24 Klaster COVID-19 di Boyolali Masih Aktif, Ada Besuk dan Les Mengaji

Klaster keluarga dan tempat kerja terbanyak di Boyolali

Boyolali, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali menyatakan saat ini wilayah tersebut berada pada zona oranye kasus penyebaran virus corona. Sebelumnya daerah dijuluki Kota Susu itu berada pada zona merah COVID-19.

1. Boyolali sempat masuk zona merah virus corona

24 Klaster COVID-19 di Boyolali Masih Aktif, Ada Besuk dan Les MengajiIlustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Masuknya zona oranye Kabupaten Boyolali diklaim dari banyaknya kasus yang terus menurun sejak 20 November 2020. Sebelumnya wilayah itu menjadi zona merah selama 10 hari lamanya.

Saat itu, kasus warga yang meninggal dunia akibat terkena virus corona cukup tinggi ditambah jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 terus bertambah.

Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, menyatakan yang memengaruhi penutunan kasus diantaranya adalah meningkatnya angka kesembuhan COVID-19 yang cukup tinggi.

"Skor nilai zona COVID-19 di Kabupaten Boyolali 1,84 sehingga masuk risiko sedang atau oranye," kata Ratri melansir Antara.

Baca Juga: Selama 48 Jam, Kasus Virus Corona di Boyolali Tambah 10 Pasien

2. Klaster COVID-19 Boyolali tersebar di 11 kecamatan

24 Klaster COVID-19 di Boyolali Masih Aktif, Ada Besuk dan Les MengajiANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ratri mengatakan total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali per Selasa (24/11/2020) naik 22 kasus, sehingga secara akumulasi mencapai 1.869 kasus. Rinciannya pasien yang masih dirawat di rumah sakit ada 200 kasus, isolasi mandiri 379 kasus, jumlah yang dinyatakan sembuh 1.227 kasus, serta meninggal dunia sebanyak 63 kasus.

Dari penambahan kasus virus corona itu, ada 24 klaster COVID-19 yang masih aktif. Klaster itu tersebar di 11 kecamatan, yang didominasi klaster keluarga dan tempat kerja.

Adapun klaster lainnya adalah piknik, pengajian, besuk orang sakit, dan les mengaji.

3. Maskarakat diminta menerapkan perilaku Germas

24 Klaster COVID-19 di Boyolali Masih Aktif, Ada Besuk dan Les MengajiANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Ratri menyebut tingkat kesembuhan warga terkonfirmasi COVID-19 tersebut tergantung dari masyarakat bagaimana menerapkan perilaku gerakan masyarakat (Germas).

Dengan perilaku Germas akan meningkatkan daya tahan tubuh dan sistem imunitas berkembang sehingga virus corona tidak lama bertahan di tubuh manusia sehingga bisas segera dieliminir tubuh sendiri.

Meski demikian, imbuh Ratri, yang perlu diperhatikan masyarakat karena yang banyak klaster keluarga dan tempat kerja. Pihaknya memohon agar protokol kesehatan COVID-19 di rumah atau di tempat kerja lebih diperhatikan lagi.

Pihaknya turut meminta masyarakat untuk proaktif tes usap atau swab secara mandiri.

"Jadi bukan hanya tes proses tracing karena kontak erat. Karena, ada beberapa kasus muncul berkat kesadaran masyarakat untuk melakukan testing (tes usap) secara mandiri. Masyarakat ada yang merasakan gejala ke arah COVID-19, kemudian proaktif melakukan tes usap ternyata akhirnya positif dan ditemukan kontak eratnya kemudian bisa dilakukan karantina untuk memutus penularan mata rantai penyebaran virus corona," tandasnya.

Baca Juga: 26 Tenaga Kesehatan Positif COVID-19, Boyolali Masuk Zona Merah Corona

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya