3 Sekolah di Jateng Jadi Klaster Baru COVID-19, Korban Guru dan Siswa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Klaster penularan COVID-19 dari sekolah muncul di berbagai daerah. Melansir dari akun Twitter LaporCOVID19 @laporcovid sudah ada ada 6 sekolah yang menjadi klaster dari penularan virus corona di Indonesia.
1. Klaster sekolah di Jateng ada di Rembang, Pati, dan Tegal
Dari 6 sekolah tersebut, tiga sekolah diantaranya berada dari Provinsi Jawa Tengah. Adapun, tiga sekolah itu antara lain SMKN 1 Gunem di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang, Pondok Pesantren di Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, dan SD di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.
Dalam cuitan di akun tersebut dijelaskan kasus penularan terjadi saat kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dimulai. Seperti di Kabupaten Tegal, klaster sekolah muncul dari salah seorang siswa SD di Kecamatan Pangkah tertular dari kakeknya yang merupakan sopir bajaj di Jakarta.
Kemudian, potensial menulari guru dan teman sekelasnya yang sempat mengikuti KBM tatap muka di sekolah. Kini, seluruh guru dan teman sekelas dari siswa itu menunggu hasil tes swab.
Baca Juga: Penyebab Penularan 35 Santri Ponpes di Pati yang Positif Virus Corona
2. Klaster sekolah di Pati terjadi di pondok pesantren
Klaster sekolah lain juga muncul di Pondok Pesantren di Kajen Kecamatan Margoyoso Pati. Sebanyak 26 santri dinyatakan positif COVID-19 dan ponpes harus di lockdown atau ditutup.
Terkait hal kasus itu Pemkab Pati dengan pengasuh pondok pesantren berkoordinasi dan akhirnya memutuskan santri yang negatif COVID-19 untuk dipulangkan ke daerah asal masing-masing, demi mencegah penularan. Sementara 26 santri yang positif virus corona harus menjalani karantina di pondok tersebut
‘’Para santri yang negatif virus corona boleh kembali setelah ponpesnya betul-betul steril. Adapun, santri dari luar Pulau Jawa yang belum bisa pulang akan ditempatkan di lokasi steril di luar ponpes hingga ada pihak keluarga yang menjemput,’’ kata Bupati Pati, Haryanto dilansir dari Antara, Kamis (13/8/2020).
Bupati juga meminta semua pihak khususnya kalangan pendidikan baik itu pengasuh pondok/guru, santri/pelajar, dan wali santri/orang tua murid di madrasah dan juga di sekolah umum maupun swasta untuk bijak menyikapi hal tersebut.
3. Kasus klaster sekolah di Rembang menimpa guru SMK
Editor’s picks
Sementara klaster sekolah di Rembang, kasus positif COVID-19 terjadi dari seorang guru SMK 1 Gunem, lalu menulari 10 guru lain di sekolah yang sama. Hal itu diketahui setelah 11 guru menjalani tes swab dan mereka dinyatakan positif virus corona. SMKN 1 Gunem di Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang menjadi klaster baru persebaran virus corona.
Humas Gugus Tugas COVID -19 Kabupaten Rembang, Arief Dwi Sulistyo mengungkapkan, atas kasus ini aktivitas di sekolah sementara dihentikan selama 10 hari ke depan. Sekolah akan dilakukan sterilisasi sebagai langkah pencegahan penularan.
"Ya, jelas aktivitas otomatis kita hentikan selama 10 hari kedepan. Sambil kita lakukan sterilisasi disana. Adapun, dari 11 guru yang terpapar, 10 orang menjalani perawatan mandiri sedangkan satu orang di rumah sakit,’’ katanya.
4. Selain Jateng, klaster sekolah ada di Tulungagung, Kalimantan Barat, dan Sumedang
Sementara itu, masih melansir data dari LaporCOVID19, selain 3 sekolah di Jateng, 3 sekolah lain di seluruh Indonesia yang menjadi klaster penyebaran virus corona antara lain di klaster sekolah Tulungagung dengan kasus siswa menulari 5 siswa lain dan 2 guru.
Kemudian, klaster sekolah Kalimantan Barat dengan kasus 14 siswa dan 8 guru terkonfirmasi positif COVID-19 dari SMA 1 Ketapang, SMA 1 Ngabang, SMA 1 Pontianak, SMPN 1 Pontianak, SMAN 2 Pontianak, dan SMAN 3 Pontianak.
Terakhir, klaster sekolah Sumedang dengan kasus pelajar (6 tahun) di Kecamatan Situraja dan pelajar (9 tahun) dari Kecamatan Sumedang Utara tertular corona dari pedagang Pasar Situraja. Keduanya tertular saat perjalanan ke dan dari sekolah.
5. Tingginya klaster sekolah karena Kemdikbud mengizinkan KBM tatap muka di zona hijau dan kuning
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemik COVID-19 pekan lalu menyampaikan mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran, berdasarkan masukan dari para ahli dan organisasi serta mempertimbangkan evaluasi implementasi SKB Empat Menteri, pemerintah melakukan penyesuaian keputusan pelaksanaan pembelajaran di zona selain merah dan oranye.
‘’Sekolah di zona kuning dan hijau dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Prioritas utama pemerintah adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemik virus corona (COVID-19),” katanya.
Baca Juga: Belum Zona Hijau, Disdikbud Jateng Izinkan 8 Daerah Masuk Sekolah