Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ahli Bedah RSUP Kariadi OTG Virus Corona, Jalani Isolasi di Hotel

Ilustrasi ruang Isolasi COVID-19 Asrama Haji Pondok Gede (Dok. Kemenag)

Semarang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menyatakan 40 lebih dokter yang bertugas di Kota Semarang saat ini telah tertular wabah virus Corona (COVID-19). Bahkan, seorang ahli bedah yang bekerja di RSUP dr Kariadi berinisial ZM per hari ini, Kamis (16/4), telah tertular virus Corona. 

1. Ahli bedah RSUP Kariadi kini diisolasi di Hotel Kesambi

Suasana RSUP Kariadi di jam pelayanan pagi hari. IDN Times/Fariz Fardianto

Ketua IDI Kota Semarang, Elang Sumambar mengatakan, kondisi kesehatan ZM saat ini masih cukup baik. ZM yang sehari-harinya menjadi dokter spesialis bedah tersebut dinyatakan positif terkena virus Corona dari kategori Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Beliaunya kondisinya baik, dia tanpa gejala atau OTG. Tapi setelah diperiksa, dia dipastikan positif tertular COVID-19. Sekarang sedang dikarantina di Hotel Kesambi bersama 40 lebih dokter lainnya. Yang 40 orang juga dinyatakan positif," kata Elang kepada IDN Times, Jumat (17/4).

2. IDI sebut jumlah dokter spesialis yang menangani COVID-19 berkurang drastis

Ilustrasi pasien virus corona (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Ia mengatakan mayoritas dokter yang kini menjalani karantina di Hotel Kesambi merupakan dokter spesialis. Dengan kondisi seperti itu, katanya maka jumlah dokter yang bertugas merawat pasien virus Corona kini berkurang drastis.

"Karena yang spesialis yang kena banyak, hampir merata. Padahal mereka sudah pakai APD. Tapi toh masih kena juga. Makanya yang kita lakukan sekarang ya harus memotong rantai penularannya. Kita semua wajib jaga kebersihan tangan," akunya.

3. Para dokter diminta ubah layanan jarak jauh dengan pasien

LoboStudioHamburg

Agar penularan virus Corona dapat ditekan, pihaknya sudah meminta kepada para dokter untuk mengubah layanan medis berbasis teknologi. 

Setiap dokter di tingkat faskes pertama, katanya kini diimbau melayani perawatan medis jarak jauh menggunakan WhatsApp. Masyarakat jika tidak sakit urgent juga disarankan tidak perlu mendatangi puskesmas maupun rumah sakit. 

"Saya harap dokter yang tugasnya di faskes kesehatan tingkat pertama bisa menerima layanan WhatsApp dari pasiennya. Itu bisa mengurangi resiko penularan antara pasien ke dokternya. Perilaku jaga jarak ini haru kita galakan lagi. Karena saya lihat kemarin-kemarin banyak masyarakat yang berkerumun di puskesmas. Ini sangat mengkhawatirkan sekali," terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us