Cegah Virus Corona, Misa Ekaristi Gereja Bongsari Tanpa Air Suci

Semarang, IDN Times - Suara seorang pastor menggema di seluruh ruangan saat memberikan khotbah misa Ekaristi di Gereja Paroki Santa Theresia Bongsari, Semarang, pada Sabtu sore (7/3).
Misa Ekaristi kali ini dipimpin oleh seorang pastor tamu. Beberapa jemaat Gereja Bongsari ada yang memakai masker.
Berulang kali sejumlah jemaat memejamkan mata untuk mengikuti ibadah misa dengan khusyuk. Mereka mengatupkan kedua tangannya sembari mengikuti lantunan kidung-kidung doa yang dibacakan sang romo.
1. Tempat cawan air suci ditutupi kain putih
Namun, sejauh mata memandang, ada yang berbeda saat misa digelar sore itu. IDN Times memantau tak ada dua cawan air suci yang dipasang di balik pintu gereja.
Sebagai gantinya, tempat cawan itu ditutupi selembar kain putih. Ardi, seorang jemaat setempat berkata untuk pertama kalinya, misa yang ia ikuti di Gereja Bongsari tidak lagi memakai air suci.
"Sekarang gak pake air suci. Karena sudah ada imbauan dari bapak uskup mengenai virus Corona," katanya sambil melanjutkan ibadahnya.
Baca Juga: 3 Saran Uskup Agung Semarang untuk Umat Katolik, Waspada Virus Corona
2. Air suci di Gereja Bongsari dikosongkan sampai perayaan Paskah
Editor’s picks
Menurut penuturan jemaat lainnya, air suci di Gereja Bongsari dikosongkan sampai wabah virus Corona di Indonesia, mereda. Ia mengatakan air suci dikosongkan sampai perayaan Paskah tiba.
Meski begitu, ia mengaku hal tersebut tak mengurangi kekhusyukan para jemaat yang beribadah tiap Sabtu sore maupun Minggu pagi.
"Tetap gak ada pengaruhnya kok, Mas. Masing-masing tetap khusyuk beribadah walaupun gak ada air sucinya. Air suci kan cuma bagian dari tradisi saja. Kita yang beribadah gak akan terganggu sama sekali," bebernya.
3. Pastor Gereja Bongsari patuhi imbauan dari Uskup Agung Semarang
Sedangkan, Pastor Gereja Paroki Santa Theresia Bongsari, Romo Eduardus Didik Cahyono saat dikonfirmasi, membenarkan ihwal pengosongan air suci di gerejanya.
Menurutnya ini semata untuk mematuhi seruan dari Uskup Agung Semarang, Monsinyur Robertus Rubiyatmoko yang mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan terhadap virus Corona.
4. Tata cara ibadah jemaat gereja berubah. Termasuk tak ada cium salib saat Paskah
Romo Didik menyampaikan dengan adanya virus Corona, gerejanya mengubah tata cara beribadah. Mulai pengosongan air suci, merubah salam komuni dan saat Paskah tidak ada tradisi mencium salib lagi.
"Kita tetap taati imbauan bapak uskup. Surat edarannya kita pasang di tiap pintu biar jemaat paham situasi yang terjadi saat ini. Cuma memang untuk komuni, meski diimbau membungkukkan badan, tapi banyak jemaat yang masih bersalaman. Bagi kami itu gak masalah," terang pria yang juga menjadi Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang (HAK-KAS) tersebut.
Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan