Inisiasi Transisi Energi untuk Pembangunan Rendah Karbon di Jateng

Sejumlah dinas di Jateng berkolaborasi dengan IESR

Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus konsisten memperkuat komitmen, peran dan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan transisi energi, demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Berkolaborasi dengan Institute for Essential Services Reform (IESR), Pemprov Jateng menyelenggarakan dialog secara virtual mengenai “Central Java Stakeholders’ Gathering: Transisi Energi untuk Pembangunan Daerah Rendah Karbon” untuk memaparkan perkembangan dan praktik baik yang telah dilakukan di Jawa Tengah.

1. Ketersediaan energi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Inisiasi Transisi Energi untuk Pembangunan Rendah Karbon di JatengWakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto : Istimewa

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, transisi energi penting untuk menekan emisi CO2 yang menyebabkan bencana iklim. Menurutnya, perlu mendorong ekonomi hijau sebagai salah satu bagian utama dari transisi energi dengan mengembangkan industri di bidang energi baru terbarukan, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, dan mengembangkan proses produksi ramah lingkungan.

Taj mengaku, dalam pembangunan sektor energi, Pemprov Jateng telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 tahun 2018 Tentang Rencana Umum Energi Daerah.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut, imbuhnya, ditetapkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 29 tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaannya.

"Pergub tersebut menekankan pada peran serta masyarakat dalam implementasi energi baru terbarukan. Contohnya peran serta masyarakat dalam pengembangan energi baru terbarukan di Jawa Tengah melalui program Desa Mandiri. Ketersediaan energi berskala masyarakat jika didukung akan mengungkit pertumbuhan ekonomi," katanya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga: Desa Energi Berdikari Pertamina, Petani Boyolali Kembangkan Biogas

2. Inisiatif transisi energi gotong royong

Inisiasi Transisi Energi untuk Pembangunan Rendah Karbon di JatengDirektur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa - (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menyatakan, kepemimpinan, inovasi daerah, dan kolaborasi menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan transisi energi.

Fabby mengaku, masyarakat bisa terlibat dalam mendorong transisi energi mereka dengan upaya sendiri dan dukungan dari pemerintah.

"Ini yang disebut dengan transisi energi gotong royong. Transisi energi membutuhkan upaya dan investasi yang besar maka kontribusi dari masyarakat juga harus diwadahi. Praktik yang selama ini dilakukan di Jawa Tengah dapat menjadi referensi di banyak daerah dalam pengembangan energi terbarukan dan mendorong pembangunan rendah karbon,” ujarnya.

3. Dinas lain ikut berkolaborasi dengan IESR

Inisiasi Transisi Energi untuk Pembangunan Rendah Karbon di JatengIlustrasi panel surya (pixabay.com)

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menjelaskan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) selanjutnya diintegrasikan pada Rencana Aksi Pembangunan Rendah Karbon (RAPRK) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dengan begitu, RPJMD Jawa Tengah sudah memuat komitmen untuk membangun energi yang ramah lingkungan untuk mencapai tujuan kedaulatan pangan dan energi. Salah satunya dilakukan pihaknya dengan bekerja sama dengan IESR.

“Bekerja sama dengan IESR, pada 2019, Pemprov Jateng mencanangkan tekad besar Jateng Solar Province. Sejak itu, kapasitas PLTS atap di Jawa Tengah dari 0,1 MWp di 2019 meningkat pesat menjadi 22 MWp di 2022,” ungkap Sujarwanto.

Kemajuan tersebut membuat dinas lainnya seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jateng Petro Energi (JPEN) ikut menggandeng IESR dalam memuluskan transisi energi dan pembangunan rendah karbon di Provinsi Jateng.

4. Transisi energi bersinergi dengan desa mandiri

Inisiasi Transisi Energi untuk Pembangunan Rendah Karbon di JatengIlustrasi energi listrik terbarukan. (Pixabay.com/bones64)

Salah satunya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto menuturkan, limbah yang dihasilkan oleh industri maupun masyarakat dapat diolah menjadi sumber energi.

Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan IESR untuk melaksanakan kajian penurunan emisi melalui pengelolaan sampah dan limbah menjadi energi terbarukan, dan peningkatan kapasitas kepada pemangku kepentingan terkait penurunan emisi gas rumah kaca melalui pengelolaan sampah dan limbah, dan pemanfaatan energi terbarukan.

“Kami sudah membina program kampung iklim (Proklim), sekitar 525 Proklim yang sudah mendapat sertifikat dari KLHK dan kami coba untuk dikolaborasikan dengan Desa Mandiri Energi,” akunya.

Baca Juga: [FOTO] Energi Bersih Pertamina Mewujudkan Perempuan Bondan Bercahaya

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya