyumas, TDN Times - Dana Pemulihan Ekonomi Nasional yang digunakan sebagai pinjaman pada saat Covid-19 sebesar hampir Rp200 miliar digunakan untuk pemulihan sektor pariwisata dan UMKM, kini menuai persolan baru yakni dianggap gagal karena tidak bisa memenuhi target.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Banyumas dr. Budhi Setiawan ketika melakukan study komparatif di Kabupaten Sleman pada Jumat (24/11/2023) lalu.

Dijelaskan dr. Budi Setyawan bahwa untuk hasil dari dana PEN tersebut tidak bisa digunakan untuk mengangsur. Saat dana PEN bergulir digunakan untuk pembangunan wisata di tiga titik yaitu di Taman Botani Taman Maskumambang dan satu lagi di Menara Teratai yang merupakan wilayah dinas pariwisata.

Selain itu, dokter Budhi juga mengatakan akan mengevaluasi keberadaan Badan Layanan Usaha Daerah atau BLUD yang mengelola dana PEN. salah satu kegagalan yang terlihat adalah Taman Botani yang kurang pengunjung, hal yang sama terjadi di Menara Teratai, dan di Taman Maskumambang.

Baca Juga: Pasar Tani di Banyumas, Petani dan Pembeli Transaksi Tanpa Perantara 

1. Tidak menghasilkan pendapatan yang diharapkan

Menara Teratai saat baru dibangun tahun 2022, salah satu objek wisata yang dibangun dari dana PEN.(IDN Times/Sutrisno).

Kegagalan pengelolaan dana PEN ini juga terlihat dari awal tidak adanya UMKM yang bisa bertahan di salah satu objek wisata. Salah satunya yaitu di Taman Maskumambang yang hingga kini objek wisata tersebut justru diturunkan harga tiketnya dari Rp15000 menjadi Rp2000. "Hal ini belum terlihat ada hal signifikansi bertahannya UMKM untuk bisa terus berkembang di area Taman Maskumambang,"katanya.

Menurunnya wisatawan di Menara Terate juga menjadi sorotan beberapa anggota dewan yang hadir dalam dialog antara anggota dewan bersama para wartawan, meskipun sudah ditopang dengan berbagai event di sekitar menara tetapi tidak bisa meningkatkan penghasilan yang cukup untuk membayar angsuran yang tahun 2023 ini hampir sebesar Rp23 Miliar.

"Pengunjung justru lebih banyak berada di pinggir-pinggir jalan trotoar dimana parkir-parkir dan penghasilan dari para pedagang di situ tidak bisa menjadi masukan untuk pengelolaan di wilayah Menara Teratai,"jelasnya.

2. Hutang PEN ada bunga yang harus dibayar

Tahun 2023 ini Kabupaten Banyumas harus mulai mengembalikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dipinjam dari pemerintah pusat. Ketua DPRD juga menegaskan dana PEN merupakan utang dan harus dikembalikan. Bahkan menurutnya utang tersebut memiliki bunga yang harus dibayar, meski tidak sebesar pinjaman pada umumnya.

“Banyumas mendapat Dana PEN sekitar Rp187 milyar. Itu yang digunakan untuk pengembangan pariwisata dan dana PEN harus dikembalikan secara bertahap dalam kurun waktu sekitar lima tahun, tahun 2023 ini Banyumas ditarget harus mengembalikan sekitar Rp23 Miliar," jelasnya.

Sektor Pariwisata dipilih mengingat lokasi Banyumas yang strategis, sehingga diharapkan dapat memutar roda perekonomian masyarakat sekaligus menambah pendapatan daerah.

“Dengan membangun tempat pariwisata dapat menyerap tenaga kerja pada masa itu, bisa memberikan pendapatan daerah yang digunakan untuk mengembalikan pinjaman. Di samping itu membuka peluang masyarakat untuk berjualan sehingga menggerakkan ekonomi,” katanya.

Berita Terkini Lainnya